Tampilkan postingan dengan label Sharing. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Sharing. Tampilkan semua postingan

Jumat, 14 Februari 2025

LD WISDOM 10 and SPEAKING LITTLE BABY!

Lectio Divina on Wisdom 10:1-21 and My Experience with Rafael



1. Lectio (Reading the Word of God)

Wisdom 10:1-21 speaks of how God's wisdom has been present throughout history, guiding and protecting the righteous. It recounts how wisdom:

  • Preserved Adam after his fall.
  • Rescued Noah from the flood.
  • Delivered Israel from slavery in Egypt.
  • Protected the just and led them through trials.

This passage reminds us that wisdom is not just knowledge but an active, living presence of God in our lives, guiding us even when we don’t realize it.

2. Meditatio (Meditation on the Word of God) and My Experience with Rafael

Reading this passage, I am reminded of a powerful moment in my life—17 years ago, when my son Rafael was just about three months old. At that time, I was lost. After losing my job and failing in my attempts to start a business, I felt discouraged and hopeless. I even expressed my frustration, saying to my wife, “Our son Rafael does not bring luck.”

But then, something extraordinary happened—something only God could have orchestrated. At just three months old, Rafael suddenly uttered the word, “Banyakkan?” (which means “There are many”).

A three-month-old baby speaking so clearly was beyond natural explanation. It was as if God Himself was speaking directly to me, reminding me that there were many opportunities, many blessings, and many ways forward—I just needed to trust in Him.

At that moment, I realized my mistake. Just as Wisdom 10 describes how God’s wisdom intervened to save and guide His people, I understood that wisdom was also at work in my life. My despair had blinded me to the reality that God had not abandoned me. Instead, He was guiding me, much like He guided Adam, Noah, and Moses.

I had thought Rafael was a burden because of my struggles, but in truth, he was a sign of God’s abundant blessings.

3. Oratio (Prayer: Speaking to God)

"Lord, You have spoken to me in ways I never expected. When I was lost in my own despair, You used my son—an innocent baby—to remind me of Your wisdom and love. Just as You guided the righteous in the past, You continue to guide me today. Help me always trust in Your wisdom, even when I cannot see the way forward. Teach me to recognize Your voice in the unexpected moments of life. Amen."

4. Contemplatio (Contemplation: Resting in God's Presence)

Now, I sit in silence and reflect:

  • Just as wisdom guided the great figures in the Bible, I see how it has guided me through Rafael’s words.
  • Even when I felt lost, wisdom was there, showing me that there were still many possibilities.
  • Now, 17 years later, Rafael is growing into the person God intended, a living testament to the blessings I once doubted.

5. Actio (Action: Living Out the Word of God)

This passage and my experience with Rafael call me to:

  • Trust in God’s wisdom even in difficult times.
  • Be attentive to how God speaks through unexpected ways—even through a three-month-old baby.
  • Share my story with others to remind them that God’s wisdom is always at work, even when we don’t realize it.

Just as Wisdom 10 tells of God’s faithfulness in history, my own life testifies to the same truth:

God is always guiding, always speaking, always present—even in the voice of a baby.

Bayi Itu Berkata: BANYAKKAN?

Tuhan Mengasihi dan Mempunyai Rancangan yang Sempurna


Hidup terkadang membawa kita ke dalam situasi yang sulit dan membuat kita merasa kehilangan arah. Ada masa-masa ketika kita merasa gagal, kehilangan harapan, dan bingung harus melangkah ke mana. Begitulah yang saya alami ketika berhenti bekerja. Saya merasa down secara mental, tidak ingin mencari pekerjaan lagi, dan berbagai usaha yang saya coba pun belum membuahkan hasil.

Di tengah kebingungan itu, saya sempat berkata kepada istri saya, “Anak kita Rafael yang baru lahir ini tidak bawa hoki.” Itu adalah ungkapan dari hati yang penuh kegelisahan. Rafael saat itu baru berusia sekitar tiga bulan. Namun, di saat yang paling tidak terduga, terjadi sesuatu yang mengejutkan dan mengubah cara pandang saya.

Aneh bin ajaib, kami mendengar bayi Rafael yang saat itu baru berusia sekitar 3 buan berbicara dengan jelas, “Banyakkan?”

Saat itu, saya terdiam. Tuhan seperti sedang berbicara kepada saya melalui lidah anak ini. Saya sadar bahwa ada banyak hal, banyak peluang, dan banyak berkat yang sebenarnya sudah Tuhan sediakan. Saya yang selama ini merasa tidak memiliki jalan, justru diingatkan oleh anak saya sendiri bahwa Tuhan tidak pernah meninggalkan saya.

Hari ini, ketika saya membaca Kitab Kebijaksanaan Bab 10:21, saya kembali teringat kejadian itu. Sudah 17 tahun berlalu sejak peristiwa tersebut. Sekarang, Rafael sudah berusia 17 tahun, tumbuh menjadi anak yang luar biasa. Melihatnya sekarang, saya semakin yakin bahwa Tuhan sungguh mengasihi setiap orang. Dia memiliki rancangan yang sempurna bagi kita, bahkan ketika kita merasa terpuruk dan tidak melihat jalan keluar.

Saya menulis ini bukan hanya untuk mengingatkan diri saya sendiri, tetapi juga untuk keluarga saya dan siapa pun yang sedang berada di titik terendah dalam hidupnya. Jangan pernah meragukan kasih Tuhan. Dia selalu bekerja dengan cara yang ajaib, bahkan melalui hal-hal kecil dan sederhana—seperti suara seorang bayi.

Tuhan selalu punya jalan. Percayalah, harapan itu selalu ada.

Sabtu, 07 Desember 2024

Renungan Singkat Firman Allah hari ini: Belas Kasih Tuhan dan Panggilan untuk Melayani

*Renungan Singkat Firman Allah hari ini: Belas Kasih Tuhan dan Panggilan untuk Melayani*


Bacaan Injil Matius 9:35-10:1,6-8 mengungkapkan hati Yesus yang penuh belas kasih kepada umat-Nya. Ia melihat orang banyak yang lelah dan terlantar, seperti domba tanpa gembala. Belas kasih ini menggerakkan Yesus untuk mengutus murid-murid-Nya, memberi mereka kuasa untuk menyembuhkan, mengusir roh jahat, membangkitkan orang mati, melenyapkan segala kelemahan  dan memberitakan bahwa Kerajaan Allah sudah dekat. Dalam Yesaya 30:19-21.23-26, kita membaca bagaimana Tuhan dengan penuh belas kasih menjawab seruan umat-Nya. Ia memberi mereka pengajaran dan tuntunan, menunjukkan jalan di tengah kesesatan, dan memberkati tanah mereka dengan kelimpahan. Mazmur 147:1-6 pun memuji Tuhan yang menyembuhkan hati yang terluka dan menopang orang yang rendah hati.

*Pesan yang Bisa Kita Renungkan:*

*1. Belas Kasih Tuhan yang Melimpah*
Baik dalam Injil maupun bacaan Yesaya dan Mazmur, kita melihat Allah sebagai pribadi yang penuh belas kasih. Ia tidak hanya mendengarkan seruan umat-Nya, tetapi juga bertindak untuk menyembuhkan, menuntun, dan memberkati. Kita dipanggil untuk memiliki hati seperti Yesus, yang tidak tinggal diam ketika melihat penderitaan orang lain.

*2. Panggilan untuk Menjadi Pekerja di Ladang Tuhan*
Yesus meminta kita tidak hanya berdoa, tetapi juga bertindak menjadi pekerja dalam tuaian. Dengan percaya kepada kuasa Tuhan, kita dipanggil untuk melayani, memberitakan kabar baik, dan membawa kesembuhan, baik secara fisik maupun spiritual.

*3. Tuhan Menunjukkan Jalan*
Dalam Yesaya, Tuhan berjanji untuk menunjukkan jalan yang benar: "Inilah jalan, berjalanlah mengikutinya." Dalam setiap langkah pelayanan, kita tidak berjalan sendiri. Tuhan menuntun kita melalui firman-Nya, doa, dan komunitas.

*4. Puji dan Syukur kepada Tuhan*
Mazmur 147 mengingatkan kita untuk memuji Tuhan yang penuh kasih, yang menyembuhkan hati yang terluka, membangun kembali yang runtuh, dan menopang orang yang lemah. Dalam pelayanan kita, pujian dan syukur harus menjadi dasar yang memperkuat iman kita.

*Aksi Nyata:*
Seperti Yesus, milikilah belas kasih yang aktif. Carilah cara untuk membantu mereka yang terlantar atau terluka, baik secara fisik maupun spiritual.

Mohonlah bimbingan Tuhan melalui doa agar Anda tahu jalan yang benar dalam hidup dan pelayanan.

Jadilah saluran berkat dan penyembuhan, dengan keyakinan bahwa Tuhan yang memberi kuasa akan menyertai setiap langkah Anda.

Penutup:
Tuhan memanggil kita untuk melayani dengan hati yang penuh kasih dan tangan yang siap bekerja. Mari kita tanggapi panggilan itu dengan iman dan sukacita!

*Doa:*
*_Allah yang penuh kasih, Kami bersyukur atas firman-Mu yang menguatkan hati kami. Ajari kami untuk memiliki belas kasih seperti Yesus, melayani sesama dengan setia, dan berjalan di jalan yang Engkau tunjukkan. Tuntunlah kami selalu agar hidup kami menjadi saluran berkat bagi sesama kami. Demi Kristus, Tuhan kami. Amin._*

Tuhan memberkati kita semua 🙏 
Manuntun Sitinjak

Selasa, 26 November 2024

Pesan Injil Hari Ini Renungan dari Lukas 21:5-11 "Tetap Teguh di Tengah Ketidakpastian Dunia"

Pesan Injil Hari Ini (26 Nov 2024)
Renungan dari Lukas 21:5-11
"Tetap Teguh di Tengah Ketidakpastian Dunia"


Saudara-saudari yang terkasih dalam Kristus,
Dalam Injil hari ini, Yesus berbicara tentang kehancuran Bait Allah dan tanda-tanda akhir zaman. Ia mengingatkan para murid untuk tidak terpaku pada kemegahan dunia, karena segala sesuatu yang terlihat megah dan kokoh akan berakhir. Namun, pesan utama Yesus bukanlah tentang ketakutan, melainkan panggilan untuk memiliki iman yang teguh di tengah tantangan.

Ketika Yesus berkata, “Jangan kamu terkejut,” Ia mengingatkan kita bahwa hidup ini penuh dengan perubahan, tantangan, bahkan penderitaan. Gempa bumi, kelaparan, peperangan, dan hal-hal mengerikan lainnya mungkin terjadi, tetapi kita dipanggil untuk tidak gentar. Mengapa? Karena Tuhan yang kita sembah adalah Tuhan yang memegang kendali atas segala sesuatu.

Dalam situasi yang penuh ketidakpastian, kita sering tergoda untuk mengandalkan kekuatan kita sendiri atau mencari rasa aman dari hal-hal duniawi. Tetapi Yesus mengundang kita untuk kembali pada-Nya, sumber pengharapan dan kekuatan sejati.

Renungan hari ini mengajak kita untuk:

*1. Tidak Terpaku pada Dunia:* Segala sesuatu yang ada di dunia ini bersifat sementara. Mari kita fokus membangun harta di surga, yaitu iman, kasih, dan perbuatan baik.

*2. Tetap Tenang di Tengah Kekacauan:* Jangan biarkan ketakutan menguasai hati kita, sebab Tuhan senantiasa menyertai kita.

*3. Berpegang pada Janji Allah:* Apa pun yang terjadi, percaya bahwa Allah setia pada janji-Nya untuk membawa kita pada kehidupan kekal.

Mari kita jadikan pesan ini sebagai pengingat bahwa, meskipun dunia menghadirkan banyak tantangan, kasih Allah tidak pernah berakhir. Tinggallah teguh dalam iman, karena bersama Kristus, kita dapat menghadapi segala sesuatu dengan pengharapan yang pasti.

Tuhan memberkati kita semua.
Amin.

Manuntun Sitinjak

Pesan Injil Hari Ini: Memberi dengan Hati

*Pesan Injil Hari Ini: Memberi dengan Hati* (Senin 25 Nov 2024)
Lukas 21:1-4


Dalam Injil hari ini, Yesus memberikan pelajaran yang sangat mendalam kepada murid-murid-Nya melalui peristiwa seorang janda miskin yang memberikan persembahan di Bait Allah. Ketika banyak orang kaya memberi dari kelimpahan mereka, janda itu memberikan dua keping uang kecil—segala yang ia miliki untuk hidup. Dalam pandangan manusia, pemberiannya tampak tidak berarti, tetapi di mata Tuhan, pemberiannya adalah yang terbesar karena datang dari hati yang tulus dan penuh iman.

Yesus mengajarkan kita bahwa makna sejati dari pemberian bukan terletak pada jumlahnya, tetapi pada sikap hati. Memberi dengan hati yang tulus, apapun keadaan kita, adalah tindakan iman yang menunjukkan kepercayaan penuh kepada penyelenggaraan Tuhan.

*Belajar Memberi dalam Seluruh Aspek Kehidupan*

Yesus tidak hanya mengajarkan kita untuk memberi secara materi, tetapi juga untuk memberi dalam seluruh aspek kehidupan. Sebab, hidup kita sendiri adalah pemberian dari Tuhan, dan karenanya kita pun dipanggil untuk memberikan yang terbaik dari diri kita.

1. Memberi Pelayanan Terbaik
Dalam pekerjaan, keluarga, komunitas, atau gereja, kita dipanggil untuk melayani dengan sepenuh hati, memberikan perhatian, waktu, dan usaha terbaik kita. Pelayanan bukan hanya tindakan lahiriah, tetapi juga ekspresi kasih kepada Tuhan dan sesama.


2. Melakukan yang Terbaik di Setiap Kesempatan
Setiap hari adalah anugerah yang diberikan Tuhan kepada kita untuk menjadi saluran berkat. Baik melalui pekerjaan yang kita lakukan, bantuan kepada orang lain, atau bahkan hal-hal kecil seperti memberikan perhatian kepada orang terdekat, kita dipanggil untuk memberikan yang terbaik.


3. Memberikan Diri Sepenuhnya kepada Tuhan
Selain materi, bentuk pemberian terbesar adalah menyerahkan diri sepenuhnya kepada Tuhan. Memberikan waktu untuk berdoa, membaca firman-Nya, dan melayani dalam kegiatan rohani menunjukkan komitmen kita untuk menempatkan Tuhan sebagai pusat hidup kita.


*Pesan Yesus: Memberi dengan Iman dan Kasih*

Peristiwa janda miskin ini mengajarkan kita untuk memberi dengan iman. Ia memberikan segala yang dimilikinya, percaya bahwa Tuhan akan mencukupi kebutuhannya. Dalam kehidupan sehari-hari, kita mungkin sering merasa takut kehilangan atau tidak cukup, tetapi Yesus mengingatkan kita bahwa Tuhan selalu memelihara umat-Nya.

Memberi dengan hati juga berarti melibatkan kasih, keikhlasan, dan kerelaan. Saat memberi, jangan fokus pada apa yang kita lepaskan, tetapi lihatlah kepada siapa kita memberi. Saat kita memberi kepada Tuhan dan sesama, kita sedang mempersembahkan hidup kita sebagai ungkapan syukur atas kasih dan berkat-Nya yang melimpah.

*Memberi Bukan Hanya Materi*
Yesus juga mengingatkan bahwa pemberian tidak terbatas pada materi. Kita bisa memberi dalam bentuk waktu, perhatian, doa, nasihat, atau tindakan kasih kepada orang-orang di sekitar kita. Pemberian semacam ini tidak kalah berharganya di mata Tuhan karena menunjukkan cinta kita kepada sesama.

Ketika kita memberi yang terbaik, baik dalam pelayanan maupun pekerjaan, kita sedang mempersembahkan hidup kita sebagai tanda kesetiaan kepada Tuhan. Melalui setiap tindakan, kita dipanggil untuk menjadi saluran berkat, yang menunjukkan bahwa kasih Tuhan nyata dalam hidup kita.

*Renungan*
Hari ini, mari kita bertanya kepada diri sendiri:

Apakah saya sudah memberi dengan hati yang tulus dan penuh iman?

Apakah saya sudah melayani dan melakukan yang terbaik dalam setiap kesempatan?

Apakah saya percaya bahwa pemberian, sekecil apa pun, bisa membawa sukacita bagi orang lain dan memuliakan Tuhan?

Yesus mengingatkan bahwa pemberian yang kecil tetapi tulus memiliki nilai besar di mata Tuhan. Mari kita belajar dari janda miskin untuk memberi dengan hati yang tulus, apapun keadaan kita, sebagai tanda iman dan kasih kita kepada Tuhan dan sesama. Karena hidup adalah pemberian, maka kita pun wajib memberi, menjadi terang dan saluran berkat di mana pun Tuhan menempatkan kita.  

Tuhan memberkati kita semua, Amin 🙏

Manuntun Sitinjak

Rabu, 23 Oktober 2024

Mengalami Kehadiran Tuhan dalam Misa Kudus di Katedral Palembang



*Kesan Mengalami Kehadiran Tuhan dalam Misa Kudus di Katedral Palembang*

Pada Minggu, 12 Oktober, saya mengikuti Misa di Gereja Katedral St. Maria, Palembang. Misa dimulai pukul 07.00 pagi, namun saya tiba lebih awal untuk mengikuti doa Rosario bersama umat lainnya. Suasana begitu khidmat, membuat hati saya tenang dan siap menyambut kehadiran Tuhan.

Selama Misa, saya mengikuti dengan penuh kekhusyukan. Di setiap doa dan nyanyian, saya merasakan cinta Tuhan yang begitu mendalam. Pada saat kami mendaraskan doa Bapa Kami, tanpa disadari air mata saya jatuh. Ada perasaan haru yang menyelimuti, seolah Tuhan sendiri hadir dan melingkupi saya dengan kasih-Nya yang tak terhingga.

Dalam khotbahnya, Frater bercerita tentang seorang pemuda yang bertanya kepada Yesus, “Apa yang harus saya lakukan untuk mengikuti Engkau?” Yesus menjawab, “Juallah hartamu, berikan kepada orang miskin, dan ikutilah Aku.” Mendengar itu, pemuda tersebut pergi dengan wajah sedih karena dia memiliki banyak harta.

Kisah ini membuat saya merenung dalam-dalam. Sering kali saya merasa belum sepenuhnya layak mengikuti Tuhan, masih terikat dengan hal-hal duniawi. Namun, di tengah keterbatasan dan kelemahan saya, cinta Tuhan tetap begitu besar. Ia tidak menuntut kesempurnaan dari kita, melainkan kerendahan hati dan kesediaan untuk berserah kepada-Nya. Apa yang tampak mustahil bagi manusia, sesungguhnya mungkin bagi Tuhan.

Pengalaman ini memperbarui iman saya, mengingatkan saya bahwa di dalam Tuhan, selalu ada kekuatan dan harapan. Tuhan memanggil kita bukan karena kita sempurna, tapi karena kasih-Nya yang selalu mendahului segala kekurangan kita. Sebesar apapun tantangan hidup, percayalah, di dalam Tuhan segala sesuatu menjadi mungkin.

Semoga pengalaman ini dapat menjadi inspirasi bagi kita semua untuk selalu mendekatkan diri kepada Tuhan, dengan iman yang tulus dan hati yang siap untuk mengikuti-Nya. Amin

Senin, 03 Agustus 2020

KEPEDULIAN YESUS YANG BERKUASA MENARIK BEGITU BANYAK ORANG (Mat 14: 22-36)

Yesus menarik begitu banyak orang karena kepeduliannya. Walau Dia sangat berkuasa tapi dia berkata "Aku datang untuk melayani, tetapi untuk melayani". 

Setelah memberi makasan ribuan orang di tepian danau Galilea, dan kami sudah pernah ke tempat itu dimana ada satu gereja yang diberi nama Gereja Pelipatgandaan, Yesus menyuruh orang pulang karena sudah malam. Lalu diapun menyuruh muridnya untuk naik perahu terlebih dahulu, dan Ia sendiri naik ke bukit untuk berdoa. Dia selalu menjalin hubungan yang sangat mesra dengan Bapa.

Lewat tengah malam bahkan menjelang subuh saat para murid masih di perahu berjuang untuk melawan angin yang bertiup kencang, Yesuspun menolong mereka dan berjalan di atas air, meredakan angin dan mereka bisa berlayar dengan nyaman.

Setelah sampai di seberang, di Genesaret, mungkin Yesus dan para murid belum sempat istirahat, mereka sudah ditunggu banyak orang dan menyembuhkan bayak orang sakit. Bahkan dengan memegang jumbai jubahnyapun orang sembuh.

Yesus sangat iba dengan segala permasalahan dan kelemahan kita, dia sangat peduli dan memberikan pertolongan, Itulah yang menarik begitu banyak orang untuk datang kepadanya. Yesus yang sangat berkuasa, sangat perkasa, namun Dia penuh kasih dan peduli.

1. Memberi makan lima ribu orang laki-laki belum terhitung perempuan dan anak-anak. Saya perkirakan lebih dari 10 ribu orang. Dia tau bahwa orang-orang itu kelaparan dan tidak mau membiarkan mereka, pulang dengan lapar, karena telah mengikut Yesus seharian.

2. Menolong murid-muridnya yang sedang menyebrang dan kesulitan menghadapi angin sakal yang membuat perahu mereka tidak maju-maju.

3. Membiarkan orang-orang menjamah jubahnya, untuk memperoleh kekuatan dan kesembuhan. Dia biarkan orang dekat dengan dia.

Dan sesungguhnya Dialah gembala yang baik, yang mengenali setiap orang menurut namanya, dan bahkan karakter dan kebuuhannya. 

MAHA KUASA NAMUM PEDULI DAN PENUH KASIH.

He is a Wonderful Counselor, Mighty God, Evelasting Father and Prince of Piece. Praise the Lord. Amen

Selasa, 01 Desember 2015

KISAH AKHIR HIDUP PARA RASUL

1. Matius meninggal dunia, karena disiksa dan dibunuh dengan pedang di Ethiopia.
2. Markus meninggal dunia di Alexandria (Mesir), setelah badannya di seret hidup-hidup dengan kuda melalui jalan-jalan yang penuh batu sampai ia menemukan ajalnya.
3. Lukas meninggal dunia di gantung di Yunani, setelah ia berkhotbah di sana kepada orang-orang yg belum mengenal Tuhan.
4. Yohanes di goreng dalam bak minyak mendidih di Roma, tetapi karena Tuhan masih ingin memakai Yohanes lebih lanjut, maka keajaiban terjadi sehingga walaupun ia telah di goreng hidup-hidup, ia bisa hidup terus. Tetapi akhirnya ia dibuang dah diasingkan ke pulau Patmos untuk kerja paksa di tambang batubara. Pada saat ia berada di sana, ia mendapatkan wahyu sehingga ia bisa menulis kitab WAHYU. Kemudian ia dibebaskan dan akhirnya kembali menjadi uskup di Edessa (Turki). Ia adalah satu-satunya Rasul yg bisa mencapai lanjut usia dan meninggal dengan tenang.
5. Petrus telah di salib dengan kepala di bawah. Kayu salib untuk Petrus dipasang berbeda, ialah seperti huruf X. Ia merasa tidak layak untuk mati dan disalib seperti Tuhan Yesus.
6. Yakobus saudara tiri dari Tuhan Yesus dan pemimpin gereja di Yerusalem, dilempar kebawah dari puncak bubungan Bait Allah, di tempat yg sama di mana setan membawa Yesus untuk digoda. Ia meninggal dunia setelah dilempar dari tempat tersebut.
7. Yakobus anak Zebedeus adalah nelayan dan murid pertama Yesus yg dipanggil, ia dipenggal kepalanya di Yerussalem. Pada saat-saat disiksapun, ia tidak pernah menyangkal TuhanYesus, bahkan ia berusaha berkhotbah trus, bukan hanya kepada tawanan lainnya saja, bahkan kepada orang yg menghukum dan meyiksa dia dengan kejamnya. Sehingga akhirnya orang Romawi itu mendampingi Yakobus pada saat ia di hukum penggal, bukan sekedar hanya untuk menyaksikan, melainkan juga untuk turut dihukum dan dipenggal bersama dengan Yakobus. Pada saat ia mau menjalani hukuman mati, ia berlutut bersama di samping Yakobus, sambil berdoa, itu adalah doa nya yg terakhir, sebelum ia mati dipenggal bersama Yakobus sebagai orang Kristen.

8. Bartolomeus yang lebih di kenal sebagai Natanael ia menjadi misionaris di Asia, antara lain ia memberikan kesaksian di Turki. Ia meninggal dunia di Armenia setelah ia mendapat hukuman cambuk sehingga semua kulitnya menjadi hancur dan terlepas.
9. Andreas juga di salib seperti Petrus dengan cara X di Yunani. Sebelum meninggal, ia di siksa dengan hukum cambuk oleh tujuh tentara dan diikat di salib. Dengan cara demikian mereka bisa memperpanjang masa sakit dan masa siksaannya. Seorang pengikut Andreas yg turut menyaksikan hukuman Andreas menceritakan perkataan yg telah di ucapkan oleh Andreas sebelum meninggal dunia : “Ternyata keinginan dan cita-cita saya bisa terkabul, dimana saya bisa turut merasakan saat-saat disiksa dan disalib seperti Yesus”. Pada saat dicambuk ia tiada henti-hentinya ia berkhotbah terus hingga ajal.
10. Thomas dilempar ke dalam perapian, tetapi karena masih tetap hidup, ia dihujani dengan tombak hingga mati. Dia mati di India.
11. Yudas saudaranya dari Tuhan Yesus dihukum mati dengan panah, karena ia tidak bersedia untuk mengingkari Yesus.
12. Matias, Rasul pengganti Yudas Iskariot mati dihukum rajam dan akhirnya dipenggal kepalanya.
13. Paulus disiksa degan sangat kejam dan akhirnya dipenggal kepalanya oleh Kaisar Nero di Roma pada tahun 67. Rasul Paulus adalah yg paling lama mengalami masa siksaaan di penjara. Kebanyakan suratnya dibuat dan dikirim dari penjara...Tuhan memberkati!

Minggu, 27 September 2015

MISA DI GERAJA SANTA MARIA GUNUNGSITOLI NIAS - sebuah kesan

Pagi ini,  Minggu 27 September, saya mengikuti misa pertama pukul 07.00 tepat waktu setempat.
Saya sudah bersiap dari pukul 5 pagi karena kemarin di hotel Nasional, Pak Paulus Halawa memberi tahu kalau misa hari Minggu jam 7 dan jam 9. Dan menurut beliau misa pkl 07.00 dalam bahasa Nias.
Limabelas menit sebelum pkl 07.00 saya sudah sampai di gereja dan siap-siap untuk mengikuti misa dalam bahasa Nias, walau saya tidak mengeerti bahasa Nias kecuali "Yahowu" :). Setelah memilih bangku untuk duduk saya langsung berlutut dan berdoa.
Ternyata memasuki lagu pembukaan, ternyata lagunya Bahasa Indonesia dari Madah Bakti, lalu kemudian dilanjutkan dengan Pembukaan dalam tanda Salib. Dan betul, misa berlangsung dengan Bahasa Indonesia, sehingga saya bisa lebih menyimak pesan-pesan liturgi termasuk khotbah yang disampaikan oleh seorang Romo kapusin asal Nias (kalau tidak salah marga Halawa).
Begitu menyayikan lagu pembukaan, saya sungguh merasakan kehadiran dan rangkulan Tuhan Yesus, sehingga air mata saya seolah akan tumpah. Dan memasuki liturgi tobat, tanpa saya sadari, airmata sudah membasahi pipi saya. Aku percaya Bunda Maria tersenyum dan merangkul saya selama misa :).  Terima kasih Bunda Maria.
Misa berlangsung sangat hikmat dan para petugas yang kebanyakan anak-anak muda, sangat bersemangat dan terlihat sangat berpengalaman dan rapih.
Pastor menyampaikan khotbah dengan sangat jelas dan menyentuh. Bacaan Kitab Suci dari Bil. 11:25-29; Yak. 5:1-6; Mrk. 9:38-43,45,47-48  .
Mazmur dari Mzm. 19:8,10,12-13,14; dengan referen "SabdaMu ya Tuhan adalah Roh dan Kehidupan". Sungguh semuanya terasa benar-benar menyentuh dan hidup.
Intisari dari khotbah yang disampaikan oleh Pastor adalah:
  1.  Bahwa Seluruh tubuh, jiwa, roh dah kehidupan seorang manusia haruslah seutuhnya menjadi saluran berkat bagi sesama
  2. Sebagai murid Kristus, orang Katolik harus mencintai Yesus dengan menuruti perintahNya, yaitu: "Mencintai Tuhan dengan segenap hati, segenap pikiran dan segenap kekuatan, dan mencintai sesama seperti diri sendiri".
  3. Selayaknyalah kita menghargai orang lain dan kelompok lain, dan tidak menganggap diri lebih dari orang lain, atau kelompok sendiri melebihi kelompok lain.
Dalam doa umat, Pastor menyampaikan suatu doa permohonan yang sangat indah yaitu berdoa untuk saudara-saudara yang menjadi korban atas insiden di Mina (aksi saling dorong jamaah haji saat lempar jumroh dalam ibadah haji di Mina).

Saya sangat bersyukur dapat mengikuti misa dan menyambut hosti dalam komuni kudus hari ini dan senang sekali saya dapat menyambutnya bersama saudara-dan saudari di Gunungsitoli Nias ini. Semoga suatu saat saya dapat melakukan sesuatu yang berharga untuk melayani saudara-dan saudari yang ada di sini.

Setelah misa selesai saya keluar gereja dan sejenak memandang 3 lonceng besar yang sedang bergoyang dan mengeluarkan bunyi yang sangat nyaring, seolah suara para malaikat yang mengagungkan nama Tuhan, atas karya keselamatan yang boleh berlangsung dan berkembang di Pulau Nias.

Sekian dulu sharing saya saudaraku, Tuhan Yesus memberkati anda semua.
Bunda Maria yang baik hati, mohonkanlah berkat dari  Yesus Kristus puteramu untuk diberikan berlimpah-limpah untuk kemajuan, kesejahteraan dan kedamaian di Nias, Indonesa dan seluruh dunia. Amin

Stefanus Manuntun Sitinjak
dari Hotel Nasional Gunungsitoli Nias :)

Sabtu, 04 Juli 2015

SELALU BERSYUKUR DAN BANGGA MENJADI SEORANG KATOLIK

Pengantar
Artikel dengan judul aslinya; "LOVE BEING CATHOLIC" menarik perhatianku pagi ini ketika membuka facebook. Artikel yang isinya tegas dan keras terhadap KEBENARAN GEREJA KATOLIK selalu menjadi prioritas bahan bacaanku terutama ketika ditulis dalam bahasa Ingris. Karena itu, kusempatkan diri untuk menterjemahkanya secara bebas untuk para sahabat.

Apa masalahnya jika engkau meninggalkan Gereja Katolik?
Seharusnya meninggalkan Gereja Katolik adalah sebuah masalah besar dan berat bagimu ketika engkau meninggalkan Gereja Katolik karena engkau sebenarnya meninggalkan Gereja yang didirikan oleh Yesus sendiri 2000 tahun yang lalu. Itu menjadi masalah besar karena ketika engkau meninggalkan Gereja Katolik, engkau meninggalkan Ekaristi Kudus, Perjamuan Tubuh dan Darah Kristus, Sang Pendiri Gereja - dan meninggalkan semua sakramen yang Kristus adakan di dalam Gereja-Nya. Itu juga menjadi menjadi masalah karena sebagai orang Katolik kita percaya bahwa kebenaran secara penuh hanya ada di dalam Gereja Katolik, karena didirikan oleh Kristus sendiri.

Apa yang menjadi "PILLAR" dan dasar kebenaran? Menurut Kitab Suci, pilar itu adalah Gereja sepert tertulis dalam 1 Tim 3:14-15; "Semuanya itu kutuliskan kepadamu, walaupun kuharap segera dapat mengunjungi engkau. Jadi jika aku terlambat, sudahlah engkau tahu bagaimana orang harus hidup sebagai keluarga Allah, yakni jemaat dari Allah yang hidup, tiang penopang dan dasar kebenaran.
Yesus meninggalkan kita Sebuah GEREJA yang akan menuntun kita dalam kebenaran. Ia memilih Petrus dari antara para Rasul sebagai Paus Pertama ketika Ia berkata; "Engkau adalah Petrus, dan di atas batu karang ini Aku akan mendirikan Gereja-Ku, dan alam maut tidak akan menguasainya."(Mat.16:18). Dan, kemudian, Gereja ini - Gereja Katolik memilih dan menyeleksi (mengkanonkan) tulisan-tulisan yang kita sebut sebagai KITAB SUCI pada abad ke-4. Maka, benarlah bahwa Kitab Suci adalah produk Gereja Katolik. Kitab Suci adalah Kitabnya Gereja Katolik. Lebih lagi, Gereja Katolik ada lebih duluan daripada Kitab Suci itu sendiri.
Ini bukan berarti bahwa kita berpikir agama-agama lain dan denominasi Kristen lainnya tidak mengandung kebenaran, karena mereka memilikinya. Akan tetapi hanya di dalam Gereja Katoliklah, sejak didirikan oleh Yesus, mengandung KEPENUHAN KEBENARAN, karena itu kita harus serius berpikir bahwa adalah penting menjadi anggota Gereja Katolik dan membagi iman kekatolikan kepada orang lain.
Di sana ada banyak, di mana orang Kristen lain mempunyai secara umum yang harus kita rayakan - terutama iman kepada Yesus Kristus. Banyak yang berkata sejauh kita setuju pada hal essensial dalam iman akan Kristus, itu sudah bagus dan baik. Tetapi pertanyaan untuk direnungkan yakni; "SIAPA YANG BERHAK MENENTUKAN SESUATU YANG ESENSIAL ITU?"
Untuk seorang Katolik, EKARISTI ITU ADALAH ESENSIAL, tapi bagi NON- KATOLIK itu hanyalah SEBUAH SIMBOL. Bagi seorang Katolik, PEMBAPTISAN ANAK DAN MEREKA YANG KITA CINTAI SERTA DEVOSI KEPADA SANTA PERAWAN MARIA adalah ESENSIAL, tetapi bagi NON-KATOLIK itu semua BUKAN ESENSIAL. Bagi seorang Katolik, PERKAWINNAN ADALAH PERJANJIAN ANTARA SEORANG PRIA DAN WANITA, tapi bagi yang lain BUKAN (Mengakui perkawinan sejenis). Bagi seorang Katolik, ABORSI TIDAK DITERIMA ATAS ALASAN APA PUN KARENA ITU ADALAH PEMBUNUHAN, tapi bagi kebanyakan yang lain ABORSI dapat diterima.
Apakah ini berarti bahwa Katolik lebih suci dari Non-Katolik? Pasti tidak. Beberapa orang lebih suci dari orang Katolik, dan beberapa lain bahkan lebih tidak suci dan mereka adalah orang-orang Katolik. Namun, renungkanlah bahwa kita orang Katolik telah diberikan pemberian yang terindah sejak menjadi Katolik yakni iman yang menjadi harta surgawi yang takan binasa.
Gereja Katolik terbentuk dari dua unsur penting yakni insani dan ilahi. Karena Gereja bersifat ilahi maka dia akan tetap ada sampai selamanya. Demikian pun karena Gereja bersifat insani mak tetap memilik skandal, dan terdiri dari para pendosa yang hidup di dalamnya, sama seperti apa yang juga kita temukan dalam agama dan denominasi lainnya.
Meskipun mengandung banyak kelemahan seperti disebutkan di atas, namun Gereja Katolik telah didirikan oleh Kristus, dan akan selalu dan selamanya dituntun oleh ROH KUDUS sampai akhir zaman seperti yang tertulis di dlaam Kitab Suci:
"Masih banyak hal yang harus Kukatakan kepadamu, tetapi sekarang kamu belum dapat menanggungnya. c 16:13 Tetapi apabila Ia datang, yaitu Roh Kebenaran, d Ia akan memimpin kamu ke dalam seluruh kebenaran 1 ; e sebab Ia tidak akan berkata-kata dari diri-Nya sendiri, tetapi segala sesuatu yang didengar-Nya itulah yang akan dikatakan-Nya dan Ia akan memberitakan kepadamu hal-hal yang akan datang." (Yoh.16:12-13)
Dan, Yesus sendiri bersabda: "Aku akan menyertaimu selalu sampai akhir zaman“ (Mat. 28: 19-20)
Di antara semua gereja Kristen, HANYA GEREJA KATOLIKlah yang berdiri kokoh dengan ajarannya sejak zaman dulu, sejak didirikan oleh Yesus, dan semua gereja dan denominasi kristen berasal darinya. Gereja Ortodox keluar dari Gereja Induk Gereja Katolik sejak tahun 1054. Protestan didirikan dalam masa Reformasi tahun 1517. Dan, banyak aliran Protestan yang sudah berkisar pada 40,000 denominasi sampai saat ini adalah pecahan dari Protestan yang mengklaim dirinya sebagai gereja yang benar, walaupun dasarnya tidak kuat.
HANYA GEREJA KATOLIK, yang bertahan dalam perjalan zaman dan waktu, yang tetap teguh memegang dan memelihara ajaran Yesus yang diteruskan oleh Para Rasul. Garis lurus dari Paus pertama Petrus sampai Paus Fransiskus saat ini adalah bukti betapa Gereja dilindungi dan selalu diberi gembal oleh Kristus Sang Pendiri Gereja-Nya.
Karena itu, fakta sejarah membuktikan bahwa banyak denominasi baru lahir di abad 19 dan 20. Dan SEHARUSNYA TIDAK ADA SATU PUN DARI MEREKA YANG BERANI MENGKLAIM DIRINYA SEBAGAI GEREJA YANG DIDIRIKAN OLEH YESUS, karena HANYA ADA SATU GEREJA YANG DIRIKAN OLEH YESUS YAKNI GEREJA KATOLIK.
Gereja Katolik sudah bertahan sejak awal sampai 2000 tahun kemudian walaupun dalam perjalanannya selalu ditantang dan dirongrong oleh dunia. Ini adalah bukti jelas bahwa Gereja memiliki UNSUR ILAHI yang tak dapat dipunahkan oleh kuasa mana pun. Gereja lebih dari sebuah organisasi manusiawi - meskipu beranggotan manusia biasa - bahkan beberapa pemimpin (PAUS) tidak bijaksana, korupsi bahkan sampai dicap sebagai heretik. Kalau kita jujur menilai bahwa jika Gereja hanyalah sebuah organisasi manusiawi maka pasti sudah hancur seperti kerajaan-kerajaan di dunia. Namun, fakta sekarang membuktikan terbalik bahwa dibalik kritikan dan rongrongan zaman, Gereja Katolik tetap berdiri kokoh sebagai institusi yang menyuarakan kebenaran, keadilan dan kemanusiaan yang tak tergoncangkan. Ini juga adalah bukti bahwa ROH KUDUS tetap menyertai Gereja Kristus ini sampai akhir zaman.
Jika engkau pernah mempelajari tentang sejarah Gereja, engkau akan menemukan apa yang Gereja Perdana sungguh-sungguh suka dan cintai, adalah apa yang dipercayai dan dipraktekan oleh Gereja Katolik sampai saat ini. JIKA ENGKAU MEMPELAJARI SEJARAH GEREJA MAKA ENGKAU AKAN TAHU BAHWA GEREJA PERDANA ITU NAMPAK SECARA NYATA DALAM DIRI GEREJA KATOLIK. Gereja Perdana percaya akan KEHADIRAN NYATA YESUS DALAM EKARISTI; GEREJA PERDANA BERDOA UNTUK ORANG MATI; Kristus telah memberi para Rasul kuasa untuk mengampuni dosa. Petrus dipilih oleh Yesus untuk menjadi pemimpin untuk Gereja-Nya. BUNDA MARIA DIHORMATI DAN DIPUJI OLEH ORANG-ORANG KRISTEN PERDANA; DI SANA JUGA ADA BAPTISAN BAYI (Seluruh anggota rumah - Kisah Kornelius). PIKIRKAN DAN RENUNGKANLAH TENTANG SEMUANYA ITU. JIKA ENGKAU INGIN MENDAPATKAN RELASI YANG LEBIH AKRAB DENGAN YESUS, MAKA ENGKAU TIDAK MENDAPATKANNYA DI LUAR SANA ATAU LEWAT CARA LAIN SELAIN KETIKA MENERIMA TUBUH DAN DARAH-NYA, itulah EKARISTI KUDUS, di saat itulah ENGKAU MENJADI BAGIAN YANG TAK TERPISAHKAN DARI GEREJA YANG DIDIRIKAN OLEH KRISTUS.
Maka menjadi SANGAT PENTING BILA ANDA MENGETAHUI SEJARAH GEREJA, mengetahui mengapa KITA DISEBUT KATOLIK, yang memiliki dan kebenaran iman. Banyak orang, termasuk PENDETA PROTESTAN, BERPINDAH KE GEREJA KATOLIK, seperti SCOTT HAHN dan teman-temannya setelah mempelajari sejarah Gereja, khususnya tentang KUASA EKSLUSIF DARI PARA PAUS. Tulisan Scott Hahn, "ROME SWEET HOME" adalah buku yang indah yang harus dibaca oleh setiap orang Kristen
Gereja Katolik, didirikan oleh Kristus, yang mengandung KEPENUHAN KEBENARAN. Berterima kasihlah kepada Allah untuk pemberian yang terindah dari iman kekatolikan kita, hidupilah imanmu dengan penuh suka cita, dan kemudian wariskanlah keindahan ajaran iman dan tradisi ini kepada anak cucumu. TUNJUKKANLAH KEPADA DUNIA BETAPA BESAR DAN BANGGANNYA ANDA MENJADI SEORANG KATOLIK. JIKA BUKAN ENGKAU, SIAPA LAGI!"
Salam dan doa dari seorang sahabat untuk para sahabatnya,

(dikutip dari Fans Iman Katolik-fb)

Selasa, 14 Oktober 2014

SEBAB HIDUP ITU LEBIH PENTING DARI PADA MAKANAN

Sebab hidup itu lebih penting dari pada makanan dan tubuh itu lebih penting dari pada pakaian (Luk 12:23)

Sering kali dalam hidup kita dipenuhi oleh kekuatiran atau kegalauan, istilah anak muda saat ini...hehe...
Hati kita dipenuhi oleh ketakutan, dengan berbagai pertanyaan dan keraguan muncul di benak kita:

  • Apa yang harus aku makan besok?
  • Apakah uangku cukup untuk membiayai anakku sekolah?
  • Apakah bisnisku ini akan berhasil?
  • Apakah karirku akan membaik atau malah sebaliknya?
  • Apakah cicilanku bulah depan bisa kebayar?
  • .......dan masih banyak pertanyaan lagi.......
  •  
Kita  lupa mensyukuri bahwa hari ini kita masih hidup. Seandainya hari ini kita sudah tidak hidup lagi, maka pertanyaan di atas tentulah tidak muncul.

Kita sering lupa, bahwa HIDUP yang begitu berharga dan ajaib saja diberikan Tuhan kepada kita hari ini, apalagi makanan, pakaian, rumah dan segala keperluan kita sudah pasti diberikannya. Tugas kita adalah MEMINTA, PERCAYA dan BERSYUKUR. Kita lakukan apa yang bisa kita lakukan, dan biarlah Tuhan melakukan apa yang tidak bisa kita lakukan.

Tugas kita adalah bekerja dan berusaha, dan Tuhan pasti melakukan tugasNya untuk memberkati apa yang kita lakukan sehingga memberikan hasil yang limpah.

Jika kita kuatir, berarti kita kurang percaya akan rencana Tuhan dalam hidup kita. Bahkan kita kurang percaya atas hadirnya Tuhan setiap saat dalam hidup kita. Tuhan ada di dalam setiap tarikan nafas kita dalam arti yang sebenarnya.

Saudaraku semua dalam Kristus, marilah mulai hari ini kita lebih banya bersyukur dari pada kuatir dan takut. Sebab Tuhan selalu berkata kepada kita, Percayalah, Jangan takut. Aku menyertaimu sampai akhir jaman. Amen

Sabtu, 26 Oktober 2013

Pengenalan akan Roh Kudus



“Aku akan minta kepada Bapa, dan Ia akan memberikan kepadamu seorang Penolong yang lain, supaya Ia menyertai kamu selama-lamanya, yaitu Roh Kebenaran. Dunia tidak dapat menerima Dia, sebab dunia tidak melihat Dia dan tidak mengenal Dia. Tetapi kamu mengenal Dia, sebab dia menyertai kamu dan akan diam di dalam kamu” (Yoh 14: 16-17).

Roh Kudus adalah karunia terbesar yang diberikan Tuhan kepada setiap orang. Roh Kudus ini kita terima pada saat pembabtisan. Roh Kudus adalah perwujudan cinta Bapa dan Putera yang dicurahkan kepada setiap orang. Pertanyaannya adalah, ‘apakah kita sungguh menyadari bahwa Roh Kudus yang sungguh-sungguh Allah benar-benar tinggal di dalam diri kita?’ Sama seperti Yesus yang tinggal di dalam tabernakel di seluruh dunia, demikianlah Roh Kudus tinggal di dalam diri setiap orang. Dan Roh Kudus itu akan tinggal di dalam diri kita selama-lamanya. “Tubuhmu adalah bait Roh Kudus yang diam di dalam kamu. Roh kudus yang kamu peroleh dari Allah.” (1 Kor 6:19)

Para Orang Kudus
Semua orang kudus dipenuhi oleh Roh Kudus. Jiwa mereka dilimpahi dengan kegembiraan dan penghiburan. Mereka berbuat semua mukzizat degna kuasa roh kudus. Santo Petrus membangkitkan orang mati dengan kuasa Roh Kudus, bahkan dengan kena bayanganya saja orang dapat disembuhkan. Santo Antonius dari Padua, 1200 tahun kemudian melakukan begitu banyak mukzizat, dia berkhotbah bagaikan seorang malaikat, dan ikan-ikanpun mendengarkan. Santo Padre Pio 2000 tahun kemudian memiliki stigmata selama 50 tahun, dan apapun yang didoakannya dikabulkan Tuhan, termasuk kesembuhan begitu banyak orang sakit yang sudah tidak punya harapan.

Dia Tetap Sama
Roh Kudus yang diterima para rasul 2000 tahun lalu, adalah Roh Kudus yang sama hingga hari ini. Roh Kudus adalah jaminan bahwa Yesus tak pernah berubah, dulu sekarang dan selama-salamnya. “Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman” (Mat 28:20).  Maka tak boleh ada keraguan bahwa Tuhan sungguh tinggal dalam diri kita dalam bentuk pribadiNya yang ketiga yaki Roh Kudus. Alangkah bahagianya kita jika kita sungguh menyadari bahwa Allah sunguh-sungguh diam dan berkarya di dalam hati kita.

Apa Yang Harus Kita Lakukan
Sama seperti kita menaruh hormat depada seseorang pertama-tama adalah dengan menyadari kehadirannya, lalu menghargai dan menghormatinya dengan penuh cinta. Cinta Roh Kudus yang selalu menyala di dalam hati kita wajib lebih kita sambut lagi dengan penghormatan penuh cinta melalui doa, perbuatan baik dan penerimaan sakramen. Sikap kita kepada sesama haruslah penuh hormat dan rasa cinta, karena di dalam diri sesama kita, Roh yang sama juga tinggal dan berkarya.
Dengan meminta petunjuk dan terang Roh Kudus, maka niscaya hidup kita akan merupakan suatu sumber rahmat dan kegembiraan bagi diri kita dan bagi lingkungan kita. Berdoalah sesering mungkin kepada Roh Kudus, berikan penghormatan dan sikap penyerahan, maka apa yang tidak pernah terpikirkan, apa yang tidak pernah dilihat oleh mata, akan disediakan-Nya bagi kita.

Roh Kudus, berikanlah aku karunia Pengenalan agar aku dapat mengenalmu dengan cara yang Engkau inginkan. Amin

Minggu, 13 Oktober 2013

Mengucap Syukur adalah Pengganda yang Dahsyat

Saudaraku umat Katolik di seluruh dunia, selamat hari Minggu, Damai Sejahtera dari Tuhan kita Yesus Kristus senantiasa menyertaimu.

Kembali hari ini kita diingatkan untuk mengucap syukur dalam segala hal yang kita alami. Sebab sesungguhnya itulah yang dikehendaki Tuhan dan yang akan menjadi jaminan bahwa berkat yang kita terima tetap mengalir seperti sungai yang tidak pernah kering. Bersyukurlah atas segala kebaikan Tuhan yang telah kita alami di masal lalu, yang kita terima saat ini dan yang masih akan kita terima di waktu yang akan datang.
Santo Paulus mengingatkan kita agar senantiasa mengucap syukur. “Mengucap syukurlah dalam segala hal, m  sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu” (1 Tes 5 :18). Dalam bacaan injil hari ini (Luk 17:11-19), Tuhan Yesus menyembuhkan 10 orang kusta dengan kuasanya, dan hanya satu orang yang kembali untuk berterima kasih, mengucap syukur dan memuliakan Allah. Tuhan Yesus mempertanyakan kemana yang Sembilan orang lagi?
Kitapun seringkali seperti Sembilan orang yang telah disembuhlan itu. Di saat kita mengalami kesulitan dan kesusahan kita begitu bersungguh-sungguh memohon pertolongan dari Tuhan. Tetapi setelah pertolongan kita terima, dan kita berada dalam keadaan tidak kurang sesuatu apapun, kita lupa berdoa dan mengucap syukur kepada Tuhan.
Romo Yatno dalam khotbahnya di gereja Stasi St Vincentius hari ini mengajak umat untuk senantiasa bersyukur melalui tiga hal yakni : 1 dengan mengucapkan terima kasih dengan kata-kata yang penuh kasih dan rasa syukur 2 dengan merenungkan berkat itu dalam hati dan berdoa dengan penuh sikap hati yang bersyukur dan 3 dengan melakukan perbuatan untuk mengimplementasikan rasa syukur kita melalui karya nyata.
Marilah kita menumbuhkan dan mengembangkan aliran berkat Tuhan dalam kehidupan kita dengan senantiasa memelihara sikap syukur melalui ucapan, doa dan karya nyata. Amin.

Kutipan Alkitab:
·         Mengucap syukurlah dalam segala hal, m  sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu (1 Tes 5 :18)
·         Berdirilah dan pergilah, imanmu telah menyelamatkan engkau (Luk 17:19)
·         Kiranya TUHAN memberi pertambahan d  kepada kamu, kepada kamu dan kepada anak-anakmu (Mzm 115:14) Diberkatilah kamu oleh TUHAN, yang menjadikan langit e  dan bumi (Mzm 115:15). Amin

Jumat, 23 April 2010

Bapalah Yang Menarikmu kepadaKU

Tidak ada seorang pun yang dapat datang kepadaKu jikalau ia tidak ditarik oleh Bapa yang mengutus Aku"
(Kis 8:28-40; Yoh 6:44-51)
`Tidak ada seorang pun yang dapat datang kepada-Ku, jikalau ia tidak ditarik oleh Bapa yang mengutus Aku, dan ia akan Kubangkitkan pada akhir zaman. Ada tertulis dalam kitab nabi-nabi: Dan mereka semua akan diajar oleh Allah. Dan setiap orang, yang telah mendengar dan menerima pengajaran dari Bapa, datang kepada-Ku. Hal itu tidak berarti, bahwa ada orang yang telah melihat Bapa. Hanya Dia yang datang dari Allah, Dialah yang telah melihat Bapa. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa percaya, ia mempunyai hidup yang kekal. Akulah roti hidup. Nenek moyangmu telah makan manna di padang gurun dan mereka telah mati. Inilah roti yang turun dari sorga: Barangsiapa makan dari padanya, ia tidak akan mati. Akulah roti hidup yang telah turun dari sorga. Jikalau seorang makan dari roti ini, ia akan hidup selama-lamanya, dan roti yang Kuberikan itu ialah daging-Ku, yang akan Kuberikan untuk hidup dunia." (Yoh 6:44-51), demikian kutipan Warta Gembira hari ini.
Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:
• Datang kepada Yesus berarti menjadi sahabat-sahabat Yesus alias anak-anak Allah, yaitu orang yang senantiasa hidup dan bertindak sesuai dengan kehendak Allah dalam hidup sehari-hari, hidup baik dan berbudi pekerti luhur. Apa yang dimaksudkan oleh Yesus tak mungkin datang kepadaNya jika tidak ditarik oleh Bapa, antara lain berarti kita tak mungkin hidup baik dan berbudi pekerti luhur jika tidak menerima aneka macam bentuk pengajaran Tuhan melalui orangtua, guru/pendidik atau saudara-saudari kita. Hemat saya masing-masing dari kita dapat hidup seperti saat ini karena kita diajar atau dibina oleh orangtua, guru/pendidik atau saudara-saudari kita, dan kita akan semakin baik dan berbudi pekerti luhur jika kita senantiasa siap sedia untuk diajar terus menerus. Maka marilah kita dengan rendah hati membuka diri sepenuhnya terhadap aneka macam pengajaran, misalnya dalam bentuk nasihat, saran, kritik, pujian, tuntunan, dst.. yang setiap kali mendatangi kita. Ada kemungkinan kita merasa sakit ketika sedang menerima pengajaran, dan kiranya hal itu wajar adanya. Tumbuh berkembang dalam iman, hidup baik dan berbudi pekerti luhur memang membutuhkan perjuangan dan pengorbanan alias kerja keras. Hendaknya sedini mungkin anak-anak dibina untuk memiliki sikap mental `ongoing formation/education ' atau belajar terus menerus, sepanjang hayat, dan tentu saja dengan teladan konkret dari para orangtua di rumah maupun para guru/pendidik di sekolah-sekolah. Berbagai pengalaman hidup, entah yang menyenangkan atau menyakitkan hendaknya dihayati sebagai pembelajaran, maka hendaknya dibina sikap refleksif atas aneka pengalaman hidup.
• "Setelah mereka keluar dari air, Roh Tuhan tiba-tiba melarikan Filipus dan sida-sida itu tidak melihatnya lagi. Ia meneruskan perjalanannya dengan sukacita" (Kis 8:39), demikian berita yang terjadi setelah terjadi pembaptisan sida-sida yang dilakukan oleh Filipus. Dibaptis berarti juga dianugerahi Roh, dan yang membaptis pada umumnya juga hidup dalam atau dikuasai oleh Roh. Roh sungguh membuat orang sukacita dan bergairah dalam perjalanan hidup, itulah yang terjadi dalam diri sida-sida yang telah menerima rahmat pembaptisan. Kita semua telah menerima rahmat pembapisan, maka kita juga dipanggil untuk "meneruskan perjalanan dengan sukacita", perjalanan hidup, panggilan dan tugas pengutusan kita masing-masing. Maka marilah kita mawas diri perihal panggilan dan tugas pengutusan kita masing-masing: hendaknya terus menghayati panggilan dengan atau melaksanakan tugas pengutusan dengan sukacita, meskipun harus disertai pengorbanan dan perjuangan atau menghadapi aneka tantangan, hambatan dan godaan. Sukacita atau gembira dalam melaksanakan tugas pengutusan atau pekerjaan dan menghayati panggilan akan memperlancar langkah perjalanan usaha kita, dan apa yang kita dambakan, cita-citakan atau harapkan pasti berhasil, menjadi kenyataan. Dengan ini kami mengajak dan mengingatkan kita semua; bagi kita yang sedang memiliki tugas belajar di tingkat apapun marilah kita terus belajar, sehingga terampil belajar, bagi kita yang sedang bekerja marilah kita terus bekerja sehingga terampil bekerja, dst… Siap-sedia untuk dididik dan dibina dan diajar terus menerus berarti senantiasa bersukacita, gembira ria dalam menghadapi aneka macam bentuk pembaharuan atau apa-apa yang baru, yang muncul dalam perjalanan hidup, panggilan dan tugas pengutusan; orang senantiasa bersikap rendah hati dalam menyikapi apa yang terjadi atau apapun yang mendatangi.

"Pujilah Allah kami, hai bangsa-bangsa, dan perdengarkanlah puji-pujian kepada-Nya! Ia mempertahankan jiwa kami di dalam hidup dan tidak membiarkan kaki kami goyah. Marilah, dengarlah, hai kamu sekalian yang takut akan Allah, aku hendak menceritakan apa yang dilakukan-Nya terhadap diriku. Kepada-Nya aku telah berseru dengan mulutku, kini dengan lidahku aku menyanyikan pujian." (Mzm 66:8-9.16-17)

renungan by Mr sumarya
Jakarta, 22 April 2010

Roti Hidup

"Aku telah turun dari sorga bukan untuk melakukan kehendakKu tetapi untuk melakukan kehendak Dia yang telah mengutus Aku."
(Kis 8:1b-8; Yoh 6:35-40)
"Kata Yesus kepada mereka: "Akulah roti hidup; barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan lapar lagi, dan barangsiapa percaya kepada-Ku, ia tidak akan haus lagi. Tetapi Aku telah berkata kepadamu: Sungguhpun kamu telah melihat Aku, kamu tidak percaya. Semua yang diberikan Bapa kepada-Ku akan datang kepada-Ku, dan barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan Kubuang. Sebab Aku telah turun dari sorga bukan untuk melakukan kehendak-Ku, tetapi untuk melakukan kehendak Dia yang telah mengutus Aku. Dan Inilah kehendak Dia yang telah mengutus Aku, yaitu supaya dari semua yang telah diberikan-Nya kepada-Ku jangan ada yang hilang, tetapi supaya Kubangkitkan pada akhir zaman. Sebab inilah kehendak Bapa-Ku, yaitu supaya setiap orang, yang melihat Anak dan yang percaya kepada-Nya beroleh hidup yang kekal, dan supaya Aku membangkitkannya pada akhir zaman." (Yoh 6:35-40), demikian kutipan Warta Gembira hari ini.

Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:
• Di dalam bekerja atau berkarya dimanapun orang pada umumnya mengerjakan apa yang diperintahkan atau dikehendaki oleh orang lain, atau kalau para seniman merasa harus mengerjakan yang dikehendaki Tuhan sebagaimana dibisikkan dalam bentuk inspirasi atau khayalan. Kiranya jarang sekali orang mengerjakan keinginan sendiri atau pribadi jika menghendaki kesuksesan atau keberhasilan dalam tugas pengutusan atau panggilan hidup. Maka marilah kita meneladan Yesus yang datang bukan untuk melakukan kehendakNya sendiri tetapi untuk melakukan kehendak Dia yang telah mengutusNya. Dengan kata lain marilah kita hidup dan bertindak sesuai dengan aturan atau tatanan yang berlaku dan terkait dengan panggilan dan tugas pengutusan kita masing-masing. Kesetiaan dan ketaatan pada aneka aturan dan tatanan hidup yang berlaku akan menyelamatkan dan membahagiakan diri kita sendiri maupun orang lain yang kena dampak hidup atau cara bertindak kita. Segala aturan dan tatanan hidup hemat saya dibuat untuk membantu yang melaksanakannya dalam rangka `memperoleh hidup kekal' setelah dipanggil Tuhan nanti alias hidup baik dan berbudi pekerti luhur selama hidup di dunia ini. Orang baik dan berbudi pekerti luhur senantiasa nampak ceria, gairah, menarik, memikat dan mempesona, dan dengan demikian banyak orang tergerak untuk mendekat dan bersahabat. Kehadiran dan sepak terjang orang berbudi pekerti luhur atau baik senantiasa juga menggairahkan dan membangkitkan semangat hidup orang lain yang dijumpainya.
• "Mereka yang tersebar itu menjelajah seluruh negeri itu sambil memberitakan Injil" (Kis 8:4), demikian berita perihal para murid yang dikejar-kejar untuk dihabisi atau dibunuh. Tekanan dan penganiayaan merupakan `bless in disguise' (=-rahmat terselubung) bagi orang beriman, yang sungguh mempersembahkan atau menyerahkan diri seutuhnya kepada Tuhan. Karena dikejar-kejar kemudian mereka menyebar dan dalam perjalanan atau tempat dimana berada, `menjelajah seluruh negeri itu sambil memberitakan Injil'. Rasanya apa yang terjadi di masa Gereja Purba pada masa kini juga terjadi, tetapi tekanan atau encamannya dalam bentuk lain, antara lain kebutuhan ekonomi alias pekerjaan. Karena tuntutan kebutuhan ekonomi atau pekerjaan orang harus pergi jauh ke tempat tertentu dimana mereka bekerja, karena demi kesejahteraan hidup keluarga orang harus bertransmigrasi bersama-sama seluruh keluarga, yang berarti pindah tempat tinggal dan kerja cukup jauh, dst.. Bukankah tekanan atau kebutuhan ekonomi, serta tuntutan hidup sejahtera memaksa orang untuk menyebar dan menjelajah seluruh negeri atau dunia, dan dengan demikian tanpa sadar terjadi penyebaran umat Allah ke bebagai tempat. Kami berharap kepada mereka yang dalam melaksanakan tugas pekerjaan atau pengutusannya harus menjelajah seluruh negeri atau dunia, selama di dalam perjalanan atau penjelajahan hendaknya sambil memberitakan Injil, kabar baik, menyebarluaskan apa yang baik dan menyelamatkan dan membahagiakan, terutama keselamatan dan kebahagiaan jiwa. Ada kemungkinan anda berjalan atau berpergian sendirian serta menggunakan transportasi umum, entah pesawat terbang atau kereja atau bus, hendaknya selama dalam perjalanan tidak diam membatu, tetapi bercakap-cakaplah dengan rekan duduk di sebelah anda sambil membicarakan apa-apa yang baik dan menyelamatkan dan mungkin juga sekaligus menambah kenalan, sahabat atau teman.

"Bersorak-sorailah bagi Allah, hai seluruh bumi, mazmurkanlah kemuliaan nama-Nya, muliakanlah Dia dengan puji-pujian! Katakanlah kepada Allah: "Betapa dahsyatnya segala pekerjaan-Mu; … Seluruh bumi sujud menyembah kepada-Mu, dan bermazmur bagi-Mu, memazmurkan nama-Mu." Pergilah dan lihatlah pekerjaan-pekerjaan Allah; Ia dahsyat dalam perbuatan-Nya terhadap manusia:" (Mzm 66:1-3a.4-5)

Oleh: Mr Sumarya
Jakarta, 21 April 2010

Senin, 11 Januari 2010

Hari Raya Pembabtisan Tuhan

"Engkaulah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Mulah Aku berkenan." (Luk 3, 22)

Minggu 10 Jan 2010 adalah hari raya Pembantisan Tuhan. Yesus bersedia menyamakan dirinya dengan manusia berdosa denga dibabtis oleh Yohanes di sungai Yordan. Namun Yohanes sendiri telah mengatakan, bahwa setelah dia akan datang Mesias yang membabtis dengan api dan Roh Kudus.

