Tampilkan postingan dengan label Agus Gunawan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Agus Gunawan. Tampilkan semua postingan

Selasa, 26 November 2024

Pesan Injil Hari Ini: Memberi dengan Hati

*Pesan Injil Hari Ini: Memberi dengan Hati* (Senin 25 Nov 2024)
Lukas 21:1-4


Dalam Injil hari ini, Yesus memberikan pelajaran yang sangat mendalam kepada murid-murid-Nya melalui peristiwa seorang janda miskin yang memberikan persembahan di Bait Allah. Ketika banyak orang kaya memberi dari kelimpahan mereka, janda itu memberikan dua keping uang kecil—segala yang ia miliki untuk hidup. Dalam pandangan manusia, pemberiannya tampak tidak berarti, tetapi di mata Tuhan, pemberiannya adalah yang terbesar karena datang dari hati yang tulus dan penuh iman.

Yesus mengajarkan kita bahwa makna sejati dari pemberian bukan terletak pada jumlahnya, tetapi pada sikap hati. Memberi dengan hati yang tulus, apapun keadaan kita, adalah tindakan iman yang menunjukkan kepercayaan penuh kepada penyelenggaraan Tuhan.

*Belajar Memberi dalam Seluruh Aspek Kehidupan*

Yesus tidak hanya mengajarkan kita untuk memberi secara materi, tetapi juga untuk memberi dalam seluruh aspek kehidupan. Sebab, hidup kita sendiri adalah pemberian dari Tuhan, dan karenanya kita pun dipanggil untuk memberikan yang terbaik dari diri kita.

1. Memberi Pelayanan Terbaik
Dalam pekerjaan, keluarga, komunitas, atau gereja, kita dipanggil untuk melayani dengan sepenuh hati, memberikan perhatian, waktu, dan usaha terbaik kita. Pelayanan bukan hanya tindakan lahiriah, tetapi juga ekspresi kasih kepada Tuhan dan sesama.


2. Melakukan yang Terbaik di Setiap Kesempatan
Setiap hari adalah anugerah yang diberikan Tuhan kepada kita untuk menjadi saluran berkat. Baik melalui pekerjaan yang kita lakukan, bantuan kepada orang lain, atau bahkan hal-hal kecil seperti memberikan perhatian kepada orang terdekat, kita dipanggil untuk memberikan yang terbaik.


3. Memberikan Diri Sepenuhnya kepada Tuhan
Selain materi, bentuk pemberian terbesar adalah menyerahkan diri sepenuhnya kepada Tuhan. Memberikan waktu untuk berdoa, membaca firman-Nya, dan melayani dalam kegiatan rohani menunjukkan komitmen kita untuk menempatkan Tuhan sebagai pusat hidup kita.


*Pesan Yesus: Memberi dengan Iman dan Kasih*

Peristiwa janda miskin ini mengajarkan kita untuk memberi dengan iman. Ia memberikan segala yang dimilikinya, percaya bahwa Tuhan akan mencukupi kebutuhannya. Dalam kehidupan sehari-hari, kita mungkin sering merasa takut kehilangan atau tidak cukup, tetapi Yesus mengingatkan kita bahwa Tuhan selalu memelihara umat-Nya.

Memberi dengan hati juga berarti melibatkan kasih, keikhlasan, dan kerelaan. Saat memberi, jangan fokus pada apa yang kita lepaskan, tetapi lihatlah kepada siapa kita memberi. Saat kita memberi kepada Tuhan dan sesama, kita sedang mempersembahkan hidup kita sebagai ungkapan syukur atas kasih dan berkat-Nya yang melimpah.

*Memberi Bukan Hanya Materi*
Yesus juga mengingatkan bahwa pemberian tidak terbatas pada materi. Kita bisa memberi dalam bentuk waktu, perhatian, doa, nasihat, atau tindakan kasih kepada orang-orang di sekitar kita. Pemberian semacam ini tidak kalah berharganya di mata Tuhan karena menunjukkan cinta kita kepada sesama.

Ketika kita memberi yang terbaik, baik dalam pelayanan maupun pekerjaan, kita sedang mempersembahkan hidup kita sebagai tanda kesetiaan kepada Tuhan. Melalui setiap tindakan, kita dipanggil untuk menjadi saluran berkat, yang menunjukkan bahwa kasih Tuhan nyata dalam hidup kita.

*Renungan*
Hari ini, mari kita bertanya kepada diri sendiri:

Apakah saya sudah memberi dengan hati yang tulus dan penuh iman?

Apakah saya sudah melayani dan melakukan yang terbaik dalam setiap kesempatan?

Apakah saya percaya bahwa pemberian, sekecil apa pun, bisa membawa sukacita bagi orang lain dan memuliakan Tuhan?

Yesus mengingatkan bahwa pemberian yang kecil tetapi tulus memiliki nilai besar di mata Tuhan. Mari kita belajar dari janda miskin untuk memberi dengan hati yang tulus, apapun keadaan kita, sebagai tanda iman dan kasih kita kepada Tuhan dan sesama. Karena hidup adalah pemberian, maka kita pun wajib memberi, menjadi terang dan saluran berkat di mana pun Tuhan menempatkan kita.  

Tuhan memberkati kita semua, Amin 🙏

Manuntun Sitinjak

Jumat, 05 Maret 2010

Membersihkan Hati

Mandi itu membersihkan diri.
Tobat itu membersihkan hati.
Saat menghadap Tuhan bukan hanya bersih diri tetapi yang lebih penting adalah bersih hati sehingga layak di hadapanNya.

Proses pembersihan diri perlu dilakukan terus menerus secara kontinu; rata-rata kita mandi dua kali per hari, yaitu di pagi dan sore hari. Hal ini kita lakukan karena kegiatan sehari-hari membuat tubuh kita menjadi kotor atau berkeringat.

Hal yang sama perlu kita lakukan terhadap hati kita, karena hati membuat kita dapat mengasihi, membedakan yang baik dengan yang tidak. Tuhan berbicara kepada kita melalui suara hati terdalam yang ada pada diri kita. Tetapi tentu saja hati kita perlu selalu diasah dan dibersihkan, karena bila menjadi tumpul, maka hati menjadi tidak berguna lagi.

Misalnya bila seseorang baru pertama kali mencuri, karena terpaksa, pasti ia tidak dapat hidup dengan tenang; ada ketakutan akan dosa di dalam dirinya. Tetapi apa yang terjadi bila ia telah mencuri lebih dari sepuluh kali? Mungkin saat itu ia sudah tidak merasa berdosa lagi. Bahkan suatu saat ia merasa bila tidak mencuri maka ada yang aneh dalam dirinya. Pada saat itu hati orang ini telah menjadi tumpul; untuk itu hati kita perlu diasah dan dibersihkan, yaitu dengan melakukan pertobatan.

Bila kita rata-rata dua kali membersihkan diri, maka kita pun perlu secara rutin bertobat untuk membersihkan hati, karena hal inilah yang membuat kita kembali menjadi layak di hadapanNya.

Posted by:
Manuntun Sitinjak

Sumber: SKDAG (Dr Agus Gunawan)

Kamis, 14 Januari 2010

Bersyukur atas Berkat

Hargailah semua berkat yang kita dapatkan, jangan mengeluhkan yang tidak kita miliki. Buka mata dan pasti kita akan melihat 100 hal yang dapat dan harus membuat kita bersyukur


Dalam hidup ini kita lebih senang untuk melihat masalah yang sedang kita hadapi dibandingkan dengan berkat yang telah kita terima. Manakah yang akan anda pilih : “mengeluh karena tidak memiliki sesuatu” atau “bersyukur atas semua berkat yang telah kita terima”?

Kalimat pertama terjadi karena ada nafsu serakah dalam diri kita yang ingin memiliki segala sesuatu yang belum kita miliki. Akibatnya orang seperti ini tidak pernah puas, ia selalu mengejar yang diinginkannya, bahkan dengan menghalalkan segala cara.

Kalimat kedua lebih menekankan untuk melihat segala sesuatu yang telah kita miliki, dan semua hal tersebut perlu kita syukuri. Dengan demikian hidup kita menjadi tentram dan damai, karena dengan sukacita dan penuh damai sejahtera kita dapat menikmati hidup ini. Hal ini menyebabkan kita menjadi tenang sehingga dapat melihat berbagai peluang yang ada di sekitar kita. Hal ini juga menunjukkan bahwa kita jangan selalu melihat ke atas, kita pun perlu melihat ke bawah, sehingga dapat bersyukur telah menjadi saluran berkat bagi orang lain yang tidak seberuntung kita.

