Kamis, 18 Januari 2024

Bagaimana KEBIJAKSANAAN Menuntun Kebahagiaan dan Keabadian

Bagaimana KEBIJAKSANAAN Menuntun Kebahagiaan dan Keabadian (Keb 8:17-18)

Kebijaksanaan lebih dari sekedar keterampilan atau pengetahuan. Kebijaksanaan adalah seseorang, makhluk ilahi yang hidup bersama Tuhan dan membantunya dalam pekerjaannya. Kebijaksanaan adalah sumber segala kebajikan, pencipta segala sesuatu, dan guru segala misteri. Hikmah adalah harta yang paling berharga, sahabat yang paling diidamkan, dan sahabat yang paling setia.

Beginilah cara penulis Wisdom of Solomon (Kitab Kebijaksanaan), seorang Yahudi bijak yang hidup pada abad pertama SM, menggambarkan hikmah dalam bukunya. Dia menulis seolah-olah dia adalah Raja Salomo, penguasa Israel yang bijaksana dan legendaris, dan berbagi pencarian pribadinya akan kebijaksanaan. Dia memberi tahu kita betapa dia mencintai kebijaksanaan sejak masa mudanya, dan bagaimana dia mencarinya dengan sepenuh hati. Dia memberi tahu kita bagaimana dia terpikat oleh kecantikannya, kebangsawanannya, dan kekuatannya. Dia memberi tahu kita bagaimana dia ingin menjadikan dia pengantinnya, dan bagaimana dia berdoa kepada Tuhan untuk memberinya bantuan ini.

Dia juga memberi tahu kita manfaat apa yang dia harapkan dapat diterima dari kebijaksanaan. Beliau mengatakan bahwa dalam hubungan kekerabatan dengan kebijaksanaan terdapat keabadian, dan dalam persahabatan dengannya, terdapat kegembiraan yang murni, dan dalam kerja tangannya, kekayaan yang tiada habisnya, dan dalam pengalaman bersamanya, pengertian, dan kemasyhuran dalam membagikan kata-katanya (Kebijaksanaan 8 :17-18). Ia percaya bahwa hikmah dapat membahagiakannya di kehidupan ini dan di kehidupan yang akan datang. Ia percaya bahwa kebijaksanaan dapat membuatnya kaya, bijaksana, dan terkenal. Ia percaya bahwa kebijaksanaan dapat membuatnya abadi, seperti Tuhan sendiri.

Namun bagaimana kebijaksanaan dapat melakukan semua hal ini? Bagaimana kebijaksanaan dapat menuntun pada kebahagiaan dan keabadian? Jawabannya, hikmat bukan hanya sekedar pribadi, tapi juga anugerah. Hikmah adalah anugerah dari Tuhan yang mencintai hikmah dan memberikannya kepada orang yang mencintainya. Hikmat adalah anugerah yang memampukan kita mengenal Allah, mengasihi Allah, dan mengabdi kepada Allah. Hikmat adalah karunia yang membantu kita memahami kehendak-Nya, mengikuti perintah-Nya, dan meniru perbuatan-Nya. Hikmat adalah anugerah yang mengubah kita menjadi segambar dan serupa dengan-Nya, dan mempersiapkan kita bagi kemuliaan-Nya.

 Oleh karena itu, jika kita ingin bahagia dan abadi, kita perlu mencari hikmah. Kita perlu mencari kebijaksanaan sebagai pengantin kita, sebagai teman kita, sebagai guru kita, dan sebagai pembimbing kita. Kita perlu mencari kebijaksanaan dengan segenap hati kita, dengan segenap jiwa kita, dan dengan segenap pikiran kita. Kita perlu mencari hikmat dalam firman-Nya, dalam ciptaan-Nya, dan dalam pemeliharaan-Nya. Kita perlu mencari kebijaksanaan dalam doa, dalam pembelajaran, dan dalam tindakan. Kita perlu mencari kebijaksanaan dalam kerendahan hati, iman, dan cinta.

 Sebab hikmah adalah jalan, kebenaran, dan kehidupan. Hikmat adalah jalan menuju Tuhan, kebenaran Tuhan, dan kehidupan Tuhan. Kebijaksanaan adalah jalan menuju kebahagiaan, kebenaran kebahagiaan, dan kehidupan yang bahagia. Kebijaksanaan adalah jalan menuju keabadian, kebenaran keabadian, dan kehidupan keabadian.

Tidak ada komentar: