Tampilkan postingan dengan label OMK. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label OMK. Tampilkan semua postingan

Minggu, 23 Maret 2025

Pertemuan APP OMK Paroki St. Vincentius A. Paulo Gunung Putri Hari Ini


Pertemuan APP OMK Paroki St. Vincentius A. Paulo Gunung Putri Hari Ini

https://youtube.com/shorts/1dc-R9Y4Krw?si=FHiQ6m5yIJkMC4Tl

Pertemuan Aksi Puasa Pembangunan (APP) OMK Paroki St. Vincentius A. Paulo Gunung Putri hari ini berlangsung dengan penuh semangat dan sukacita. Dihadiri sekitar 50 peserta, kegiatan ini menjadi wadah yang luar biasa bagi Orang Muda Katolik untuk bertumbuh dalam iman dan semangat pelayanan.


Dalam sesi diskusi, kami secara terbuka membahas kesenjangan antara Gereja dan orang muda, serta merumuskan pendekatan dan solusi konkret agar OMK semakin merasa dimiliki, dilibatkan, dan diberdayakan oleh Gereja. Suasana pertemuan semakin kuat dengan kesadaran akan kehadiran Tuhan yang hidup dan memberdayakan kaum muda, menggerakkan hati untuk terus melayani dan menjadi terang bagi sesama.


Pertemuan ini tidak hanya memperdalam refleksi pribadi, tetapi juga menumbuhkan komitmen bersama untuk membangun diri, memperkuat keluarga, mempererat komunitas, serta menjadi bagian aktif dalam karya Gereja, masyarakat, dan bangsa.


Semua makin semangat dan siap berkarya untuk Tuhan!

Mari terus bertumbuh dalam iman, saling mendukung, dan mewartakan kasih dalam tindakan nyata.


#OMK #OMKIndonesia #Katolik #OMKGunungPutri #APP2025 #SemakinBeriman #SemakinBersaudara #SemakinBerkarya #UntukTuhanDanBangsa


RISALAH PERTEMUAN PERDANA OMK ST. MONIKA





📝 RISALAH PERTEMUAN PERDANA OMK ST. MONIKA

📅 Hari/Tanggal: Sabtu, 15 Maret 2025
📍 Tempat: Sekretariat OMK St. Monika
🕑 Waktu: Pukul 19.00 WIB – selesai

1. Peserta yang Hadir:

  • Ketua OMK, anggota OMK

  • Ketua Lingkungan dan Wakil Ketua Lingkungan

  • Pendamping OMK St. Monika: Bapak Stefanus Manuntun Sitinjak

2. Tujuan Pertemuan:

  • Memulai kembali kegiatan OMK St. Monika secara terstruktur dan terarah.

  • Menentukan visi, misi, dan pengurus OMK.

  • Menyepakati arah program kerja ke depan.

3. Pembahasan Utama:

  • Visi OMK St. Monika:
    Menjadi Komunitas OMK yang menginspirasi dalam pertumbuhan iman dan pelayanan kasih dalam Kristus.

  • Misi OMK St. Monika:

    • Menghadirkan Kerajaan Allah melalui peningkatan iman dan martabat manusia

    • Mengembangkan kreativitas dan talenta dalam pelayanan

    • Membangun solidaritas antaranggota dan masyarakat

  • Nilai-nilai Inti:
    Persaudaraan, Semangat Pelayanan, Kreativitas, Pertumbuhan Iman Berkelanjutan, Sukacita Injili

4. Struktur Pengurus Inti yang Terbentuk:

  • Ketua: Mery

  • Wakil Ketua: Tegar

  • Sekretaris: Melda

  • Bendahara: Lyra

  • Tim Kerohanian: Sondang

  • Tim Riset dan Pengembangan: Carlote & Michael

  • Tim Komunikasi dan Media Sosial: Juni & Rafael

  • Tim Sosial dan Kemasyarakatan: Davin & Teges

5. Program Kerja:

  • Akan segera disusun dan disesuaikan dengan bidang masing-masing tim kerja.

  • Disepakati untuk rutin mengadakan pertemuan dan evaluasi setiap bulan.

6. Pertemuan Berikutnya:

📆 Tanggal: Jumat, 25 April 2025
📍 Tempat: Angkringan 27
🕑 Waktu: Pukul 14.00 WIB
🎯 Agenda: Pemaparan dan pembahasan Program Kerja setiap tim.

7. Penutup:

Pendamping OMK St Monika Bapak Stefanus Manuntun Sitinjak menegaskan bahwa OMK adalah generasi emas Gereja dan masyarakat. Maka perlu dikelola dengan baik dan penuh semangat. Seluruh peserta menyambut antusias dan siap melangkah bersama membangun OMK St. Monika menjadi komunitas yang bertumbuh dalam iman, pengharapan, dan kasih.

Sabtu, 22 Maret 2025

Rangkuman Pertemuan II – APP OMK 2025 "Gereja dan Orang Muda: Tuhan Melihat Hati Kita"

 

Rangkuman Pertemuan II – APP 2025

"Gereja dan Orang Muda: Tuhan Melihat Hati Kita"

Di tengah dunia yang makin kompleks dan cepat berubah, banyak orang muda Katolik merasa kurang dianggap dalam kehidupan menggereja. Kadang kita hanya dipandang sebagai “pembantu”, tukang parkir, atau penggembira. Namun lewat pertemuan ini, kita diajak untuk menyadari jati diri sejati kita: kita adalah bagian penting dari Gereja!

Lewat kisah dari OMK Keuskupan Agung Kupang, terungkap bahwa banyak orang muda sesungguhnya rindu untuk lebih dilibatkan secara bermakna, diberikan ruang untuk berkarya, dan menghidupkan wajah Gereja lewat kreativitas, semangat, dan kesaksian hidup.

💬 Kemungkinan Hasil Diskusi:

  • Orang muda ingin dianggap bukan sebagai pelengkap, tapi sebagai pelaku aktif dalam pelayanan.

  • Banyak yang merasa belum diberi ruang berekspresi dalam Gereja.

  • Ada kerinduan untuk dilibatkan dalam kegiatan liturgi, sosial, lingkungan, seni, hingga digital evangelisasi.

  • OMK ingin membawa gereja lebih dekat dengan kehidupan mereka—modern, kreatif, dan penuh tantangan.


📖 Lectio Divina – 1 Samuel 16:1–13

"Tuhan melihat hati, bukan penampilan luar."
Daud tidak dianggap oleh keluarganya, tapi Tuhan melihat sesuatu yang berbeda: hati yang siap melayani.

Pesan kuat bagi kita: Tuhan tidak memilih berdasarkan usia, popularitas, atau gaya luar. Tuhan memilih yang hatinya siap.


🔥 Pesan Motivasi untuk Orang Muda Katolik

🌟 Tuhan percaya padamu, seperti Ia mempercayai Daud.
🌟 Gereja membutuhkan energimu, suaramu, dan semangat mudamu.
🌟 Kamu bukan generasi nanti, kamu adalah bagian Gereja SEKARANG!
🌟 Bangkit dan terlibat—jadi pemimpin, pelayan, pewarta harapan.

“Jangan tanya apa yang Gereja beri untukmu, tapi apa yang bisa kamu bawa untuk menyegarkan wajah Gereja.”


Ayo, Orang Muda Katolik!

Bergeraklah dengan semangat, kreatifitas, dan iman. Tuhan yang memilihmu juga akan membimbing dan menyertai langkahmu.

🙏 Tuhan tidak melihat siapa yang paling kuat, tapi siapa yang paling siap. Maka siapkan hatimu dan berkaryalah bersama Gereja demi dunia yang lebih terang.

Rangkuman Singkat Pertemuan 3 – APP 2025 "Allah Memberdayakan Orang Muda"

Rangkuman Singkat Pertemuan 3 – APP 2025

"Allah Memberdayakan Orang Muda"

Dalam kehidupan modern yang serba cepat dan penuh tekanan, orang muda sering merasa takut, ragu, dan tidak percaya diri dalam menentukan arah hidupnya, termasuk dalam keterlibatannya di Gereja. Namun, Tuhan tidak tinggal diam. Ia melihat, mendengar, dan bertindak.

Melalui bacaan Kitab Suci Keluaran 3:7–10, 15–16; 4:1–17, kita belajar dari kisah Musa:

“Aku akan menyertai engkau...” (Kel. 3:12)
“Aku akan menyertai lidahmu dan mengajarkan kepadamu apa yang harus kaukatakan.” (Kel. 4:12)

Musa pun ragu, merasa tidak mampu, dan takut menjalankan tugas Tuhan. Namun Tuhan tidak menuntut kesempurnaan, Tuhan hanya ingin kerelaan hati. Ketika Musa taat, Tuhan memampukan.

Lewat Lectio Divina, kita diajak menyadari bahwa Allah pun menyertai dan memberdayakan orang muda hari ini, sama seperti Musa. Keterlibatan di Gereja bukan hanya tugas orang tua atau imam, tapi panggilan mulia bagi setiap orang muda Katolik untuk menjadi terang, pelayan kasih, dan agen perubahan dalam komunitas dan masyarakat.


🔥 Pesan Motivasi untuk Orang Muda Katolik:

Jangan takut terlibat dalam karya Gereja.
Tuhan menyertai dan memperlengkapi kamu.
Gereja butuh semangat, kreativitas, dan keberanianmu.
Seperti Musa, kamu bisa menjadi jawaban atas jeritan dunia!

OMK APP 2025: PERTEMUAN III ALLAH MEMBERDAYAKAN ORANG MUDA

AKSI PUASA PEMBANGUNAN 2025
KEUSKUPAN BOGOR

“Memberdayakan Orang Muda dengan Reksa Pastoral Kreatif”


ORANG MUDA

PERTEMUAN III

ALLAH MEMBERDAYAKAN ORANG MUDA

Kata Pengantar

Dalam era modern ini, orang muda dihadapkan pada berbagai tantangan. Kehidupan yang serba cepat, perkembangan teknologi, dan berbagai isu sosial dapat membuat orang muda terlena serta melupakan makna dan panggilan sejati mereka sebagai orang beriman.

Tetapi, kita tidak boleh berkecil hati karena Allah selalu hadir menyertai. Ia memberi kekuatan, bimbingan, dan inspirasi agar kita menemukan jalan yang benar, bahkan menjadi agen perubahan. Ia memberdayakan kita. Dalam Pertemuan III ini, kita diajak untuk menyadarinya dan menimba inspirasi untuk bisa memberdayakan diri kita.


Doa Pembuka


Permainan: LOMPAT IMAN

Petunjuk Permainan:

  1. Jumlah pemain: 5–15 orang, bisa dimainkan secara individu atau berkelompok.

  2. Waktu: 10–15 menit

  3. Alat yang dibutuhkan:
    Animator menyiapkan dua perangkat kartu:

    a. Seperangkat Kartu Kekhawatiran (berisi hal-hal yang sering membuat orang muda takut atau khawatir)
    yang bertuliskan kata-kata berikut:

    • “Takut gagal di sekolah atau pekerjaan”

    • “Khawatir tentang masa depan”

    • “Ragu untuk diterima oleh orang lain”

    • “Takut kehilangan arah dalam kehidupan modern”

    • “Ragu dalam menentukan panggilan hidup”

    b. Seperangkat Kartu Penguatan (berisi ayat Kitab Suci atau kutipan yang menguatkan iman)
    yang bertuliskan kata-kata berikut:

    • “Janganlah takut, sebab Aku menyertai engkau.” (Yesaya 41:10)

    • “Tuhanlah gembalaku, takkan kekurangan aku.” (Mazmur 23:1)

    • “Percayalah kepada Tuhan dengan segenap hatimu, dan janganlah bersandar pada pengertianmu sendiri.” (Amsal 3:5)

    • “Serahkanlah kekhawatiranmu kepada Tuhan, maka Ia akan memelihara engkau! Dia tidak membiarkan orang benar goyah.” (Mazmur 55:23)

    • “Cukuplah anugerah-Ku bagimu, sebab justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna.” (2 Korintus 12:9)

    • “Kuatkan dan teguhkanlah hatimu, janganlah takut dan jangan gentar karena mereka, sebab Tuhan, Allahmu, Dialah yang berjalan menyertai kamu. Ia tidak akan mengabaikan kamu dan tidak akan meninggalkan kamu.” (Ulangan 31:6)

    • “Yesus Kristus tetap sama, baik kemarin maupun hari ini dan sampai selama-lamanya.” (Ibrani 13:8)

4. Cara Bermain:
a. Animator meminta peserta untuk membentuk lingkaran kecil, atau jika peserta terlalu banyak, animator meminta peserta untuk membentuk kelompok dan setiap kelompok membentuk lingkaran kecil.
b. Animator meminta salah seorang peserta untuk mengambil sebuah kartu kekhawatiran dan membacanya dengan lantang, dan kemudian mengambil satu kartu penguatan sebagai jawaban atas kekhawatiran dan membacanya. Lakukan sampai semua peserta mendapat giliran.


Bacaan Kitab Suci

Kel 3:7–10, 15–16; 4:1–17


Dialog Interaktif Berdasarkan Kisah Kehidupan dan Bacaan Kitab Suci

  1. Kekhawatiran yang terdapat dalam Kartu Kekhawatiran manakah yang sering kamu alami dalam hidup sehari-hari?

  2. Ayat Kitab Suci yang terdapat dalam Kartu Penguatan manakah yang membantu kamu untuk dapat menghilangkan kekhawatiranmu tersebut?

  3. Sejauh mana kamu merasakan Allah memberdayakanmu, melalui sabda-Nya yang tertuang dalam Kitab Suci, sehingga kamu tidak terpuruk dalam kekhawatiran?

  4. Dalam Bacaan Kitab Suci, bagaimanakah sikap Musa saat Tuhan memberi tugas kepadanya?

  5. Bagaimana Tuhan memberdayakan Musa dalam menghadapi keterbatasannya agar mampu menjalankan tugasnya?

  6. Musa yang merasa tidak percaya diri diberdayakan Tuhan. Berkaitan dengan tema pemberdayaan orang muda dalam Aksi Puasa Pembangunan (APP) 2025 ini, inspirasi apa yang dapat kamu timba?


Rangkuman

Animator merangkum pokok-pokok pertemuan.


Doa Penutup

APP2025 OMK PERTEMUAN II – GEREJA DAN ORANG MUDA

PERTEMUAN II – GEREJA DAN ORANG MUDA

Doa Pembuka

Kata Pengantar
Di tengah berbagai dinamika kehidupan modern, kita sebagai orang muda diundang untuk semakin mengenali panggilan kita dalam hidup menggereja, baik sebagai pribadi maupun komunitas, yaitu bermisi di tengah dunia. Sebagai bagian penting kehidupan Gereja dan generasi penerus, orang muda Katolik diharapkan mampu membawa semangat, kreativitas, dan harapan untuk terus menjaga dan mengembangkan iman. Tetapi, harapan tersebut sering kali bagai jauh panggang dari api. Gereja “jauh” dari gaya hidup kaum muda yang cenderung lebih modern, kritis, dan inovatif sehingga banyak orang muda yang tidak tertarik dengan kegiatan menggereja. Pertemuan II kali ini mengajak kita untuk mencermati bagaimana relasi antara Gereja dan OMK.

Pendalaman Iman
Kisah Kehidupan
ORANG MUDA KATOLIK, MANA JATI DIRI LU?

Di tengah hiruk-pikuk himpitan arus globalisasi yang antara lain mengabaikan hal-hal prinsip dan substansial, Orang Muda Katolik Keuskupan Agung Kupang menggelitik diri dengan bertanya tentang jati dirinya. Dengan topik yang langsung menohok, diskusi setengah hari di Aula Blasius Paroki Santo Yoseph Naikoten itu mengesankan.

Ibarat oase di tengah padang gurun, diskusi dengan pola ‘Kick Andy’ yang dipandu moderator sekaligus ketua panitia, Agustinus Molan Tokan, memberi nuansa baru bagi sekitar 100 orang muda Katolik yang hadir. Terjawab sudah keinginan orang muda yang datang dari Paroki Kristus Raja Katedral Kupang, Santo Yoseph Pekerja Penfui, Santa Maria Asumpta, Santo Matias Rasul Tofa, Santa Familia Sikumana, Santo Gregorius Agung Oeleta dan Santo Yoseph Naikoten. Dari proses diskusi itu terungkap keinginan kuat agar Orang Muda Katolik Keuskupan Agung Kupang menunjukkan wajahnya, dan bukan sebaliknya tenggelam, apalagi tinggal nama dan tak dikenal.

Barangkali karena menilik keaktifan dan antusiasme peserta, Romo Tino Raring, Pr, Moderator Orang Muda Katolik Santa Maria Asumpta, berani memberi garansi bahwa wajah gereja lokal Keuskupan Agung Kupang di masa depan tak akan suram. Sebuah komentar yang tidak berlebihan lantaran orang muda yang hadir sepakat dan menyadari dirinya sebagai gereja dan tidak sekadar unsur pelengkap gereja.

Seperti dikatakan Gabby Busa, orang muda Katolik Paroki Santo Yoseph Naikoten, bukan saatnya lagi orang muda Katolik dipandang sebagai ‘pembantu’, petugas tukang parkir di paroki. Bila dibahasakan secara afirmatif, orang muda Katolik sejatinya menginginkan peran lebih; sumbangsih yang signifikan demi wajah gereja yang segar. Karena sesungguhnya, kecemasan dan harapan gereja adalah juga kecemasan dan harapan orang muda Katolik. Wajah gereja keuskupan, paroki, stasi, wilayah dan kelompok umat basis sesungguhnya terbaca pada gerak langkah orang muda Katolik.

Narasumber lain, Romo Patris Neonub, pendamping Seminari Tinggi Santo Mikhael Kupang, dengan sinis mengatakan bahwa faktanya orang muda Katolik hanya orang yang bisa dipersalahkan ketika ada yang tidak beres dalam gereja. Karena itu, menurutnya, butuh cara pandang baru tentang jati diri orang muda Katolik. Orang muda Katolik sejatinya adalah paroki khusus dengan warganya orang-orang muda Katolik yang dengan penuh kesadaran menjadi ragi, garam dan terang masyarakat sekitarnya. Jati diri yang demikian pertama-tama bukanlah konsep (kata benda) melainkan sebuah proses pencarian (kata kerja) yang mesti diupayakan dari hari ke hari.

Dalam konteks ini, Ketua Orang Muda Katolik Keuskupan Agung Kupang, Jimmy Wangge, meyakinkan teman-temannya agar terus berkreasi dan menunjukkan jati diri mulai dari lingkungan terkecil di rumah dan di kelompok umat basis. Menurutnya, orang muda Katolik sebaiknya tidak pertama-tama menanyakan apa yang pengurus buat tetapi apa yang dapat disumbangkan bagi kesegaran wajah gereja.

Romo Patris dan Romo Zakarias Angkasa (pendamping Orang Muda Katolik Naikoten) menyuguhkan pentingnya orang muda Katolik memiliki nilai-nilai yang sudah dianggap usang seperti kesetiaan, kejujuran, ketaatan dan kerja tanpa pamrih. Nilai-nilai ini apabila dihayati secara sungguh-sungguh akan membentuk karakter orang muda Katolik yang militan, tangguh dan menjadi pemimpin masa depan.

Harapan ini bukan mustahil diwujudkan. Mencermati proses diskusi yang diselingi beberapa lagu dan puisi buah karya peserta, Orang Muda Katolik Keuskupan Agung Kupang kiranya tidak perlu berkecil hati menatap masa depan. Dengan segudang talenta dan bakat serta komitmen memberi yang terbaik bagi gereja dan bangsa, Orang Muda Katolik Keuskupan Agung Kupang sanggup mengemban amanat menjadi pewaris tradisi dan nabi masa depan.

(Disadur seperlunya dari: https://kupang.tribunnews.com/2010/06/10/omk-mana-jati-diri-lu#google_vignette)

Bacaan Kitab Suci: 1 Samuel 16:1-13

Dialog Interaktif Berdasarkan Kisah Kehidupan dan Bacaan Kitab Suci

  1. Dalam Kisah Kehidupan, apa saja keinginan orang muda Katolik yang terungkap dari diskusi terkait peran mereka dalam Gereja?

  2. Bagaimana tanggapanmu jika OMK dipandang hanya sebagai ‘pembantu’ atau petugas parkir di paroki?

  3. Dalam Bacaan Kitab Suci, mengapa Daud tidak ada saat Samuel menguduskan Isai dan anak-anaknya?

  4. Mengapa Samuel menduga bahwa Eliab sebagai calon yang dipilih Tuhan?

  5. Ada kesenjangan antara pilihan Allah dan pilihan Samuel. Apakah ada kesenjangan antara OMK dan Gereja saat ini? Kemukakan pengalamanmu!

Rangkuman
Animator merangkum pokok-pokok dialog interaktif.

Doa Penutup

ANIMATOR APP 2025 OMK: PERTEMUAN II – GEREJA DAN ORANG MUDA

APP 2025 OMK: PERTEMUAN II – GEREJA DAN ORANG MUDA

Tujuan
Umat mencermati kesenjangan antara orang muda dan Gereja.

Doa Pembuka

Kata Pengantar
Selain masa depan Gereja, orang muda adalah masa kini Gereja. Hal ini menyiratkan bahwa orang muda memiliki peran penting dalam kehidupan Gereja sehingga Gereja seharusnya menjadi rumah yang nyaman bagi mereka. Tetapi, pada kenyataannya, idealisme seperti itu tidak terjadi. Orang muda sering kali hanya dijadikan objek reksa pastoral Gereja yang memakai kacamata orang dewasa. Kesenjangan antara orang muda dan Gereja tak terhindarkan. Orang muda merasa kurang didengarkan atau difasilitasi, bahkan dianggap kurang mampu berperan sehingga jarang dilibatkan. Dalam Pertemuan II ini kita akan mencermati kesenjangan antara orang muda dan Gereja di tempat tinggal kita.

Pendalaman Iman – Kisah Kehidupan
ORANG MUDA KATOLIK, MANA JATI DIRI LU?

Di tengah hiruk-pikuk himpitan arus globalisasi yang antara lain mengabaikan hal-hal prinsip dan substansial, Orang Muda Katolik Keuskupan Agung Kupang menggelitik diri dengan bertanya tentang jati dirinya. Dengan topik yang langsung menohok, diskusi setengah hari di Aula Blasius Paroki Santo Yoseph Naikoten itu mengesankan.

Ibarat oase di tengah padang gurun, diskusi dengan pola ‘Kick Andy’ yang dipandu moderator sekaligus ketua panitia, Agustinus Molan Tokan, memberi nuansa baru bagi sekitar 100 orang muda Katolik yang hadir. Terjawab sudah keinginan orang muda yang datang dari Paroki Kristus Raja Katedral Kupang, Santo Yoseph Pekerja Penfui, Santa Maria Asumpta, Santo Matias Rasul Tofa, Santa Familia Sikumana, Santo Gregorius Agung Oeleta dan Santo Yoseph Naikoten. Dari proses diskusi itu terungkap keinginan kuat agar Orang Muda Katolik Keuskupan Agung Kupang menunjukkan wajahnya, dan bukan sebaliknya tenggelam, apalagi tinggal nama dan tak dikenal.

Barangkali karena menilik keaktifan dan antusiasme peserta, Romo Tino Raring, Pr, Moderator Orang Muda Katolik Santa Maria Asumpta, berani memberi garansi bahwa wajah gereja lokal Keuskupan Agung Kupang di masa depan tak akan suram. Sebuah komentar yang tidak berlebihan lantaran orang muda yang hadir sepakat dan menyadari dirinya sebagai gereja dan tidak sekadar unsur pelengkap gereja.

Seperti dikatakan Gabby Busa, orang muda Katolik Paroki Santo Yoseph Naikoten, bukan saatnya lagi orang muda Katolik dipandang sebagai ‘pembantu’, petugas tukang parkir di paroki. Bila dibahasakan secara afirmatif, orang muda Katolik sejatinya menginginkan peran lebih; sumbangsih yang signifikan demi wajah gereja yang segar. Karena sesungguhnya, kecemasan dan harapan gereja adalah juga kecemasan dan harapan orang muda Katolik. Wajah gereja keuskupan, paroki, stasi, wilayah dan kelompok umat basis sesungguhnya terbaca pada gerak langkah orang muda Katolik.

Narasumber lain, Romo Patris Neonub, pendamping Seminari Tinggi Santo Mikhael Kupang, dengan sinis mengatakan bahwa faktanya orang muda Katolik hanya orang yang bisa dipersalahkan ketika ada yang tidak beres dalam gereja. Karena itu, menurutnya, butuh cara pandang baru tentang jati diri orang muda Katolik. Orang muda Katolik sejatinya adalah paroki khusus dengan warganya orang-orang muda Katolik yang dengan penuh kesadaran menjadi ragi, garam dan terang masyarakat sekitarnya. Jati diri yang demikian pertama-tama bukanlah konsep (kata benda) melainkan sebuah proses pencarian (kata kerja) yang mesti diupayakan dari hari ke hari.

Dalam konteks ini, Ketua Orang Muda Katolik Keuskupan Agung Kupang, Jimmy Wangge, meyakinkan teman-temannya agar terus berkreasi dan menunjukkan jati diri mulai dari lingkungan terkecil di rumah dan di kelompok umat basis. Menurutnya, orang muda Katolik sebaiknya tidak pertama-tama menanyakan apa yang pengurus buat tetapi apa yang dapat disumbangkan bagi kesegaran wajah gereja.

Romo Patris dan Romo Zakarias Angkasa (pendamping Orang Muda Katolik Naikoten) menyuguhkan pentingnya orang muda Katolik memiliki nilai-nilai yang sudah dianggap usang seperti kesetiaan, kejujuran, ketaatan dan kerja tanpa pamrih. Nilai-nilai ini apabila dihayati secara sungguh-sungguh akan membentuk karakter orang muda Katolik yang militan, tangguh dan menjadi pemimpin masa depan.

Harapan ini bukan mustahil diwujudkan. Mencermati proses diskusi yang diselingi beberapa lagu dan puisi buah karya peserta, Orang Muda Katolik Keuskupan Agung Kupang kiranya tidak perlu berkecil hati menatap masa depan. Dengan segudang talenta dan bakat serta komitmen memberi yang terbaik bagi gereja dan bangsa, Orang Muda Katolik Keuskupan Agung Kupang sanggup mengemban amanat menjadi pewaris tradisi dan nabi masa depan.

(Disadur seperlunya dari: https://kupang.tribunnews.com/2010/06/10/omk-mana-jati-diri-lu)

Bacaan Kitab Suci: 1 Samuel 16:1-13

Dialog Interaktif Berdasarkan Kisah Kehidupan dan Bacaan Kitab Suci

  1. Setelah membaca Kisah Kehidupan, keinginan apakah yang diungkapkan oleh Orang Muda Katolik Keuskupan Agung Kupang dalam diskusi setengah hari di Aula Blasius Paroki Santo Yoseph Naikoten?

  2. Fakta memprihatinkan apakah yang diungkapkan Gabby Busa (orang muda Katolik Paroki Santo Yoseph Naikoten) dan Romo Patris Neonub (pendamping Seminari Tinggi Santo Mikhael Kupang)? Bagaimana pendapat Anda mengenai fakta tersebut?

  3. Dalam Bacaan Kitab Suci, apa yang menjadi pertimbangan Samuel ketika melihat Eliab sebagai calon yang diurapi Tuhan?

  4. Mengapa Tuhan menolak pertimbangan Samuel tersebut?

  5. Ada kesenjangan antara pilihan Allah dan pilihan Samuel. Apakah ada kesenjangan antara Orang Muda Katolik dan Gereja saat ini? Kemukakan pengalaman Anda!

Rangkuman
Animator merangkum pokok-pokok dialog interaktif.

Doa Penutup