Dengan semakin bersyukur, maka kita semakin dekat dengan Allah, sedangkan bila kita banyak mengeluh, maka pintu hati kita pun terbuka semakin lebar bagi godaan setan.

Sumber: sms kasih dari Dr. Dominikus Agus Gunawan

Jumat, 20 November 2009

Bersyukur Untuk HATI

Kita lahir dengan satu hati jauh dalam tulang iga, artinya penghargaan dan pemberian cinta kasih diharapkan berasal dari hati yg terdalam.
Berilah cinta tanpa meminta balasan dan kita akan menemukan cinta yang jauh lebih indah dariNya.


Sebenarnya kita tidak tahu letak hati atau budi yang merupakan suara Allah di dalam diri kita, seringkali waktu menunjuk hati kita menunjuk ke rongga dada kita. Secara fisik letak organ hati bukan disitu, mungkin jantung lebih dekat di daerah situ. Memang hati atau budi itu bukanlah organ hati yang ada dalam tubuh kita, yang memiliki fungsi tertentu.

Tetapi dimanapun letak hati itu, bukan lah masalah yang terlalu penting; yang penting hati ada di dalam diri kita dan ia adalah sumber cinta kasih, karena hati adalah tempat Tuhan bekerja untuk mengingatkan kita. Kita sering mengatakannya sebagai ‘suara hati’, yaitu suara Tuhan sendiri yang merupakan sumber kebaikan.

Hati adalah salah satu anugrah Tuhan, selain otak atau pikiran, kepada manusia sebagai ciptaannya yang terbaik. Dengan hati kita dapat mencintai, menentukan mana yang benar atau salah. Marilah kita gunakan hati dengan lebih baik lagi; lakukanlah segala sesuatu dengan hati, maka kita melakukannya dengan cinta kasih yang murni, tanpa mengharapkan balasan apa pun. Dan percayalah bila kita memberi, maka pasti kita pun akan menerima kembali cinta kasih dan sukacita yang lebih indah lagi dari Tuhan.


oleh
Dominikus Agus Gunawan

IMAN, HARAPAN & KASIH

IMAN membuat semuanya mungkin ...
HARAPAN membuat semuanya bercahaya ...
KASIH membuat semuanya mudah ...
ALLAH adalah kasih.


Allah adalah pemilik dan penguasa dari seluruh alam semesta ini. Dia menciptakan semua ini karena kasihNya kepada manusia, ciptaanNya yang terbaik. Jadi dengan sendirinya Allah adalah sumber kasih; Allah adalah kasih itu sendiri.

Dengan memiliki iman, maka tidak ada yang perlu dipertanyakan lagi, karena kita telah yakin bagi Allah tidak ada yang mustahil. Tidak ada yang perlu diperdebatkan lagi dengan menggunakan logika manusia yang terbatas ini.

Bila tidak ada harapan, maka orang akan mengalami putus asa dan ia tidak akan berusaha lagi. Tetapi dengan adanya harapan, sekecil apa pun itu, ia akan terus bersemangat untuk melakukannya. Contoh : pasien yang sudah divonnis dokter bahwa ia tidak memiliki harapan untuk hidup lagi, maka hidupnya kini ditentukan apakah ia masih memiliki harapan atau tidak. Bila ia putus asa, maka yang terjadi tidak lama kemudian ia akan meninggal. Tetapi bila ia merasa hidupnya harus berarti, maka sisa hidup tersebut akan digunakannya untuk melakukan yang terbaik. Ia menikmati hidup dan berusaha untuk membahagiakan orang lain, dan ternyata hidupnya menjadi lebih panjang daripada perkiraan dokter.

Pekerjaan yang sulit menjadi mudah, bila kita mencintai / mengasihi pekerjaan tersebut. Lakukanlah semua hal dengan kasih, maka kita akan menikmatinya sehingga menjadi mudah.

oleh:
Dominikus Agus Gunawan