Lectio Divina: Kebijaksanaan Tuhan dalam Pengalaman Hidup
1. Lectio (Membaca Firman Tuhan)
Kitab Kebijaksanaan 10:1-21 menceritakan bagaimana kebijaksanaan Tuhan telah membimbing dan melindungi orang-orang benar sepanjang sejarah. Kebijaksanaan ini:
- Menjaga Adam setelah kejatuhannya.
- Menyelamatkan Nuh dari air bah.
- Membimbing Abraham, Yakub, dan Musa melewati berbagai cobaan.
Firman ini mengajarkan bahwa kebijaksanaan Tuhan bukan sekadar pengetahuan, tetapi kekuatan hidup yang terus bekerja dalam perjalanan iman kita.
2. Meditatio (Merenungkan Firman dalam Pengalaman Pribadi)
Saat membaca ayat ini, saya teringat kembali pengalaman saya 17 tahun yang lalu. Saat itu, saya kehilangan pekerjaan dan gagal dalam berbagai usaha, hingga saya merasa sangat terpuruk. Dalam keputusasaan, saya bahkan berkata kepada istri saya, “Anak kita Rafael yang baru lahir ini tidak membawa hoki.”
Tetapi di saat yang paling tidak terduga, ketika Rafael baru berusia tiga bulan, dia tiba-tiba berbicara dengan jelas, mengucapkan “BANYAKKAN?”.
Saya dan istri terkejut, tidak percaya dengan apa yang kami dengar. Seorang bayi tiga bulan yang seharusnya belum bisa berbicara, tiba-tiba mengucapkan kata yang begitu bermakna. Saat itu, saya tersadar—Tuhan sedang berbicara kepada saya melalui Rafael.
Kata “BANYAKKAN” adalah jawaban atas kegelisahan saya. Tuhan ingin saya melihat bahwa ada banyak peluang, banyak berkat, dan banyak jalan keluar. Saya yang semula merasa buntu, kini disadarkan bahwa kebijaksanaan Tuhan telah bekerja dalam hidup saya sejak awal.
Sama seperti dalam Kitab Kebijaksanaan 10, di mana Tuhan melindungi dan membimbing orang benar, Tuhan juga membimbing saya—bahkan melalui suara bayi saya sendiri.
3. Oratio (Berdoa kepada Tuhan)
"Tuhan, Engkau telah berbicara kepadaku dengan cara yang tidak pernah kusangka. Dalam keputusasaan, aku meragukan berkat-Mu, tetapi Engkau menunjukkan kebijaksanaan-Mu melalui suara anakku sendiri. Ampuni aku yang pernah meragukan kasih-Mu. Ajarkan aku untuk selalu percaya pada kebijaksanaan-Mu, bahkan ketika aku tidak bisa melihat jalan keluar. Terima kasih karena Engkau selalu hadir, membimbing, dan memberkati hidupku. Amin."
4. Contemplatio (Berserah dan Berdiam dalam Hadirat Tuhan)
Saya merenungkan kembali kejadian ini dengan hati yang penuh syukur:
- Jika saat itu Rafael tidak berbicara, mungkin saya masih tenggelam dalam keputusasaan.
- Tuhan tidak pernah meninggalkan saya, bahkan dalam masa sulit.
- Kebijaksanaan-Nya bekerja dengan cara yang ajaib—kadang melalui firman-Nya, kadang melalui pengalaman hidup, bahkan melalui seorang bayi.
5. Actio (Melakukan Firman dalam Kehidupan Sehari-hari)
Sebagai tanggapan atas firman ini, saya ingin:
- Percaya sepenuhnya kepada kebijaksanaan Tuhan dalam setiap keadaan.
- Menyadari bahwa berkat Tuhan selalu ada, hanya terkadang kita yang tidak melihatnya.
- Membagikan pengalaman ini untuk mengingatkan orang lain bahwa Tuhan bekerja dengan cara yang luar biasa, bahkan dalam hal-hal yang kecil dan sederhana.
Sekarang, 17 tahun kemudian, Rafael telah tumbuh menjadi seorang pemuda. Setiap kali saya melihatnya, saya kembali diingatkan: Tuhan telah menuntun saya, dan kebijaksanaan-Nya selalu menyertai hidup saya.
Tuhan selalu punya jalan. Percayalah, harapan itu selalu ada.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar