Tampilkan postingan dengan label Evangelisasi. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Evangelisasi. Tampilkan semua postingan

Kamis, 31 Januari 2019

WISATA SABDA 260119

*Wisata Sabda 260119*

Gereja Katedral St Yosef, Pontianak, Kalbar, 1908
Misa pagi 5.30. Visit 180119

*Ayat pilihan:*
Yang berbahagia adalah mereka yang mendengarkan firman Tuhan dan memeliharanya
(Luk 11, 27)

Firman Tuhan adalah Roh Cinta, Dia yang menjaga hatiku damai, Alleluya 🦜🦜🦜

Jesus bless

Stef Manuntun Sitinjak

WISATA SABDA 31012019

*Wisata Sabda 310119*


Gereja Katedral St Theresia dari kanak-kanak Yesus 1961 Keuskupan Padang. Gereja dan kompleks yang asri dengan gua Maria. Visit 23092018

*Ayat Pilihan*
Karena siapa yang mempunyai, kepadanya akan diberi, tetapi siapa yang tidak mempunyai, apapun juga yang ada padanya akan diambil dari padanya."  (Mrk 4:25)

Sesungguhnya setiap orang dianugerahi talenta (potensi) yang sangat luar biasa, akan semakin berkembang jika digali dan dipersembahkan bagi kemuliaan Tuhan. Amen 🍇🍇🍇

Selamat pagi dari Kotabumi Lampung, Sumatera

Jesus bless,

Stef Manuntun Sitinjak

Jumat, 23 April 2010

Bapalah Yang Menarikmu kepadaKU

Tidak ada seorang pun yang dapat datang kepadaKu jikalau ia tidak ditarik oleh Bapa yang mengutus Aku"
(Kis 8:28-40; Yoh 6:44-51)
`Tidak ada seorang pun yang dapat datang kepada-Ku, jikalau ia tidak ditarik oleh Bapa yang mengutus Aku, dan ia akan Kubangkitkan pada akhir zaman. Ada tertulis dalam kitab nabi-nabi: Dan mereka semua akan diajar oleh Allah. Dan setiap orang, yang telah mendengar dan menerima pengajaran dari Bapa, datang kepada-Ku. Hal itu tidak berarti, bahwa ada orang yang telah melihat Bapa. Hanya Dia yang datang dari Allah, Dialah yang telah melihat Bapa. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa percaya, ia mempunyai hidup yang kekal. Akulah roti hidup. Nenek moyangmu telah makan manna di padang gurun dan mereka telah mati. Inilah roti yang turun dari sorga: Barangsiapa makan dari padanya, ia tidak akan mati. Akulah roti hidup yang telah turun dari sorga. Jikalau seorang makan dari roti ini, ia akan hidup selama-lamanya, dan roti yang Kuberikan itu ialah daging-Ku, yang akan Kuberikan untuk hidup dunia." (Yoh 6:44-51), demikian kutipan Warta Gembira hari ini.
Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:
• Datang kepada Yesus berarti menjadi sahabat-sahabat Yesus alias anak-anak Allah, yaitu orang yang senantiasa hidup dan bertindak sesuai dengan kehendak Allah dalam hidup sehari-hari, hidup baik dan berbudi pekerti luhur. Apa yang dimaksudkan oleh Yesus tak mungkin datang kepadaNya jika tidak ditarik oleh Bapa, antara lain berarti kita tak mungkin hidup baik dan berbudi pekerti luhur jika tidak menerima aneka macam bentuk pengajaran Tuhan melalui orangtua, guru/pendidik atau saudara-saudari kita. Hemat saya masing-masing dari kita dapat hidup seperti saat ini karena kita diajar atau dibina oleh orangtua, guru/pendidik atau saudara-saudari kita, dan kita akan semakin baik dan berbudi pekerti luhur jika kita senantiasa siap sedia untuk diajar terus menerus. Maka marilah kita dengan rendah hati membuka diri sepenuhnya terhadap aneka macam pengajaran, misalnya dalam bentuk nasihat, saran, kritik, pujian, tuntunan, dst.. yang setiap kali mendatangi kita. Ada kemungkinan kita merasa sakit ketika sedang menerima pengajaran, dan kiranya hal itu wajar adanya. Tumbuh berkembang dalam iman, hidup baik dan berbudi pekerti luhur memang membutuhkan perjuangan dan pengorbanan alias kerja keras. Hendaknya sedini mungkin anak-anak dibina untuk memiliki sikap mental `ongoing formation/education ' atau belajar terus menerus, sepanjang hayat, dan tentu saja dengan teladan konkret dari para orangtua di rumah maupun para guru/pendidik di sekolah-sekolah. Berbagai pengalaman hidup, entah yang menyenangkan atau menyakitkan hendaknya dihayati sebagai pembelajaran, maka hendaknya dibina sikap refleksif atas aneka pengalaman hidup.
• "Setelah mereka keluar dari air, Roh Tuhan tiba-tiba melarikan Filipus dan sida-sida itu tidak melihatnya lagi. Ia meneruskan perjalanannya dengan sukacita" (Kis 8:39), demikian berita yang terjadi setelah terjadi pembaptisan sida-sida yang dilakukan oleh Filipus. Dibaptis berarti juga dianugerahi Roh, dan yang membaptis pada umumnya juga hidup dalam atau dikuasai oleh Roh. Roh sungguh membuat orang sukacita dan bergairah dalam perjalanan hidup, itulah yang terjadi dalam diri sida-sida yang telah menerima rahmat pembaptisan. Kita semua telah menerima rahmat pembapisan, maka kita juga dipanggil untuk "meneruskan perjalanan dengan sukacita", perjalanan hidup, panggilan dan tugas pengutusan kita masing-masing. Maka marilah kita mawas diri perihal panggilan dan tugas pengutusan kita masing-masing: hendaknya terus menghayati panggilan dengan atau melaksanakan tugas pengutusan dengan sukacita, meskipun harus disertai pengorbanan dan perjuangan atau menghadapi aneka tantangan, hambatan dan godaan. Sukacita atau gembira dalam melaksanakan tugas pengutusan atau pekerjaan dan menghayati panggilan akan memperlancar langkah perjalanan usaha kita, dan apa yang kita dambakan, cita-citakan atau harapkan pasti berhasil, menjadi kenyataan. Dengan ini kami mengajak dan mengingatkan kita semua; bagi kita yang sedang memiliki tugas belajar di tingkat apapun marilah kita terus belajar, sehingga terampil belajar, bagi kita yang sedang bekerja marilah kita terus bekerja sehingga terampil bekerja, dst… Siap-sedia untuk dididik dan dibina dan diajar terus menerus berarti senantiasa bersukacita, gembira ria dalam menghadapi aneka macam bentuk pembaharuan atau apa-apa yang baru, yang muncul dalam perjalanan hidup, panggilan dan tugas pengutusan; orang senantiasa bersikap rendah hati dalam menyikapi apa yang terjadi atau apapun yang mendatangi.

"Pujilah Allah kami, hai bangsa-bangsa, dan perdengarkanlah puji-pujian kepada-Nya! Ia mempertahankan jiwa kami di dalam hidup dan tidak membiarkan kaki kami goyah. Marilah, dengarlah, hai kamu sekalian yang takut akan Allah, aku hendak menceritakan apa yang dilakukan-Nya terhadap diriku. Kepada-Nya aku telah berseru dengan mulutku, kini dengan lidahku aku menyanyikan pujian." (Mzm 66:8-9.16-17)

renungan by Mr sumarya
Jakarta, 22 April 2010

Rabu, 10 Februari 2010

Hari Orang Sakit Sedunia

"Pergilah sekarang sebab setan itu sudah keluar dari anakmu."
(1Raj 11:4-13; Mrk 7:24-30)

"Lalu Yesus berangkat dari situ dan pergi ke daerah Tirus. Ia masuk ke sebuah rumah dan tidak mau bahwa ada orang yang mengetahuinya, tetapi kedatangan-Nya tidak dapat dirahasiakan. Malah seorang ibu, yang anaknya perempuan kerasukan roh jahat, segera mendengar tentang Dia, lalu datang dan tersungkur di depan kaki-Nya. Perempuan itu seorang Yunani bangsa Siro-Fenisia. Ia memohon kepada Yesus untuk mengusir setan itu dari anaknya. Lalu Yesus berkata kepadanya: "Biarlah anak-anak kenyang dahulu, sebab tidak patut mengambil roti yang disediakan bagi anak-anak dan melemparkannya kepada anjing." Tetapi perempuan itu menjawab: "Benar, Tuhan. Tetapi anjing yang di bawah meja juga makan remah-remah yang dijatuhkan anak-anak." Maka kata Yesus kepada perempuan itu: "Karena kata-katamu itu, pergilah sekarang sebab setan itu sudah keluar dari anakmu." Perempuan itu pulang ke rumahnya, lalu didapatinya anak itu berbaring di tempat tidur, sedang setan itu sudah keluar." (Mrk 7:24-30), demikian kutipan Warta Gembira hari ini.
Berrefleksi atas bacaan-bacaan serta mengenangkan `Hari Orang Sakit Sedunia' hari ini, saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:
• Mereka yang sedang menderita sakit hemat saya karena pengaruh `setan/roh jahat', entah yang secara langsung mempengaruhi pasien yang bersangkutan atau melalui orang lain. Maka untuk menyembukan mereka yang sedang menderita sakit baiklah kita meneladan perempuan Yunani, bangsa Siro-Fenisia, yang memohon Yesus, Tuhan, untuk mengusir setan dari anaknya. Memang sedikit banyak atau sebenarnya seseorang menderita sakit karena pengaruh lingkungan hidupnya, sesama dan saudara-saudarinya yang kurang atau tidak beriman, maka proses penyembuhan pasien hendaknya dimulai dari mereka yang merasa sehat alias keluarga pasien. Keluarga atau saudara-saudari dari pasien yang bersangkutan mungkin tidak sakit secara phisik, tetapi sedang menderita sakit secara spiritual (sakit hati atau sakit jiwa dan sakit akal budi). Meneladan perempuan Yunani, sebagaimana diwartakan dalam Injil hari ini, berarti lebih banyak berdoa atau meningkatkan dan memperdalam hidup doa, sehingga semakin mempersembahkan atau menyerahkan diri seutuhnya kepada Tuhan. Kita, yang merasa sehat, dengan rendah hati mohon penyembuhan sakit hati, sakit jiwa atau sakit akal budi kita. Kami percaya ketika keluarga pasien atau saudara-saudari pasien sungguh sehat dan segar bugar secara phisik dan spiritual, maka proses penyembuhan pasien akan berjalan lancar, mereka yang sakit segera sembuh. Pada `Hari Orang Sakit Sedunia' ini hendaknya kita semua mawas diri: apakah saya sedang menderita sakit (sakit hati, sakit jiwa, sakit akal budi atau sakit tubuh), dan sekiranya sedang menderita sakit, marilah dengan rendah hati kita mohon penyembuhan dari Tuhan melalui saudara-saudari atau sesama kita, marilah kita saling mengasihi dan mengampuni dalam proses saling menyembuhkan.
• "Oleh karena begitu kelakuanmu, yakni engkau tidak berpegang pada perjanjian dan segala ketetapan-Ku yang telah Kuperintahkan kepadamu, maka sesungguhnya Aku akan mengoyakkan kerajaan itu dari padamu dan akan memberikannya kepada hambamu" (1 Raj 11:11), demikian firman Tuhan kepada Salomo, yang telah melakukan kejahatan bersama dengan isteri-isterinya. Aneka macam bentuk kejahatan memang akan berdampak atau berbuahkan perpecahan atau permusuhan; berbagai perpecahan atau permusuhan dipicu oleh kejahatan atau dosa. Maka dengan ini kami mengajak kita semua untuk mawas diri perihal kehidupan atau kerja bersama kita, entah di dalam keluarga/komunitas, masyarakat, tempat kerja, hidup beragama, dst.. Apakah kebersamaan sungguh dijiwai oleh persaudaraan sejati, sehingga kebersamaan tersebut memikat, menarik dan mempesona bagi orang lain? Ataukah dalam kebersamaan hidup dan kerja kita ada sesuatu yang kurang nyaman, sarat dengan ketegangan, nampak damai bagaikan dua rel yang tak pernah bersinggungan, dst..?; jika demikian adanya berarti setan atau roh jahat hidup dan berkarya dalam pribadi-pribadi yang barada di dalam kebersamaan hidup atau kerja tersebut. Marilah kita kembali ke perjanjian-perjanji an yang telah kita ikrarkan, karena segala perpecahan atau permusuhan dipicu oleh ketidak-setiaan atau ketidak-taatan pada perjanjian. Sebagai yang telah dibaptis kami harapkan kembali ke janji baptis, sebagai suami-isteri kami harapkan kembali ke janji perkawinan, sebagai pelajar atau pekerja kami harapkan kembali ke janji pelajar atau pekerja, sebagai pejabat kami harapkan kembali ke sumpah jabatan, dst.. Damai, kesejahteraan dan keselamatan akan menjadi nyata ketika semua pihak setia dan taat melaksanakan tugas pengutusan masing-masing dan menghayati janji yang pernah diikrarkan.

"Berbahagialah orang-orang yang berpegang pada hukum, yang melakukan keadilan di segala waktu! Ingatlah aku, ya TUHAN, demi kemurahan terhadap umat-Mu, perhatikanlah aku, demi keselamatan dari pada-Mu," (Mzm 106:3-4)
Jakarta, 11 Februari 2010

Diambil dari PKKC by I Sumarya 11Feb10

Jumat, 14 Agustus 2009

Mari Berkarya – Para Lulusan KEB St Louis

Beberapa waktu lalu di awal Agustus Bapa Uskup Mgr Michael Angkur telah memberikan berkat pengutusannya bagi 84 orang lulusan KEB-1 dari Paroki Keluarga Kudus Cibinong. Pengutusan yang ditandai dengan pencurahan Roh Kudus, tentu mengandung harapan baru dalam kehidupan menggereja di Keuskupan Bogor.

Dengan pemahaman yang lebih mendalam akan Sabda Tuhan dan ajaran Kristus, menghadirkan kerajaan Allah dalam kehidupan masyarakat tentulah menjadi harapan utama Bapa Uskup dan gereja.

Di lingkungan St Louis sendiri sudah ada beberapa orang yang telah mengikuti KEB sejak beberapa waktu lalu, namun hingga saat ini belum dapat dirasakan kehadiran mereka secara nyata dalam komunitas. Aktifitas di lingkungan tetap sepi, tidak ada kegiatan mingguan, bahkan bulanan.

Lalu pertanyaannya adalah, ke manakah para peserta KEB ini? Apakah mereka tidak merasa terdorong untuk menggiatkan dan menghidupkan lingkungan dengan kemampuan yang sudah mereka dapatkan? Apakah mereka merasa kurang difasilitasi untuk lebih berperan aktif? Apakah mereka beranggapan bahwa menghidupkan lingkungan itu semata tugas ketua lingkungan?

Masih banyak pertanyaan yang bakal muncul, jika kita mencoba merenungkan kenyataan ini. Padahal, dalam KEB “Integrasi ke dalam Komunitas” telah ditekankan sebagai salah satu jari-jari utama dari kehidupan menggereja.

Nah, dari pada kita hanya bertanya, saya ingin mengajak para lulusan KEB untuk berpegangan tangan bersama membangun kehidupan menggereja, menghadirkan Kerajaan Allah di lingkungan St Louis melalui:
• Kunjungan ke saudara-saudara seiman secara rutin
• Mengusulkan program rutin lingkungan, rukun, kring
• Menjadi pionir dalam mengaktifkan komunitas basis di sekitar tempat tinggalnya
• Memprakarsai event-event yang dapat membangun iman dan kehidupan menggereja.

Marilah kita wujudkan perintah Yesus dalam Mat 28: 18 – 20. Yesus selalu menyertai kita sampai akhir jaman.

By : Stefanus
Lulusan KEB-1 PKKC

Jumat, 24 Juli 2009

PERTOBATAN

Hakekat Pertobatan
Inti dari pertobatan adalah proses pemeliharaan dan pemurnian relasi dengan Allah yang tidak pernah berakhir, yang harus berlangsung secara terus-menerus. Pertobatan diawali dengan pengalaman seseorang menuju pada Allah dan berpaling dari segala yang menghambat relasinya dengan Allah yakni dosa.

Secara defenisi, pertobatan dapat digambarkan sebagai:
Suatu proses yang rumit dan banyak seginya; tersusun dari peristiwa-peristiwa yang terjadi secara tiba-tiba ataupun bertahap; unik bagi setiap orang/individu, menyangkut suatu “titik balik” (berpaling) atau suatu perubahan pandangan yang mengakibatkan perubahan baik yang bersifat pribadi maupun memasyarakat.

Pertobatan dan Kasih Karunia
Proses pertobatan, selalu didahului dan disertai oleh kasih karunia Allah; tanpa kasih karunia Allah pertobatan tidaklah mngkin. Mengapa orang tidak mengalami pertobatan? Mungkin sebagian disebabkan oleh karena:

• Kita menganggap kasih karunia Allah itu begitu biasa
• Rencana-rencana Allah yang penuh kasih pada kita, sangat berlawanan dengan rencana-rencana kita sendiri.

Selasa, 21 Juli 2009

Kerajaan Allah dan Keselamatan

Kerajaan Allah merupakan sarana menuju keselamatan. Kabar baik Kerajaan Allah inilah yang menjadi pusat pewartaan injil yang dilaksanakan oleh Yesus, dan dilanjutkan oleh para rasul. Juga kita mempunyai kewajiban mewartakan Kerajaan Allah ini, yang merupakan tujuan dari penginjilan.

Yesus bersabda: ‘’Aku harus memberitakan Injil Kerajaan Allah, sebab untuk itulah Aku diutus” (Luk 4:43)

Pengertian Kerajaan Allah Menurut Kitab Suci

Menurut Perjanjian Lama

Dalam perjanjian lama jelas dinyatakan bahwa Allah adalah pencipta segala sesuatu. Dia adalah pemimpin dan telah memilih Israel sebagai KerajaanNya yang khusus. Tahta para raja Israel adalah milik Allah, dialah yang memilih dan menetapkan siapa yang akan duduk di atasnya.

Selanjutnya para nabi perjanjian lama selalu berbicara tentang Kerajaan yang akan datang, yang lebih sempurna dan tidak berkesudahan. Yang dimaksud adalah kerajaan dimana Kristus sebagai Raja, dan Kerajaan itu kekal tak berkesudahan.

Menurut Perjanjian Baru

Dalam perjanjian baru dijelaskan bahwa Kerajaan Allah itu ada di hati manusia. Ini berarti bahwa Allah bertahta dan memerintah dalam hati manusia.

“Juga orang tidak dapat mengatakan: lihat, ia ada di sini atau ia ada di sana! Sebab sesungguhnya Kerajaan Allah ada di antara kamu” (Luk 17:21)

Inilah yang disebut sebagai Kerajaan Allah yang tidak kelihatan.

Kerajaan Allah yang kelihatan adalah kerajaan yang beranggotakan manusia yang percaya dan menerima Allah sebagai Raja. Secara khusus adalah gereja dalam arti sebagai komunitas. Namun dalam hal ini sifatnya lebih universal, yakni manusia yang percaya dan menerima Allah dalam hatinya, dan membiarkan Allah mengatur hidupnya. Jadi gereja bukan dalam pengertian sempit tetapi Katolik yang berarti universal.

Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu (Mat 6:33)

Yesus meminta kepada para pengikutnya supaya berdoa bagi pemerintahan Allah, supaya utuh dan sempurna (Mat 6:10)

Kerajaan Allah di Dunia

Tujuan Kerajaan Allah adalah untuk menyelamatkan manusia dan membebaskannya agar sungguh-sungguh menjadi orang bebas. Beban kemiskinan, tawanan, kebutaan dan hukuman yang ada pada manusia dipatahkan dalam kerajaan Allah.

Yesus adalah jalan menuju kerajaan itu, dan setiap manusia diundangnya untuk masuk. Tawaran Yesus untuk masuk kerajaan itu bukanlah melalui cara paksa tetapi melalui KASIH.

Kerajaan Allah tidak dibatasi oleh tempat, situasi atau waktu. Dia ada di dalam hati dan pikiran setiap orang yang yang menerima Kasih Tuhan dan melaksanakan SabdaNya. Sesungguhnya orang yang masuk dalam Kerajaan Allah mempunyai kebebasan batin yang sejati. Bebas karena terang di dalam dirinya, dan tidak harus meraba-raba jika berjalan.

Akulah terang dunia, barang siapa mengikuti Aku, ia tidak akan berjalan dalam kegelapan, melainkan ia akan mempunyai terang hidup” (Yoh 8:12)

Kuasa Kerajaan Allah

Allah, dengan KerajaanNya memberi 5 kuasa khusus kepada anak-anakNya:

1. Kuasa atas kegelapan/roh jahat/iblis (Luk 10: 17-20, Luk 9:1)

2. Kuasa atas penyakit (Luk 10:9)

3. Kuasa atas dosa. (Mat 18:18)

4. Kuasa atas alam (Mat 14:29)

5. Kuasa atas kematian (Yoh 3:16)

Bagaimana dapat Masuk Kerajaan Allah?

Untuk masuk Kerajaan Allah, syaratnya adalah pertobatan yang sungguh-sungguh. Dengan sakramen permandian, orang Kristen dibenamkan dalam kematian Kristus dan kebangkitan-Nya, sehingga tidak lagi dikuasai oleh dosa, tetapi hidup dalam Roh (Rom 8:9)

Pertobatan itu merupakan suatu proses, dan merupakan keseimbangan pengalaman pribadi dan pengalaman umum. Pribadi berarti menerima pengalaman kasih Allah secara pribadi, dan umum berarti menerapkan kasih Allah ini melalui perbuatan kepada sesama.

Kerajaan Allah dikukuhkan Yesus dalam penjelmaanNya menjadi manusia. Keseimbangan antara kemanusiaanNya dan keAllahan-Nya itu haruslah menjadi teladan keseimbangan iman kita.

‘Jika iman itu tidak disertai dengan perbuatan, maka iman itu pada hakekatnya adalah mati’ (Yak 2 :17)

Keselamatan

Keselamatan berarti “keutuhan”, dengan demikian diselamatkan berarti dibuat menjadi utuh, disembuhkan tubuh, pikiran, jiwa dan roh. Kerajaan Allah adalah karunia keselamatan. Yesus memberikan karunia keselamatan ini sebagai:

1. Kemenangan terhadap kejahatan/setan

2. Pengampunan dosa universal

3. Pembebasan dari segala hal yang menekan atau memperbudak kita

4. Janji hidup kekal

Pengalaman keselamatan inilah yang mendorong seseorang untuk melakukan penginjilan. Jadi penginjilan berarti bahwa seseorang yang telah mengalami cinta kasih Allah mewartakan “Saya mempunyai Kabar Baik!!!”

Keselamatan yang universal

Keselamatan bersifat universal, bahkan ditawarkan kepada orang yang belum mengetahui injil. Menjadi Katolik (universal) berarti: terbuka pada kenyataan, bahwa mungkin ada banyak cara pendekatan yang berbeda kepada Yesus dan bahwa kita jangan memaksa orang-orang hanya ke dalam satu pengalaman khusus.

Memilih-milih itu bukanlah iman yang sejati, kita harus mengutamana “keterbukaan”.

Menghadirkan kerajaan Allah

Sebagai pengikut Yesus kita dipanggil untuk mewartakan Berita Kerajaan yang menyelamatkan ini kepada setiap orang yang kita jumpai. Melalui Yesus, kita diberi Kuasa Roh Kudus untuk membawa Kerajaan ini ke dalam realita hidup sehari-hari.

Menjadi pembawa kabar baik berarti ikut membangun kerajaan-Nya. Jika kita membangun kerajaanNya, kita membawa Kemuliaan Allah.

Sesungguhnya kita dipanggil untuk menerima Kerajaan Allah melalui pertobatan dan selanjutnya dipanggil mewartakan Kerajaan itu dengan menjadi saksi-saksi Allah. Sebelum Yesus naik ke surga inilah PerintahNya:

Pergilah, jadikanlah semua bangsa muridku, babtislah mereka dalam nama Bapa, Putra dan Roh Kudus, ajarilah mereka melakukan apa yang telah Kukatakan kepadamu dan ketahuilah, Aku menyertaimu sampai akhir zaman (Mat 28:18-20)


Kamis, 16 Juli 2009

SEJARAH TERBENTUKNYA KITAB SUCI



-->
Firman Allah
· “Rumput menjadi kering, bunga menjadi layu, tetapi firman Allah kita tetap untuk selama-lamanya” (Yes 40:8)
· “Memang masih banyak tanda lain yang dibuat Yesus di depan mata murid-muridNya, yang tidak tercatat dalam kitab ini, tetapi semua yang tercantum di sini telah dicatat, supaya kamu percaya, bahwa Yesuslah Mesias, Anak Allah, dan supaya kamu oleh imanmu memperoleh hidup dalam namaNya.” (Yoh 20: 30-31)
Penafsiran Kitab Suci
Karena firman Allah disampaikan melalui manusia, maka penafsir Kitab Suci harus menyelidiki dengan cermat tentang apa yang akan disampaikan Allah melalui para penulis suci. Jadi cara yang lebih baik membaca kitab suci adalah dengan membaca tafsir yang diberikan oleh penafsir Kitab Suci yang Credible.
Perlu dipahami pula bahwa metoda penyebaran Kitab suci sangat terkait 3 hal yaitu: metoda cetak, terjemahan dan kemampuan baca tulis. Sebelum mesin cetak ditemukan oleh Gutenberg, Kitab suci dicatat dengan tangan dan tidak dapat dipungkiri adanya terjemahan dan salah kutib di sana-sini. Demikian juga penterjemahan dari bahasa aslinya yakni Bahasa Ibrani untuk Perjanjian Lama dan bahasa Latin untuk Perjanjian Baru, sangat membutuhkan kerja keras, namun demikian masih terjadi perbedaan dari makna aslinya.

Perjanjian Lama
Perjanjian lama berawal dari tradisi lisan dan kemudian mulai dituliskan setelah manusia mengalami kemajuan baca tulis. Perjanjian lama dibagi menjadi:
· Kitab Hukum (Pentateukh): Kejadian, Keluaran, Imamat, Bilangan & Ulangan
· Kitab Nabi-Nabi yang terdahulu: Yesaya, Yeremia, Yehezkiel + 12 Nabi: Nabi-nabi yang kemudian
· Tulisan-tulisan Mazmur, Kidung Agung, Pengkhotbah, Ester, Ezra, Nehemia, 1-2 Tawarikh, Amsal, Ruth
Seluruhnya ada 39 Kitab Perjanjian Lama.
DeuteroKanonika
Bagian ini tidak ada pada Kitab Suci Protestan, terdiri dari Kitab: Tobit, Yudit, Tambahan Ester, Kebijaksanaan Salomo, Yesus bin Sirakh, Barukh, Surat Nabi Yeremia, Tambahan Daniel, Kitab Makabe yang pertama dan Kitab Makabe yang kedua.
Perjanjian Baru
Perjanjian Baru terdiri dari 4 tulisan Injil yakni Matius, Markus, Lukas & Yohanes, Kisah Para Rasul, Surat-Surat Paulus, Yakobus, Petrus, Yohanes, Yudas dan Wahyu. Semuanya ada 27 kitab. Injil yang paling tua adalah Injil Markus. Tulisan yang tertua pada perjanjian baru adalah Surat Rasul Paulus yang pertama kepada umat di Tesalonika.
Injil Matius, Markus dan Lukas disebut sebagai Injil sinoptik, karena ceriteranya mirip-mirip, yang diyakini mempunyai cara pandang yang sama terhadap Yesus. Injil Markus diperkirakan juga menjadi sumber dari Injil Matius dan Injil Lukas.
Menurut para ahli Kitab Suci, tidak ada satu Injilpun yang ditulis oleh para rasul secara langsung, bahkan Injil Yohanes tidak ditulis oleh rasul Yohanes dan direvisi redaksinya sampai 5 kali. Kemungkinan besar Injil Yohanes ditulis oleh murid-murid Yohanes. Beberapa surat Paulus, dituliskannya secara langsung.
Perbedaan dengan Kitab Suci Protestan
Absennya Deuterokanonika dalam Kitab Suci orang Protestan merupakan perbedaan satu-satunya. Hal ini disebabkan bahwa protestan mengikuti Kanon Ibrani, sementara Gereja Katolik mengikuti tradisi septuaginta, yakni penterjemahan Kitab suci dari bahasa Ibrani (Perjanjian Lama) dan Yunani (Perjanjian Baru dan Deuterokanonika) ke bahasa latin yang dilakukan oleh 70 orang.
Protestan yang dilahirkan oleh Martin Luther menelurkan prinsip: sola gratia, sola scriptura dan sola fide. Dalam rangka sola scriptura, maka Deuterokanokika dikeluarkan dari Kitab Suci Protestan.
Apokrif
Apokrif berarti tersembunyi. Bagi Gereja Katolik, kitab-kitab Aprokrif adalah kitab-kitab yang berada di luar Kanon Alkitab (PL, PB & DK) dan bagi gereja protestan karena Deuterokanonika tidak termasuk Alkitab, maka disebut juga apokrif.
Injil atau tulisan-tulisan apokrif banyak sekali jumlahnya, dan tidak perlu dipandang secara negatif. Seperti Injil Thomas (The Infacy Gospel of Thomas) menceritakan masa kanak-kanak Yesus hingga berumur 12 tahun. Bahkan nama orang tua Bunda Maria yakni St.Joachim dan St.Anna diketahui dari Injil apokrif yaitu The Proto Gospel of James.
Kanonisasi
Harus disadari bahwa gereja awal tidak lahir karena alkitab, tetapi lahir dari pewartaan Yesus Kristus dan para rasul. Alkitab merupakan dokumen tentang kesaksian iman Gereja Perdana yang mempunyai pengalaman langsung dengan Yesus. Maka pada sekitar tahun 800an Gereja melakukan kanonisasi, dimana dilakukan pemisahan antara tulisan yang dapat diterima sebagai Kitab Suci dan yang tidak. Tulisan yang diterima sebagai Kitab Suci adalah tulisan-tulisan yang mempunyai wibawa ilahi.
Hal mengenai wibawa ilahi dalam kanonisasi ditentukan oleh 4 kriteria yaitu:
1. Apostolitas
Sebuah tulisan harus ditulis oleh seorang rasul atau paling tidak mereka yang mempunyai hubungan dekat dengan para rasul.
2. Kekunoan
Sebuah tulisan harus kuno, dalam arti dekat dengan zaman Yesus. Ini berkaitan dengan poin 1. Maka tulisan yang diterima sebagai Kitab suci adalah tulisan yang dituliskan sebelum tahun 200 M. Injil Barnabas ditulis pada tahun 1200an pada saat perang salib, jadi sudah jelas tidak dapat diterima sebagai Kitab Suci.
3. Katolisitas
Maksudnya sebuah tulisan harus dipakai secara luas oleh komunitas Kristen Pertama.
4. Ortodoks
Sebuah tulisan harus menggambarkan Yesus yang otentik, tidak aneh-aneh.
Dua Tahap Penting
Tahap Perjanjian Baru
Di sini diceriterakan mengenai kedekatan Yesus dengan Allah yang memanggilNya dengan sebutan Bapa. Kalau Yesus menyebut Allah sebagai Bapa, maka wajarlah bahwa Dia adalah Anak Allah. Konsep narasi ini dapat diterima oleh orang Yahudi.
Tahap Sesudah Perjanjian Baru
Persoalan muncul saat agama Kristen menyebar ke dunia Yunani yang gemar bermain definisi. Maka diadakanlah konsili untuk merumuskan yang narasi menjadi definisi, terutama konsili awal di Nicea & Chalehedon.


