Kamis, 27 Februari 2025

Do Acts of Love, Avoid Sin, and Rely on God

Today's Reflection on God's Word: Do Acts of Love, Avoid Sin, and Rely on God

Scripture Readings:

  • Mark 9:41-50 – Jesus teaches about the value of small acts of kindness, warns against sin, and calls for radical commitment to holiness.
  • Sirach 5:1-8 – A warning against complacency, delaying repentance, and relying on wealth or personal strength.
  • Psalm 1:1-6 – The contrast between the righteous, who are like trees planted by streams of water, and the wicked, who are like chaff blown away.

Reflection

1. Do Acts of Love – Even the Smallest Matter
Jesus reminds us in Mark 9:41 that even giving a cup of water in His name has eternal significance. In a world that often glorifies grand gestures, He teaches us that every small act of kindness is seen and rewarded by God. Love is not measured by its size but by the sincerity of the heart behind it.

💡 Reflection Question: Have I been mindful of the little opportunities to show love and kindness to others today?


2. Avoid Sin – Radical Commitment to Holiness
Jesus uses strong imagery—cutting off a hand or foot—to stress the seriousness of sin. Sirach 5 warns against overconfidence in sin, thinking we can delay repentance. Sin is dangerous not just for us but for those we influence. When we hold onto sinful habits, we risk harming ourselves and leading others astray.

💡 Reflection Question: What is one sinful habit or distraction I need to “cut off” from my life?


3. Rely on God – Not Wealth or Personal Strength
Sirach 5 warns us not to trust in wealth or our own abilities, thinking they will keep us secure. Psalm 1 tells us the truly blessed person is the one who delights in God's law, staying firmly rooted in Him. Those who rely on God are like strong trees, while those who reject Him are like chaff blown away by the wind.

💡 Reflection Question: Am I truly relying on God in all aspects of my life, or do I put my trust in temporary things like wealth, status, or personal power?


Final Message

These passages challenge us to act in love, remove sin, and trust in God. The world often tempts us to do the opposite—to live for ourselves, tolerate sin, and rely on wealth or power. But true fulfillment comes when we walk in righteousness, love generously, and stay rooted in God’s Word.


Closing Prayer

Heavenly Father,
Thank You for Your Word today, which reminds me to live a life of love, holiness, and trust in You. Help me to be faithful in small acts of kindness, removing sin from my life, and relying on Your wisdom instead of my own strength. Keep me rooted in Your truth like a tree planted by streams of water, flourishing in Your presence. I surrender my struggles to You and ask for the grace to walk in Your ways today and always. Amen.


May this reflection guide you in your spiritual journey today! Let me know if you'd like to go deeper on any part.

Rabu, 26 Februari 2025

God Grants Wisdom to Whom He Wills


Reflection: "God Grants Wisdom to Whom He Wills"

📖 Readings:

  • Mark 9:38-40 – Jesus teaches that whoever does good in His name is on His side.
  • Sirach 4:11-19 – Wisdom guides, protects, but also tests those who seek it.
  • Psalm 119:165, 168, 171, 172, 174, 175 – Those who love God’s law find peace and joy.

📖 Reflection:
How often do we think that only certain people are chosen to serve God? Like John in today’s Gospel, we may feel uncomfortable when others outside our group do good in Christ’s name. Yet, Jesus reminds us that whoever is not against us is for us. God works through many people, sometimes in ways we do not expect.

Sirach teaches that wisdom is a gift from God, but those who seek it must be tested. Wisdom is not given easily; it requires patience, humility, and perseverance. Similarly, Psalm 119 reminds us that those who love God’s word will live in peace and find joy in His guidance.

God’s wisdom is not limited to a select few. He grants it to those who sincerely seek Him and are willing to be formed by His truth. Instead of judging others, let us open our hearts to recognize God’s work in all who strive to do good.

🙏 Prayer:
Lord, grant me the wisdom to see Your work in others. Help me to be humble, open-hearted, and free from judgment. Let me trust in Your ways and embrace those who do good in Your name. Amen.

God bless,

Stefanus Manuntun Sitinjak 

Tuhan Menganugerahkan Kebijaksanaan kepada yang Dikehendaki-Nya


Renungan Firman Tuhan Hari Ini

"Tuhan Menganugerahkan Kebijaksanaan kepada yang Dikehendaki-Nya"

📖 Bacaan:

  • Markus 9:38-40 – Yesus mengajarkan bahwa siapa pun yang berbuat baik dalam nama-Nya tidak boleh dilarang, karena mereka ada di pihak Tuhan.
  • Sirakh 4:11-19 – Kebijaksanaan membimbing, mengajar, dan menguji mereka yang ingin hidup dalam kebenaran.
  • Mazmur 119:165, 168, 171, 172, 174, 175 – Orang yang mencintai firman Tuhan akan hidup dalam damai dan memuji Tuhan dalam segala keadaan.

📖 Renungan

Sering kali, kita berpikir bahwa hanya orang-orang tertentu yang dipilih Tuhan untuk melakukan pekerjaan-Nya. Seperti Yohanes dalam Injil Markus, kita cenderung ingin membatasi siapa yang boleh atau tidak boleh melayani dalam nama Tuhan. Namun, Yesus mengingatkan kita bahwa siapa pun yang tidak melawan-Nya, ada di pihak-Nya. Tuhan bekerja dengan cara yang tidak selalu bisa kita pahami, dan Dia menganugerahkan kebijaksanaan kepada siapa saja yang dikehendaki-Nya.

Sirakh mengajarkan bahwa kebijaksanaan adalah pemberian Tuhan, tetapi kebijaksanaan juga akan menguji mereka yang menginginkannya. Orang yang ingin bertumbuh dalam hikmat harus siap untuk dibentuk, diuji, dan diajar oleh Tuhan. Sementara itu, Mazmur 119 mengajarkan bahwa mereka yang mencintai hukum Tuhan akan hidup dalam damai dan sukacita.

Dari bacaan ini, kita belajar bahwa Tuhan dapat memakai siapa saja untuk pekerjaan-Nya. Kita dipanggil untuk bersikap rendah hati, menerima kebijaksanaan-Nya, dan tidak menghakimi mereka yang bekerja dalam nama Tuhan. Sebab, siapa pun yang berbuat baik dalam nama Tuhan adalah bagian dari rencana-Nya yang lebih besar.