Pada saat Yesus dibabtis, terkoyaklah langit dan Roh Kudus turun atasnya seperti burung merpati. Ini menandakan Yesuslah yang empunya Roh dan dengan kuasa Roh pula dia membabtis para murid. Dengan kuasa yang sama pulalah gereja saat ini membantis umatnya.

Sayangnya, seringkali kita mengabaikan betapa pentingnya pembabtisan dengan Roh Kudus yang kita telah terima pada saat dibabtis. Kita kurang memberi kesempatan pada Roh Tuhan untuk berkarya dalam diri kita. Kita seringkali melihat Baptis hanya sebagai pencurahan air dan lebih bersifat ritual.

Dengan baptis Yesus telah memilih kita menjadi anggota gereja yang berearti anggota Kerajaan Allah. Pilihan ini sangatlah khusus karena sabda Yesus “Bukan kamu yang memilih Aku melainnya Akulah yang memilih kamu” diteguhkan dengan pembabtisan. Itulah alasannya mengapa gereja juga menetapkan pembabtisan sebagai sakramen, sarana kasih Allah.

Dengan merenungkan Pembabtisan Tuhan semoga kita dapat:

  • Menjadi lebih rendah hati, seperti Yesus yang mau dibabtis walaupun ia tidak berdosa
  • Menghormati Roh Kudus yang dicurahkan kepada kita pada saat pembabtisan dan mendengarkan bisikanNya supaya ktia dapat melaksanakan kehendakNya
  • Mendengarkan Sabda Yesus, karena Allah Bapa berkenan kepadaNya

Doa:

Yesus yang baik, ajarilah kami untuk menyerahkan diri sepenuhnya pada Roh-Mu yang Engkau curahkan bagi kami melalui sakramen babtis yang kami terima. Amin


sumber: khotbah Romo Michael Harsono di Paroki Keluarga Kudus, Misa ke-1, 10 Jan 2009

Selasa, 22 Desember 2009

Dia Diletakkan di Palungan

Natal tinggal beberapa hari lagi. Bagaimana dengan persiapan kita, terutama kesiapan hati untuk menyambutnya?

Kala kita pergi ke mall-mall di Jakarta, kita akan menemukan suasana menyambut Natal yang kental dengan kemeriahan dan dekorasi yang serba indah. Sangat kontras dengan Natal yang sebenarnya dimana Yesus lahir di kandang domba, karena tidak ada tempat penginapan. (Luk 2: 6-7).

Yesus yang adalah Allah, penguasa segala sesuatu, hadir dengan cara yang sangat sederhana pada malam Natal. Dia sungguh mengetahui penderitaan manusia karena dosa, maka dari awal kehadirannya di tengah-tengah manusia dia ingin merasakan penderitaan yang dirasakan oleh manusia. Rasa empathy yang diwujudkan dalam arti yang sebenarnya, bahkan lebih dahsyat.

Peristiwa penebusan manusia mulai dari kelahiran Yesus hingga wafatnya di kayu salib mengandung makna yang sangat dalam, di mana karena cintaNya dia rela untuk menderita untuk manusia. Hal ini juga menggambarkan, bagaimana Allah mencintai kesederhanaan, bukan hal yang glamour. Sebab kesederhanaan menggambarkan suasana hati yang murni.

Tuhan menghendaki hati kita murni, sebab hanya pada hati yang murnilah Dia dapat tinggal dengan senang dan tenang, dan memberi kita kebahagiaan yang sesungguhnya.

Doa:
Ya Yesus, sucikanlah hatiku dengan rahmatMu, sehingga aku layak untuk menerima kehadiranMu pada malam Natal nanti. Amin

Ditulis oleh,
Stefanus M Sitinjak

Selasa, 08 Desember 2009

Orang yang Berjasa Membentuk Kita

Seratus kali setiap hari saya mengingatkan diri sendiri bahwa kehidupan dalam dan luar saya merupakan hasil kerja orang lain, baik yang sudah mati maupun yang masih hidup, dan bahwa saya harus mengerahkan tenaga agar dapat memberikan ukuran yang sama seperti yang telah saya terima (Albert Einstein)


Diri kita saat ini, baik secara fisik maupun kepribadian, sikap dan karakteristik yang kita miliki, merupakan hasil pembentukan dari banyak orang sejak kita baru lahir. Ingatlah waktu kita masih bayi, kita tidak dapat berbuat apa-apa. Kita sangat tergantung pada bantuan kedua orang tua kita atau perawat/pembantu yang turut merawat kita. Tanpa mereka, tidak mungkin kita hidup sampai sekarang. Bersyukurlah pada kedua orang tua, pembantu, perawat yang telah mengasuh dan melayani kita.

Kemudian pendidikan yang diberikan oleh para guru kita sejak SD sampai Perguruan Tinggi; merekalah yang telah membekali kita sehingga kita memiliki ilmu pengetahuan, ketrampilan, dan sikap seperti saat ini. Bersyukurlah kepada para guru yang telah mendidik kita.

Ingat juga orang-orang lain yang telah memberi bimbingan, pengajaran, pendidikan, dan pelatihan pada kita sejak kecil sampai saat ini. Ingat juga sahabat-sahabat anda ... dan bersyukurlah kepada mereka yang telah membentuk kita.

Apa yang dapat saya lakukan sekarang? Berterimakasih dan bersyukurlah pada semua orang yang telah menjadikan kita seperti saat ini. Dan sekarang tugas kitalah untuk membentuk orang lain, seperti kita dahulu sudah dibentuk. Lihatlah ke sekeliling kita dan marilah kita ulurkan tangan, sumbangkan tenaga dan pikiran untuk orang-orang lain yang sangat membutuhkan. Buatlah diri kita menjadi berharga !


Catatan : sumber: Inspirasi D Agus Gunawan

Senin, 16 November 2009

Kiamat – Hanya Bapa Yang Tahu, Anakpun Tidak!


Dengan gembar-gembornya kiamat 2012 sebagai akibat dari film yang dibuat oleh Hollywood, maka barangkali orang memberikan tanggapan yang berbeda-beda. Mungkin ada yang mengatakan “Wah ini bagaimana dong kalau kiamat, sayakan belum siap, atau masih ingin hidup 1000 tahun lagi!”. Atau ada yang berpikir, “ah itu sih bohong-bohong aja, buat bisnis saja biar filmnya laku!”. Mungkin ada pula yang berani memastikan “Ah 2012 tidak akan kiamat!”.

Lalu apa tanggapan kita sebagai murid Yesus?

Yesus telah mengatakan:

"Waspadalah supaya jangan ada orang yang menyesatkan kamu! Pada waktu itu jika orang berkata kepada kamu: Lihat, Mesias ada di sini, atau: Lihat, Mesias ada di sana, jangan kamu percaya. Sebab Mesias-mesias palsu dan nabi-nabi palsu akan muncul dan mereka akan mengadakan tanda-tanda dan mujizat-mujizat dengan maksud, sekiranya mungkin, menyesatkan orang-orang pilihan.. Hati-hatilah kamu! Aku sudah terlebih dahulu mengatakan semuanya ini kepada kamu." Tetapi tentang hari atau saat itu tidak seorangpun yang tahu, malaikat-malaikat di sorga tidak, dan Anakpun tidak, hanya Bapa saja.Hati-hatilah dan berjaga-jagalah! Sebab kamu tidak tahu bilamanakah waktunya tiba. (Mrk 13:5-33).

Yang wajib kita lakukan adalah bahwa kita harus selalu waspada dan berjaga-jaga. Artinya setiap saat, setiap menit, setiap detik. Jangan satu saatpun kita terlepas dari rangkulan mesra Tuhan kita Yesus Kristus. Karena hanya dengan cara demikianlah kita akan selamat.

Untuk memastikan apakah 2012 akan kiamat, atau sebaliknya tidak akan kiamat sampai 2012, tidak ada ayng berhak, hanya Allah Bapa sendirilah yang mengetahuinya. Jadi kitapun tidak seharusnya bersikap bahwa tidak akan ada kiamat, dan bersantai saja. Untuk lebih mendalami marilah kita simak kembali Mrk 13, merenungkannya, dan memohon pertolongan Tuhan untuk menyelamatkan kita bila saat itu terjadi. Syaratnya kita musti waspada. Hal ini telah ditegaskan pula oleh Romo Thomas dalam khotbahnya pada Misa Pertama, Minggu 15 Nov 2009 di PKKC.


Mengakhiri tulisan ini saya ingin mengajak anda pengunjung blog St Louis ini berdoa:

Yesus yang Baik, tuntunlah kami dengan Roh Kudusmu agar senantiasa memasrahkan segenap hidup kami setiap waktu. Janganlah ada satu detikpun dari hidup kami untuk tidak berada dalam rangkulan mesra tanganMu dan kuasa Hati Kudusmu. Amin


Bapa kami…

Salam Maria…

Kemuliaan…

By

Stefanus M Sitinjak