Selasa, 14 Juli 2009

TUGAS MEWARTAKAN INJIL


Firman Allah

Yesus mendekati mereka dan berkata: “KepadaKu telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi. Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa muridKu, dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Putera dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa samapi kepada akhir zaman” (Mat 28: 18-20)


Sabda Yesus ini telah menjadi instruksi yang amat penting bagi semua pengikutnya, yakni gereja dan setiap anggotanya yang juga adalah gereja secara individu. Yesus telah memulai mewartakan injil dan kini tugas kita untuk melanjutkannya.


Bapa Suci Paulus VI telah menerbitkan Evangelii Nuntiandi sebagai panduan untuk mewartakan injil. Digariskan, bahwa gereja lahir sebagai buah dari pewartaan injil, maka dari itu gereja harus melanjutkan pewartaan injil di segala zaman sehingga apa yang difirmankan Yesus menjadi kenyataan.


Metoda-metoda pewartaan injil atau evangelisasi dapat dilakukan dengan cara:

a) Kesaksian hidup

b) Suatu khotbah yang hidup

c) Liturgi sabda

d) Katakese

e) Menggunakan media massa & internet

f) Kontak pribadi

g) Peranan sakramen-sakramen

h) Kesalehan yang merakyat

i) Berbagai sarana lain yang cocok


Sangat perlu dipahami bahwa kita adalah pembawa Kabar Baik akan Kerajaan Allah dan keselamatan. Jadi harus dilakukan dengan cinta kasih dan tidak pernah dapat dilakukan dengan kekerasan atau pemaksaan.

Kita hanya menabur, biarkan Tuhan yang membuatnya tumbuh dan berlipat ganda.