🙏 Doa

Tuhan yang penuh hikmat, terima kasih atas firman-Mu hari ini. Ajarilah aku untuk selalu terbuka terhadap cara-Mu bekerja dalam dunia ini. Jauhkanlah aku dari sikap menghakimi dan berilah aku hati yang bijaksana untuk melihat bahwa Engkau dapat bekerja melalui siapa saja yang Kau kehendaki. Aku ingin mencintai firman-Mu dan hidup dalam damai seperti yang diajarkan dalam Mazmur 119. Bentuklah aku dengan kebijaksanaan-Mu, agar aku semakin dekat dengan-Mu dan semakin berguna dalam pelayanan-Mu. Amin.

Tuhan memberkati! 🙏✨

Stefanus Manuntun Sitinjak 

Selasa, 25 Februari 2025

True Greatness Lies in Humility and Service


Daily Reflection on God's Word: True Greatness Lies in Humility and Service

Readings: Mark 9:30-37 | Sirach 2:1-11 | Psalm 37:3-4, 18-19, 27-28, 39-40

In today’s Gospel, Jesus teaches His disciples that true greatness is not about status or power but about humility and service. When the disciples argued about who among them was the greatest, Jesus responded, "If anyone wants to be first, he must be last of all and servant of all." (Mark 9:35).

However, serving with humility is not easy. Sirach 2:1-11 reminds us that whoever desires to serve the Lord must be prepared for trials. Challenges and hardships are part of the journey of faith, but God never abandons those who trust in Him. "Trust in Him, and He will help you." (Sirach 2:6).

Psalm 37 strengthens us with God’s promise that He will never forsake the faithful. "Trust in the LORD and do good; dwell in the land and befriend faithfulness." (Psalm 37:3). The Lord is our refuge in times of trouble and always saves those who rely on Him.

From these three readings, we are called not to seek worldly greatness but to be humble and serve wholeheartedly. Even though this path is challenging, God promises His blessing and protection to those who remain faithful.

Prayer

Loving God, teach us to follow Your example of humility and service. Help us not to seek worldly greatness but to serve sincerely with love and dedication. Strengthen us to remain faithful in trials and to trust fully in You. You are our refuge, and in You, we place our trust. Amen.

May God’s Word today strengthen our faith and encourage us to become humble servants in our daily lives. God bless! ✨🙏

Stefanus Manuntun Sitinjak 

Kebesaran Sejati Terletak Pada Kerendahan Hati dan Pelayanan


Renungan Firman Tuhan Hari Ini: Kebesaran Sejati Terletak Pada Kerendahan Hati dan Pelayanan

Bacaan: Markus 9:30-37 | Sirakh 2:1-11 | Mazmur 37:3-4, 18-19, 27-28, 39-40

Dalam Injil hari ini, Yesus mengajarkan kepada murid-murid-Nya bahwa kebesaran sejati bukan terletak pada status atau kekuasaan, tetapi dalam kerendahan hati dan pelayanan. Ketika para murid berdebat tentang siapa yang terbesar, Yesus berkata, "Jika seseorang ingin menjadi yang terdahulu, hendaklah ia menjadi yang terakhir dari semuanya dan pelayan dari semuanya." (Markus 9:35).

Namun, melayani dengan rendah hati bukanlah hal yang mudah. Sirakh 2:1-11 mengingatkan bahwa siapa pun yang ingin mengabdi kepada Tuhan harus siap menghadapi pencobaan. Kesulitan dan tantangan adalah bagian dari perjalanan iman, tetapi Tuhan tidak pernah meninggalkan kita. "Percayalah kepada-Nya, maka Ia akan menolongmu." (Sirakh 2:6).

Mazmur 37 semakin menguatkan kita dengan janji Tuhan bahwa Ia tidak akan meninggalkan orang-orang yang setia kepada-Nya. "Percayalah kepada TUHAN dan lakukanlah yang baik, diamlah di negeri dan berlakulah setia." (Mazmur 37:3). Tuhan adalah tempat perlindungan kita dalam kesesakan dan akan selalu menyelamatkan mereka yang bersandar kepada-Nya.

Dari ketiga bacaan ini, kita diajak untuk tidak mengejar kebesaran duniawi, melainkan untuk menjadi rendah hati dan melayani dengan tulus. Walaupun perjalanan ini penuh tantangan, Tuhan menjanjikan berkat dan perlindungan bagi mereka yang setia.

Doa

Tuhan yang Mahakasih, ajari kami untuk meneladani-Mu dalam kerendahan hati dan pelayanan. Bantulah kami untuk tidak mencari kebesaran duniawi, tetapi sungguh-sungguh melayani dengan kasih dan ketulusan. Berilah kami kekuatan untuk tetap setia dalam menghadapi pencobaan dan menaruh kepercayaan penuh kepada-Mu. Engkaulah tempat perlindungan kami, dan kepada-Mu kami berserah. Amin.

Semoga firman Tuhan hari ini menguatkan iman kita dan mendorong kita untuk menjadi pelayan yang rendah hati dalam kehidupan sehari-hari. Tuhan memberkati! ✨🙏

Stefanus Manuntun Sitinjak 
#katolikindonesia
#renungan
#kitabsuci

Sabtu, 22 Februari 2025

Menemukan Perlindungan dalam Tuhan: Iman Mengatasi Ketakutan


Menemukan Perlindungan dalam Tuhan: Iman Mengatasi Ketakutan

Hidup sering kali menghadirkan tantangan yang membuat kita merasa kewalahan, tidak pasti, atau bahkan takut. Dalam Mazmur 11:1-7, pemazmur didorong untuk melarikan diri, namun dengan tegas ia menyatakan, "Pada Tuhan aku berlindung." Alih-alih lari dari ketakutan, ia memilih untuk percaya pada keadilan dan kedaulatan Tuhan.

Demikian pula, Yesaya 41:10 memberikan penghiburan bagi kita:
"Jangan takut, sebab Aku menyertai engkau, jangan bimbang, sebab Akulah Allahmu; Aku akan meneguhkan, bahkan menolong engkau; Aku akan memegang engkau dengan tangan kanan-Ku yang membawa kemenangan."

Ayat-ayat ini mengingatkan kita bahwa Tuhan selalu berkuasa. Ia melihat segala sesuatu, menguatkan yang lemah, dan melindungi mereka yang percaya kepada-Nya. Bahkan ketika dunia terasa tidak stabil, landasan kita tetap teguh dalam kebenaran Tuhan.

Refleksi:

  • Apakah saya benar-benar percaya kepada Tuhan atau masih membiarkan ketakutan menguasai saya?
  • Bagaimana saya bisa mengingat setiap hari bahwa Tuhan adalah tempat perlindungan saya?

Tantangan:

Ketika ketakutan muncul, ucapkan dengan iman: "Tuhan adalah tempat perlindunganku; aku tidak akan takut!"

Doa Penutup:

Ya Tuhan, Engkau adalah perlindunganku dan kekuatanku. Ketika ketakutan dan ketidakpastian datang, tolong aku untuk percaya sepenuhnya kepada-Mu. Ingatkan aku bahwa Engkau selalu dekat, membimbing, melindungi, dan menopangku. Kuatkan imanku dan penuhi hatiku dengan damai-Mu. Amin.

Finding Refuge in God: Trust Over Fear


Finding Refuge in God: Trust Over Fear

Life often presents challenges that make us feel overwhelmed, uncertain, or even afraid. In Psalm 11:1-7, the psalmist is encouraged to flee in fear, yet he boldly declares, "In the Lord I take refuge." Instead of running away, he trusts in God's justice and sovereignty.

Similarly, Isaiah 41:10 reassures us:
"Do not fear, for I am with you; do not be dismayed, for I am your God. I will strengthen you and help you; I will uphold you with my righteous right hand."

These passages remind us that God is always in control. He sees every situation, strengthens the weary, and protects those who trust in Him. Even when the world feels unstable, our foundation remains firm in God’s righteousness.

Reflection:

  • Do I place my trust in God or let fear dictate my actions?
  • How can I remind myself daily that God is my refuge?

Challenge:

Whenever fear arises, declare with faith: "The Lord is my refuge; I will not be afraid!"

Closing Prayer:

Heavenly Father, You are my refuge and strength. When fear and uncertainty arise, help me to trust in You completely. Remind me that You are always near, guiding, protecting, and upholding me. Strengthen my faith and fill my heart with peace. Amen.

God bless all of us,

Stefanus Manuntun Sitinjak 

We Are Called to Be Shepherds with Love, Humility, and Example


Reflection on God's Word Today:

We Are Called to Be Shepherds with Love, Humility, and Example

In today’s Gospel, Jesus asks His disciples, “Who do you say that I am?” (Matthew 16:15). This question calls for a personal response, not just what we hear from others. Peter boldly declares, “You are the Messiah, the Son of the Living God!” (Matthew 16:16). Because of his faith, Jesus establishes Peter as the rock upon which He will build His Church, entrusting him with the keys to the Kingdom of Heaven.

In the first reading, Peter, now a leader of the Church, exhorts other leaders to shepherd God’s people willingly, with love, and by setting an example (1 Peter 5:1-4). True leadership in the Church is not about power but about service with humility.

Psalm 23 reminds us that the Lord is our Good Shepherd, always guiding, protecting, and providing for us. Just as He shepherds us with love, we too are called to shepherd others in our families, communities, and workplaces with compassion and selflessness.

Reflection Questions:

  • Have I truly recognized Jesus as the Messiah in my life, as Peter did?
  • How can I be a shepherd to those around me with love and humility?
  • Do I fully trust in the Lord, my Good Shepherd, to guide my life?

Short Prayer:

Lord Jesus, You are the Good Shepherd who always leads and protects us. Teach us to know You more deeply and to serve others with love and humility. May we become shepherds who guide and care for others, just as You always care for us. Amen.

God bless  all of us 🙏❤️,

Stefanus Manuntun Sitinjak 

Kita Dipanggil untuk Menjadi Gembala yang Penuh Kasih, Kerendahan Hati, dan Keteladanan


Renungan Firman Tuhan Hari Ini:

Kita Dipanggil untuk Menjadi Gembala yang Penuh Kasih, Kerendahan Hati, dan Keteladanan

Dalam Injil hari ini, Yesus bertanya kepada murid-murid-Nya, “Siapakah Aku ini?” (Mat 16:15). Pertanyaan ini menuntut jawaban pribadi, bukan sekadar dari apa yang kita dengar dari orang lain. Petrus menjawab dengan iman, “Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang hidup!” (Mat 16:16). Karena imannya, Yesus menetapkan Petrus sebagai batu karang Gereja dan memberinya otoritas untuk menggembalakan umat Tuhan.

Dalam bacaan pertama, Petrus, yang telah menerima kepercayaan dari Yesus, menasihati para pemimpin umat untuk menggembalakan domba-domba Tuhan dengan sukarela, dengan kasih, dan sebagai teladan (1Ptr 5:1-4). Kepemimpinan dalam Gereja bukan soal kekuasaan, tetapi tentang pelayanan yang tulus.

Mazmur 23 mengingatkan kita bahwa Tuhan adalah Gembala Sejati, yang selalu membimbing, melindungi, dan menyediakan segala yang kita butuhkan. Seperti Tuhan yang menggembalakan kita dengan kasih, kita pun dipanggil untuk menjadi gembala bagi keluarga, komunitas, dan orang-orang di sekitar kita.

Mari kita refleksikan:

  • Apakah saya sudah mengenal Yesus secara pribadi seperti Petrus?
  • Bagaimana saya dapat menjadi gembala bagi sesama dengan kasih dan keteladanan?
  • Apakah saya sudah mempercayakan hidup saya kepada Tuhan, Gembala Sejati?

Doa Singkat:

Tuhan Yesus, Engkau adalah Gembala Sejati yang membimbing dan melindungi kami. Ajari kami untuk mengenal-Mu lebih dalam dan melayani dengan kasih serta kerendahan hati. Semoga kami menjadi gembala yang baik bagi sesama, seperti Engkau yang selalu menggembalakan kami. Amin.

Tuhan memberkati kita semua 🙏❤️,

Stefanus Manuntun Sitinjak 

Kamis, 20 Februari 2025

Your Plan is Great, Lord, for My Salvation

Today's Reflection on God's Word: Your Plan is Great, Lord, for My Salvation

We often struggle to understand God’s plan. Just like Peter, who rejected the idea of Jesus having to suffer (Mark 8:27-33), we, too, tend to seek an easier path. However, God always has a greater plan.

In Genesis 9:1-13, God gave the rainbow as a sign of His covenant after the flood, demonstrating His love and faithfulness to humanity. Meanwhile, Psalm 102 reminds us that God hears the prayers of His people and will restore them.

Jesus came as the ultimate fulfillment of this promise—not through worldly glory, but through the cross. We may not always understand God's ways, but they are the best path for our salvation.

Prayer:
"Lord, teach me to trust in Your plan, even when I struggle to understand it. Help me to accept Your will with faith, just as Jesus was obedient until the end. Amen."

May God bless us all,

Stefanus Manuntun Sitinjak

Rencanamu Agung, Tuhan, Demi Keselamatanku

Renungan Firman Tuhan Hari Ini: Rencanamu Agung, Tuhan, Demi Keselamatanku

Sering kali kita sulit memahami rencana Tuhan. Seperti Petrus yang menolak gagasan Yesus harus menderita (Markus 8:27-33), kita juga cenderung menginginkan jalan yang mudah. Namun, Tuhan selalu memiliki rencana yang lebih besar.

Dalam Kejadian 9:1-13, Allah memberikan pelangi sebagai tanda janji-Nya setelah air bah, menunjukkan kasih dan kesetiaan-Nya kepada manusia. Sementara itu, Mazmur 102 mengingatkan bahwa Tuhan mendengar doa umat-Nya dan akan memulihkan mereka.

Yesus datang sebagai puncak penggenapan janji itu, bukan dengan kemuliaan duniawi, tetapi melalui salib. Jalan Tuhan mungkin tidak selalu kita mengerti, tetapi itu adalah jalan terbaik untuk keselamatan kita.

Doa:
"Tuhan, ajarku untuk percaya pada rencana-Mu, meskipun terkadang sulit aku pahami. Bantu aku menerima kehendak-Mu dengan iman, seperti Yesus yang taat hingga akhir. Amin."

Tuhan memberkati kita semua,

Stefanus Manuntun Sitinjak 

Rabu, 19 Februari 2025

Trust in God's Plan and Be Grateful!


Reflection on God’s Word Today: Trust in God's Plan and Be Grateful!

Today's readings (Genesis 8:6-13, 20-22; Mark 8:22-26; Psalm 116:12-13, 14-15, 18-19) teach us that God works through a process. Noah waited for signs before leaving the ark, the blind man in Bethsaida was healed gradually, and the psalmist expressed gratitude for God’s salvation.

Often, we desire instant answers and miracles. However, God teaches us patience and trust in His timing. Faith grows step by step, just as the blind man first saw blurry shapes before finally seeing clearly.

When we experience God’s blessings, we must respond with gratitude. Like Noah, who offered a sacrifice, and the psalmist, who vowed to praise the Lord, we are also called to live with thanksgiving and faith in action.

Short Prayer:
Lord, teach me to trust Your process. Even when I cannot see clearly, I believe You are working in my life. Thank You for Your countless blessings. Amen.

God bless all of us 🙏❤️,
Stefanus Manuntun Sitinjak 

Percaya Rencana Tuhan dan Bersyukurlah!


Renungan Firman Tuhan Hari Ini: Percaya Rencana Tuhan dan Bersyukurlah!

Bacaan hari ini (Kejadian 8:6-13, 20-22; Markus 8:22-26; Mazmur 116:12-13, 14-15, 18-19) mengajarkan bahwa Tuhan bekerja dalam proses. Nuh menanti tanda dari Tuhan sebelum keluar dari bahtera, orang buta di Betsaida mengalami kesembuhan secara bertahap, dan pemazmur bersyukur atas keselamatan yang diterimanya.

Sering kali, kita ingin jawaban dan mukjizat secara instan. Namun, Tuhan mengajarkan kesabaran dan kepercayaan dalam setiap langkah hidup kita. Iman bertumbuh melalui proses, seperti orang buta yang awalnya melihat samar, tetapi akhirnya melihat dengan jelas.

Ketika mengalami berkat Tuhan, jangan lupa untuk bersyukur. Seperti Nuh yang mempersembahkan korban dan pemazmur yang ingin membalas kebaikan Tuhan, kita juga dipanggil untuk hidup dalam ucapan syukur dan tindakan nyata.

Doa Singkat:

"Tuhan, ajar aku untuk percaya pada proses-Mu. Meskipun aku belum melihat dengan jelas, aku yakin Engkau sedang bekerja dalam hidupku. Terima kasih atas setiap berkat-Mu. Amin."

Tuhan memberkati kita semua 🙏 ❤️ 

Stefanus Manuntun Sitinjak 

Selasa, 18 Februari 2025

Remain Faithful and Trust Completely in the Lord

Reflection on God's Word Today: Remain Faithful and Trust Completely in the Lord

Readings: Genesis 6:5-8; 7:1-5, 10 | Psalm 29:1a, 2, 3ac-4, 3b, 9b-10 | Mark 8:14-21

Today, we are reminded to remain faithful and trust completely in the Lord, even when circumstances appear challenging or uncertain.

In the Genesis reading, Noah serves as an example of steadfastness amidst a world filled with wickedness. While others lived in sin, Noah chose to stay faithful to God. His devotion led to the salvation of himself and his family.

The Gospel of Mark illustrates how Jesus' disciples still experienced doubt and anxiety, despite witnessing His miracles of feeding thousands. Jesus admonished them for their lack of faith and for forgetting God's power.

Often, we find ourselves like Jesus' disciples, preoccupied with daily worries and forgetting that God is always with us. However, Psalm 29 reminds us that the voice of the Lord is powerful, reigning over all, including our life's challenges.

Today, let us learn from Noah's unwavering faith and heed Jesus' correction to His disciples, encouraging us to deepen our trust. Surrender every worry to the Lord, and believe that He is ever-present, caring for us.

Closing Prayer: Almighty God, teach us to always remain faithful and to trust wholly in You. When anxieties arise, remind us of Your boundless love and power. Like Noah, may we live righteously before You, and like the disciples, may we continually learn to trust. Amen.

God Bless all of us ❤️,

Stefanus Manuntun Sitinjak 

Tetap Setia dan Percaya Sepenuhnya kepada Tuhan

Renungan Firman Tuhan Hari Ini: Tetap Setia dan Percaya Sepenuhnya kepada Tuhan

Bacaan: Kejadian 6:5-8; 7:1-5.10 | Mazmur 29:1a.2.3ac-4.3b.9b-10 | Markus 8:14-21

Hari ini kita diingatkan untuk tetap setia dan percaya sepenuhnya kepada Tuhan, bahkan ketika keadaan tampak sulit atau tidak pasti.

Dalam bacaan Kejadian, Nuh menjadi teladan kesetiaan di tengah dunia yang penuh kejahatan. Ketika semua orang hidup dalam dosa, Nuh memilih untuk tetap setia kepada Tuhan. Kesetiaannya membuat ia dan keluarganya diselamatkan.

Injil Markus menunjukkan bagaimana murid-murid Yesus masih ragu dan khawatir, meskipun mereka telah menyaksikan mukjizat Yesus memberi makan ribuan orang. Yesus menegur mereka karena kurang percaya dan mudah lupa akan kuasa Tuhan.

Sering kali, kita pun seperti murid-murid Yesus. Kita sibuk dengan kekhawatiran hidup sehari-hari dan lupa bahwa Tuhan selalu menyertai. Namun, Mazmur 29 mengingatkan kita bahwa suara Tuhan penuh kuasa dan memerintah atas segalanya, termasuk pergumulan hidup kita.

Hari ini, kita diajak untuk belajar dari Nuh yang tetap setia, dan dari teguran Yesus kepada murid-murid-Nya agar kita semakin percaya. Serahkanlah setiap kekhawatiran kepada Tuhan, dan percayalah bahwa Dia selalu hadir dan memelihara kita.

Doa Penutup:
Tuhan yang Mahakuasa, ajarilah kami untuk selalu setia dan percaya sepenuhnya kepada-Mu. Saat kekhawatiran datang, ingatkan kami akan kasih dan kuasa-Mu yang tak terbatas. Seperti Nuh, semoga kami hidup benar di hadapan-Mu, dan seperti murid-murid, semoga kami terus belajar untuk percaya. Amin.

Tuhan memberkati kita semua 🙏❤️

Manuntun Sitinjak 

#renungan #katolik #pesaninjil

Senin, 17 Februari 2025

Yang Diperlukan adalah Rasa Syukur dan Ketulusan

Renungan Firman Tuhan Hari Ini: Yang Diperlukan adalah Rasa Syukur dan Ketulusan

Bacaan Injil hari ini (Markus 8:11-13) memperlihatkan sikap orang Farisi yang meminta tanda dari Yesus untuk mencobai-Nya, meskipun mereka telah menyaksikan banyak mukjizat. Sikap ini mencerminkan ketidakpercayaan dan hati yang tertutup. Yesus menolak permintaan mereka karena iman sejati tidak memerlukan bukti lahiriah, melainkan kepercayaan penuh kepada Tuhan.

Dalam Bacaan Pertama (Kejadian 4:1-15, 25), Kain dan Habel mempersembahkan korban kepada Tuhan, tetapi hanya persembahan Habel yang diterima karena dilakukan dengan hati yang tulus. Kain, yang dipenuhi iri hati, membunuh saudaranya. Tuhan memperingatkan Kain sebelum dosa menguasainya, namun Kain mengabaikannya. Meski demikian, Tuhan tetap menunjukkan belas kasih dengan memberi tanda perlindungan bagi Kain.

Mazmur 50 menegaskan bahwa Tuhan tidak menginginkan kurban semata, tetapi hati yang penuh rasa syukur dan ketulusan. Ritual tanpa hati yang benar tidak berkenan di hadapan-Nya.

Renungan ini mengajak kita untuk memeriksa hati kita. Apakah kita datang kepada Tuhan dengan rasa syukur dan ketulusan, atau sekadar menjalankan kewajiban? Tuhan menginginkan iman yang tulus, bukan sekadar formalitas. Jangan biarkan iri, marah, atau ketidakpercayaan menguasai hati kita. Belajarlah bersyukur atas apa yang kita miliki dan percayalah kepada Tuhan tanpa menuntut tanda atau bukti.

Doa:
Tuhan, ajarilah aku untuk selalu bersyukur dan tulus dalam setiap tindakan. Singkirkan rasa iri dan ketidakpercayaan dari hatiku, dan tuntunlah aku untuk selalu hidup dalam iman yang murni kepada-Mu. Amin.

Tuhan memberkati kita semua,
Stefanus Manuntun Sitinjak 

Minggu, 16 Februari 2025

Trusting God, the True Source of Happiness



Today's Reflection on God's Word: Trusting God, the True Source of Happiness

Today's readings from Luke 6:17, 20-26 and Jeremiah 17:5-8 teach us that true happiness does not come from wealth or worldly comfort, but from a heart that trusts in God. As expressed in Psalm 1:1-2, 3, 4, 6, those who delight in God's law are like trees planted by streams of water, always flourishing and bearing fruit in season.

In contrast, those who rely solely on human strength are like shrubs in a barren land, vulnerable and easily withered. God invites us to trust in Him fully, especially in times of difficulty, for He is our true source of strength and blessing.

Prayer:
Lord, teach me to always rely on You in every step of my life. Keep me from depending on worldly things, and make me like a tree firmly planted by Your living waters. May my life bear fruit and be a blessing to others. Amen.

Mengandalkan Tuhan, Sumber Kebahagiaan Sejati


Renungan Firman Tuhan Hari Ini: Mengandalkan Tuhan, Sumber Kebahagiaan Sejati

Bacaan hari ini dari Lukas 6:17, 20-26 dan Yeremia 17:5-8 mengajarkan bahwa kebahagiaan sejati bukan berasal dari harta atau kenyamanan duniawi, tetapi dari sikap hati yang mengandalkan Tuhan. Seperti yang dikatakan dalam Mazmur 1:1-2, 3, 4, 6, orang yang setia pada firman Tuhan akan seperti pohon di tepi air, selalu subur dan menghasilkan buah.

Sebaliknya, mereka yang hanya mengandalkan manusia akan seperti semak di padang gersang, mudah layu dan rapuh. Tuhan mengundang kita untuk selalu percaya dan berharap pada-Nya, terutama saat menghadapi tantangan hidup.

Doa:
Tuhan, ajari aku untuk selalu mengandalkan-Mu dalam setiap langkah hidupku. Jauhkan aku dari ketergantungan pada hal-hal duniawi dan jadikan aku seperti pohon yang kuat di tepi aliran air-Mu. Semoga hidupku berbuah dan menjadi berkat bagi sesama. Amin.


Jumat, 14 Februari 2025

LECTIO DIVINA: BAYI BICARA "BANYAKKAN?!"


Lectio Divina: Kebijaksanaan Tuhan dalam Pengalaman Hidup

1. Lectio (Membaca Firman Tuhan)

Kitab Kebijaksanaan 10:1-21 menceritakan bagaimana kebijaksanaan Tuhan telah membimbing dan melindungi orang-orang benar sepanjang sejarah. Kebijaksanaan ini:

  • Menjaga Adam setelah kejatuhannya.
  • Menyelamatkan Nuh dari air bah.
  • Membimbing Abraham, Yakub, dan Musa melewati berbagai cobaan.

Firman ini mengajarkan bahwa kebijaksanaan Tuhan bukan sekadar pengetahuan, tetapi kekuatan hidup yang terus bekerja dalam perjalanan iman kita.

2. Meditatio (Merenungkan Firman dalam Pengalaman Pribadi)

Saat membaca ayat ini, saya teringat kembali pengalaman saya 17 tahun yang lalu. Saat itu, saya kehilangan pekerjaan dan gagal dalam berbagai usaha, hingga saya merasa sangat terpuruk. Dalam keputusasaan, saya bahkan berkata kepada istri saya, “Anak kita Rafael yang baru lahir ini tidak membawa hoki.”

Tetapi di saat yang paling tidak terduga, ketika Rafael baru berusia tiga bulan, dia tiba-tiba berbicara dengan jelas, mengucapkan “BANYAKKAN?”.

Saya dan istri terkejut, tidak percaya dengan apa yang kami dengar. Seorang bayi tiga bulan yang seharusnya belum bisa berbicara, tiba-tiba mengucapkan kata yang begitu bermakna. Saat itu, saya tersadar—Tuhan sedang berbicara kepada saya melalui Rafael.

Kata “BANYAKKAN” adalah jawaban atas kegelisahan saya. Tuhan ingin saya melihat bahwa ada banyak peluang, banyak berkat, dan banyak jalan keluar. Saya yang semula merasa buntu, kini disadarkan bahwa kebijaksanaan Tuhan telah bekerja dalam hidup saya sejak awal.

Sama seperti dalam Kitab Kebijaksanaan 10, di mana Tuhan melindungi dan membimbing orang benar, Tuhan juga membimbing saya—bahkan melalui suara bayi saya sendiri.

3. Oratio (Berdoa kepada Tuhan)

"Tuhan, Engkau telah berbicara kepadaku dengan cara yang tidak pernah kusangka. Dalam keputusasaan, aku meragukan berkat-Mu, tetapi Engkau menunjukkan kebijaksanaan-Mu melalui suara anakku sendiri. Ampuni aku yang pernah meragukan kasih-Mu. Ajarkan aku untuk selalu percaya pada kebijaksanaan-Mu, bahkan ketika aku tidak bisa melihat jalan keluar. Terima kasih karena Engkau selalu hadir, membimbing, dan memberkati hidupku. Amin."

4. Contemplatio (Berserah dan Berdiam dalam Hadirat Tuhan)

Saya merenungkan kembali kejadian ini dengan hati yang penuh syukur:

  • Jika saat itu Rafael tidak berbicara, mungkin saya masih tenggelam dalam keputusasaan.
  • Tuhan tidak pernah meninggalkan saya, bahkan dalam masa sulit.
  • Kebijaksanaan-Nya bekerja dengan cara yang ajaib—kadang melalui firman-Nya, kadang melalui pengalaman hidup, bahkan melalui seorang bayi.

5. Actio (Melakukan Firman dalam Kehidupan Sehari-hari)

Sebagai tanggapan atas firman ini, saya ingin:

  • Percaya sepenuhnya kepada kebijaksanaan Tuhan dalam setiap keadaan.
  • Menyadari bahwa berkat Tuhan selalu ada, hanya terkadang kita yang tidak melihatnya.
  • Membagikan pengalaman ini untuk mengingatkan orang lain bahwa Tuhan bekerja dengan cara yang luar biasa, bahkan dalam hal-hal yang kecil dan sederhana.

Sekarang, 17 tahun kemudian, Rafael telah tumbuh menjadi seorang pemuda. Setiap kali saya melihatnya, saya kembali diingatkan: Tuhan telah menuntun saya, dan kebijaksanaan-Nya selalu menyertai hidup saya.

Tuhan selalu punya jalan. Percayalah, harapan itu selalu ada.

LD WISDOM 10 and SPEAKING LITTLE BABY!

Lectio Divina on Wisdom 10:1-21 and My Experience with Rafael



1. Lectio (Reading the Word of God)

Wisdom 10:1-21 speaks of how God's wisdom has been present throughout history, guiding and protecting the righteous. It recounts how wisdom:

  • Preserved Adam after his fall.
  • Rescued Noah from the flood.
  • Delivered Israel from slavery in Egypt.
  • Protected the just and led them through trials.

This passage reminds us that wisdom is not just knowledge but an active, living presence of God in our lives, guiding us even when we don’t realize it.

2. Meditatio (Meditation on the Word of God) and My Experience with Rafael

Reading this passage, I am reminded of a powerful moment in my life—17 years ago, when my son Rafael was just about three months old. At that time, I was lost. After losing my job and failing in my attempts to start a business, I felt discouraged and hopeless. I even expressed my frustration, saying to my wife, “Our son Rafael does not bring luck.”

But then, something extraordinary happened—something only God could have orchestrated. At just three months old, Rafael suddenly uttered the word, “Banyakkan?” (which means “There are many”).

A three-month-old baby speaking so clearly was beyond natural explanation. It was as if God Himself was speaking directly to me, reminding me that there were many opportunities, many blessings, and many ways forward—I just needed to trust in Him.

At that moment, I realized my mistake. Just as Wisdom 10 describes how God’s wisdom intervened to save and guide His people, I understood that wisdom was also at work in my life. My despair had blinded me to the reality that God had not abandoned me. Instead, He was guiding me, much like He guided Adam, Noah, and Moses.

I had thought Rafael was a burden because of my struggles, but in truth, he was a sign of God’s abundant blessings.

3. Oratio (Prayer: Speaking to God)

"Lord, You have spoken to me in ways I never expected. When I was lost in my own despair, You used my son—an innocent baby—to remind me of Your wisdom and love. Just as You guided the righteous in the past, You continue to guide me today. Help me always trust in Your wisdom, even when I cannot see the way forward. Teach me to recognize Your voice in the unexpected moments of life. Amen."

4. Contemplatio (Contemplation: Resting in God's Presence)

Now, I sit in silence and reflect:

  • Just as wisdom guided the great figures in the Bible, I see how it has guided me through Rafael’s words.
  • Even when I felt lost, wisdom was there, showing me that there were still many possibilities.
  • Now, 17 years later, Rafael is growing into the person God intended, a living testament to the blessings I once doubted.

5. Actio (Action: Living Out the Word of God)

This passage and my experience with Rafael call me to:

  • Trust in God’s wisdom even in difficult times.
  • Be attentive to how God speaks through unexpected ways—even through a three-month-old baby.
  • Share my story with others to remind them that God’s wisdom is always at work, even when we don’t realize it.

Just as Wisdom 10 tells of God’s faithfulness in history, my own life testifies to the same truth:

God is always guiding, always speaking, always present—even in the voice of a baby.

Bayi Itu Berkata: BANYAKKAN?

Tuhan Mengasihi dan Mempunyai Rancangan yang Sempurna


Hidup terkadang membawa kita ke dalam situasi yang sulit dan membuat kita merasa kehilangan arah. Ada masa-masa ketika kita merasa gagal, kehilangan harapan, dan bingung harus melangkah ke mana. Begitulah yang saya alami ketika berhenti bekerja. Saya merasa down secara mental, tidak ingin mencari pekerjaan lagi, dan berbagai usaha yang saya coba pun belum membuahkan hasil.

Di tengah kebingungan itu, saya sempat berkata kepada istri saya, “Anak kita Rafael yang baru lahir ini tidak bawa hoki.” Itu adalah ungkapan dari hati yang penuh kegelisahan. Rafael saat itu baru berusia sekitar tiga bulan. Namun, di saat yang paling tidak terduga, terjadi sesuatu yang mengejutkan dan mengubah cara pandang saya.

Aneh bin ajaib, kami mendengar bayi Rafael yang saat itu baru berusia sekitar 3 buan berbicara dengan jelas, “Banyakkan?”

Saat itu, saya terdiam. Tuhan seperti sedang berbicara kepada saya melalui lidah anak ini. Saya sadar bahwa ada banyak hal, banyak peluang, dan banyak berkat yang sebenarnya sudah Tuhan sediakan. Saya yang selama ini merasa tidak memiliki jalan, justru diingatkan oleh anak saya sendiri bahwa Tuhan tidak pernah meninggalkan saya.

Hari ini, ketika saya membaca Kitab Kebijaksanaan Bab 10:21, saya kembali teringat kejadian itu. Sudah 17 tahun berlalu sejak peristiwa tersebut. Sekarang, Rafael sudah berusia 17 tahun, tumbuh menjadi anak yang luar biasa. Melihatnya sekarang, saya semakin yakin bahwa Tuhan sungguh mengasihi setiap orang. Dia memiliki rancangan yang sempurna bagi kita, bahkan ketika kita merasa terpuruk dan tidak melihat jalan keluar.

Saya menulis ini bukan hanya untuk mengingatkan diri saya sendiri, tetapi juga untuk keluarga saya dan siapa pun yang sedang berada di titik terendah dalam hidupnya. Jangan pernah meragukan kasih Tuhan. Dia selalu bekerja dengan cara yang ajaib, bahkan melalui hal-hal kecil dan sederhana—seperti suara seorang bayi.

Tuhan selalu punya jalan. Percayalah, harapan itu selalu ada.

Ephphatha, Be Opened!


Reflection on God's Word Today: Ephphatha, Be Opened!

Readings: Genesis 3:1-8, Mark 7:31-37, Psalm 32:1-2,5,6-7

Sin, fear, and worries often make us like Adam and Eve—hiding from God. We become deaf to His voice and silent in proclaiming His love.

But God does not remain distant. In Psalm 32, the psalmist rejoices because when he confessed his sins, God forgave him:

"I acknowledged my sin to You… and You forgave the guilt of my sin." (Ps 32:5)

In Mark 7:31-37, Jesus shows His love by healing a deaf and mute man. He says: "Ephphatha!" (Be opened!). This is not just a physical healing but a spiritual invitation to open our hearts, hear God's voice, and return to Him.

Today, God speaks the same words to us:
"Ephphatha! Open your heart! Do not be afraid to come to Me!"

Do not hide like Adam and Eve. Come to Jesus. Let Him touch and open your heart so your life may be filled with His grace and love.


Closing Prayer

Lord Jesus, open our hearts to grow closer to You. Open our ears to hear Your voice. Open our mouths to boldly proclaim Your love. Amen.

God bless all of us 🙏❤️,

Stefanus Manuntun Sitinjak 

Efata, Terbukalah!



Renungan Firman Tuhan Hari Ini: Efata, Terbukalah!

Bacaan: Kejadian 3:1-8, Markus 7:31-37, Mazmur 32:1-2.5.6.7

Sering kali dosa, ketakutan, dan kekhawatiran membuat kita seperti Adam dan Hawa—bersembunyi dari Tuhan. Kita menjadi tuli terhadap suara-Nya dan bisu dalam bersaksi tentang kasih-Nya.

Namun, Tuhan tidak tinggal diam. Dalam Mazmur 32, pemazmur bersyukur karena ketika ia mengakui dosanya, Tuhan mengampuninya:

"Dosaku kuberitahukan kepada-Mu… dan Engkau mengampuni kesalahan karena dosaku." (Mzm 32:5)

Yesus juga menunjukkan kasih-Nya dalam Markus 7:31-37 dengan menyembuhkan seorang yang tuli dan gagap. Ia berkata: "Efata!" (Terbukalah!). Kata ini bukan hanya mukjizat fisik, tetapi juga panggilan rohani agar kita membuka hati, mendengar suara Tuhan, dan kembali kepada-Nya.

Hari ini, Tuhan juga berkata kepada kita:
"Efata! Bukalah hatimu! Jangan takut untuk datang kepada-Ku!"

Jangan bersembunyi seperti Adam dan Hawa. Datanglah kepada Yesus. Biarkan Dia menyentuh dan membuka hatimu agar hidupmu dipenuhi oleh kasih dan rahmat-Nya.

Doa Penutup: Tuhan Yesus, bukalah hati kami agar semakin dekat dengan-Mu. Bukalah telinga kami untuk mendengar suara-Mu. Bukalah mulut kami agar berani bersaksi tentang kasih-Mu. Amin.

Tuhan memberkati kita semua 🙏 ❤️ 

Stefanus Manuntun Sitinjak 

Kamis, 13 Februari 2025

Tuhan Memanggil Bukan Karena Kita Sempurna, Tetapi Karena Ia Mau Menyempurnakan Kita

Happy Sunday dari Kota Sanggau, Kalbar ❤️
Katedral Sanggau

Renungan Firman Tuhan Hari Ini Minggu 9 Feb 2025: *"Tuhan Memanggil Bukan Karena Kita Sempurna, Tetapi Karena Ia Mau Menyempurnakan Kita"*

Bacaan: Yesaya 6:1-2a, 3-8 |1 Korintus 15:1-11|Lukas 5:1-11

Kita sering merasa tidak layak untuk tugas yang besar. Kita melihat kelemahan, dosa, dan keterbatasan kita sebagai penghalang. Namun, ketiga bacaan hari ini menegaskan bahwa Tuhan tidak memanggil orang yang sempurna, tetapi Ia menyempurnakan mereka yang dipanggil-Nya dengan rahmat-Nya.

*Tuhan Memilih yang Lemah untuk Menjadi Kuat*
Yesaya melihat kemuliaan Tuhan dan merasa dirinya tidak layak karena najis bibirnya (Yes 6:5).

Simon Petrus menyaksikan mukjizat Yesus, lalu merasa berdosa dan meminta Yesus menjauhinya (Luk 5:8).

Paulus menyadari bahwa ia tidak layak disebut rasul karena masa lalunya yang penuh dosa (1Kor 15:9).

Tetapi justru mereka yang merasa tidak layak inilah yang dipilih Tuhan untuk menjadi nabi, rasul, dan pemimpin umat.

*Tuhan Menyucikan dan Memberikan Rahmat*
Ketika Tuhan memilih seseorang, Ia juga menyucikannya dan memberikan rahmat-Nya:

Yesaya disucikan dengan bara api dari mezbah.

Petrus mengalami kasih Yesus yang tidak menolaknya, tetapi malah memanggilnya untuk menjadi penjala manusia.

Paulus berkata, "Tetapi karena kasih karunia Allah aku adalah sebagaimana aku ada sekarang" (1Kor 15:10).

Tuhan tidak sekadar memanggil, tetapi Ia juga membentuk dan menguatkan orang-orang pilihan-Nya.

*Rahmat Tuhan Bekerja dalam Hidup Kita*
Seperti Yesaya, Petrus, dan Paulus, kita juga dipanggil oleh Tuhan. Bukan karena kita hebat, tetapi karena Tuhan ingin bekerja dalam diri kita untuk mewartakan kasih-Nya.

Jangan takut terhadap kelemahan kita, karena rahmat Tuhan cukup bagi kita (2Kor 12:9). Yang Tuhan inginkan hanyalah jawaban iman kita:

❤️ *"Ini aku, utuslah aku!"*🙏

Doa: 
*_Ya Tuhan, Jadikanlah Aku Alat-Mu. Allah yang Maharahim, Aku bersyukur atas kasih dan rahmat-Mu yang begitu besar dalam hidupku. Aku sadar bahwa aku penuh dengan kelemahan dan ketidaksempurnaan, tetapi aku percaya bahwa Engkau memilih bukan karena kesempurnaan, melainkan karena kasih-Mu. Sucikanlah hatiku, seperti Engkau menyucikan Yesaya. Teguhkanlah imanku, seperti Engkau menguatkan Petrus. Berikanlah aku keberanian, seperti yang Engkau tanamkan dalam hati Santo Paulus. Ya Tuhan, jadikanlah aku alat kasih-Mu. Biarlah rahmat-Mu bekerja dalam hidupku, agar aku dapat menjadi saksi Injil di mana pun aku berada. Bimbinglah langkahku, agar aku selalu setia pada kehendak-Mu dan berani berkata: "Ini aku, utuslah aku!" Demi Yesus Kristus, Tuhan dan Juruselamat kami, yang hidup dan berkuasa, kini dan sepanjang masa. Amin_*

Happy Sunday, Tuhan memberkati! ❤️🤗
Stefanus Manuntun Sitinjak

Steadfast Faith, Humility, and Blessed Unity

Reflection on God's Word Today: Steadfast Faith, Humility, and Blessed Unity

Readings: Mark 7:24-30 | Genesis 2:18-25 | Psalm 128:1-5

Today, we are reminded of steadfast faith, unity in family, and blessings for those who fear the Lord.

In the Gospel of Mark, we see how the Syrophoenician woman demonstrated great humility and trust in Jesus. Even though she was not part of Israel, she continued to plead with unwavering faith, and in the end, the Lord granted healing for her daughter.

The reading from Genesis 2:18-25 speaks about how God created Eve as a companion for Adam. God does not want man to live alone but in unity and love. Just as the woman in the Gospel fought for her family, God established the family as a place of blessing and happiness.

Psalm 128 affirms that those who fear the Lord will be blessed in every aspect of life, including their families. A life led by God will bear fruit in peace, prosperity, and abundant love.

Message for Us Today:

📌 Keep believing, even when our prayers seem unanswered. God sees our faith and will grant His blessings in His perfect time.

📌 Cherish and nurture our families, for they are the place where God manifests His love and unity.

📌 Live in the fear of the Lord, for true blessings and happiness come from following His ways.

Short Prayer:

Loving God,
You have taught us about the power of faith, unity in family, and blessings for those who fear You. Grant us a heart full of trust, like the Syrophoenician woman, so that we may always rely on You in every struggle of life.

Bless our families so that we may live in love, as You intended from the beginning of creation. Teach us to walk in Your ways, so that we may be worthy to receive the peace and joy that come from You.

Through Jesus Christ, our Lord. Amen.

May the Lord bless us all. 🙏❤️
Stefanus Manuntun Sitinjak

Iman Yang Teguh, Kerendahan Hati dan Kesatuan Yang Terberkati

Renungan Firman Tuhan Hari ini: Iman Yang Teguh, Kerendahan Hati dan Kesatuan Yang Terberkati

Bacaan: Markus 7:24-30 | Kejadian 2:18-25 | Mazmur 128:1-5

Hari ini kita diingatkan akan *iman yang teguh, kesatuan dalam keluarga, dan berkat bagi mereka yang takut akan Tuhan.*

Dalam *Injil Markus,* kita melihat bagaimana perempuan Siro-Fenesia menunjukkan kerendahan hati dan kepercayaan yang besar kepada Yesus. Meskipun bukan dari bangsa Israel, ia tetap memohon dengan penuh iman, dan akhirnya Tuhan memberikan kesembuhan bagi anaknya.

Bacaan dari *Kejadian* 2:18-25 berbicara tentang bagaimana Tuhan menciptakan Hawa sebagai pendamping Adam. Tuhan ingin manusia tidak hidup sendiri, tetapi dalam kesatuan dan kasih. Seperti perempuan dalam Injil yang berjuang bagi keluarganya, demikian pula Tuhan menetapkan keluarga sebagai tempat berkat dan kebahagiaan.

*Mazmur* 128 menegaskan bahwa mereka yang hidup dalam takut akan Tuhan akan diberkati dalam segala hal, termasuk dalam keluarga mereka. Kehidupan yang dipimpin oleh Tuhan akan berbuah dalam damai, kesejahteraan, dan kasih yang berlimpah.

Pesan bagi kita hari ini:
📌Tetaplah percaya, meskipun doa kita belum langsung dijawab. Tuhan melihat iman kita dan akan memberikan berkat pada waktunya.

📌Jaga dan hargai keluarga kita, karena di sanalah Tuhan menghadirkan kasih dan kesatuan.

📌Hiduplah dalam takut akan Tuhan, sebab berkat dan kebahagiaan sejati datang dari mengikuti jalan-Nya.

*Doa Singkat:*
Allah yang Mahakasih,
Engkau telah mengajarkan kami tentang kuasa iman, kesatuan dalam keluarga, dan berkat bagi mereka yang hidup dalam takut akan Engkau. Berilah kami hati yang penuh kepercayaan seperti perempuan Siro-Fenesia, agar kami selalu mengandalkan Engkau dalam setiap pergumulan hidup. Berkatilah keluarga kami agar tetap hidup dalam kasih, seperti yang Engkau kehendaki sejak penciptaan. Ajarilah kami untuk selalu berjalan dalam jalan-Mu, sehingga kami layak menerima damai dan kebahagiaan yang berasal dari-Mu. Demi Yesus Kristus, Tuhan kami. Amin.

Tuhan memberkati kita semua 🙏❤️
Stefanus Manuntun Sitinjak