Selasa, 30 Januari 2024

Talita Kum

Renungan hari ini:

Talita Kum

Dalam Markus 5: 21-43, kita membaca kisah Yesus yang menyembuhkan seorang perempuan yang sakit pendarahan dan membangkitkan anak perempuan Yairus yang sudah mati. Kedua perempuan ini mengalami kesulitan dan keputusasaan, tetapi mereka juga mengalami kuasa dan kasih Yesus. Yesus tidak memandang status, umur, atau gender mereka, tetapi memperlakukan mereka dengan hormat dan belas kasih. Dia mengucapkan kata-kata yang penuh harapan dan hidup: "Talita kum", yang berarti "Hai anak, bangunlah!" (Markus 5:41).

Kita semua pernah mengalami masa-masa sulit dan gelap dalam hidup kita, di mana kita merasa tidak berdaya dan tidak berharap. Tetapi Yesus tidak meninggalkan kita dalam keadaan itu. Dia datang kepada kita dengan kuasa dan kasih-Nya, dan mengucapkan kata-kata yang dapat mengubah hidup kita: "Talita kum". Dia mengajak kita untuk bangkit dari kematian rohani dan hidup dalam kehidupan baru bersama-Nya. Apakah kita mau mendengarkan suara-Nya dan meresponi panggilan-Nya?

Hallelujah, Amen 🙏

dipersembahkan oleh:

cDr. IR. Manuntun Sitinjak, M.M.

Senin, 29 Januari 2024

Hai Roh Jahat Keluarlah dari Orang Ini

Renungan Hari ini

Hai Roh Jahat Keluarlah dari Orang Ini

Dalam bacaan injil Markus 5: 1-20, kita dapat melihat kuasa Yesus atas roh-roh jahat yang menguasai seorang pria di daerah Gerasa. Pria itu hidup di pekuburan, tidak bisa dikendalikan oleh siapa pun, dan menderita karena roh-roh jahat yang menyiksanya. Ketika ia melihat Yesus dari jauh, ia berlari dan menyembah-Nya, tetapi roh-roh jahat di dalamnya berteriak: "Apa urusan-Mu dengan aku, hai Yesus, Anak Allah Yang Mahatinggi? Demi Allah, jangan siksa aku!" (Markus 5:7).

Yesus memerintahkan roh-roh jahat itu untuk keluar dari pria itu dan memberi mereka izin untuk masuk ke dalam kawanan babi yang ada di dekatnya. Roh-roh jahat itu keluar dan memasuki babi-babi itu, lalu babi-babi itu terjun ke dalam danau dan mati lemas. Orang-orang yang menjaga babi-babi itu lari dan memberitahu orang-orang di kota dan desa sekitarnya. Mereka datang dan melihat pria yang dulu kerasukan itu sudah duduk, berpakaian, dan waras. Mereka takut dan meminta Yesus untuk meninggalkan daerah mereka.

Pria yang telah dibebaskan dari roh-roh jahat itu ingin mengikuti Yesus, tetapi Yesus berkata kepadanya: "Pulanglah ke rumahmu, kepada orang-orang sekampungmu, dan beritahukanlah kepada mereka segala sesuatu yang telah diperbuat oleh Tuhan atasmu dan bagaimana Ia telah mengasihani engkau!" (Markus 5:19). Pria itu pergi dan memberitakan di seluruh daerah Dekapolis apa yang telah Yesus perbuat baginya, dan semua orang menjadi heran.

Bacaan injil ini menunjukkan bahwa Yesus memiliki kuasa atas roh-roh jahat dan dapat menyelamatkan orang-orang yang menderita karena pengaruh mereka. Yesus juga menginginkan agar orang-orang yang telah Ia tolong memberitakan kasih dan rahmat-Nya kepada orang lain, sehingga mereka juga dapat mengenal dan mengalami kuasa-Nya dalam hidup mereka.

Apa relevansinya dengan kehidupan modern di zaman kita sekarang ini? Berikut adalah beberapa makna yang dapat kita renungkan:

- Yesus memiliki kuasa atas segala roh jahat yang mencoba mengganggu dan merusak hidup manusia. Roh jahat itu bisa berupa godaan, dosa, kecanduan, ketakutan, depresi, kesombongan, atau hal-hal lain yang menjauhkan kita dari kasih dan kehendak Tuhan. Kita perlu memercayakan diri kita kepada Yesus dan memohon perlindungan-Nya agar kita dapat bebas dari pengaruh roh jahat itu.

- Yesus mengasihi dan menyembuhkan orang yang menderita karena roh jahat. Yesus tidak memandang rendah atau menghakimi orang itu, tetapi menunjukkan belas kasih dan kasih karunia-Nya. Yesus juga mengembalikan martabat dan kemanusiaan orang itu yang telah hilang karena roh jahat. Kita pun dipanggil untuk mengasihi dan menolong orang-orang yang menderita karena roh jahat, baik secara fisik, mental, maupun spiritual. Kita tidak boleh mengucilkan atau mengejek mereka, tetapi memberikan dukungan dan bantuan yang mereka butuhkan.

- Yesus mengutus orang yang telah dibebaskan dari roh jahat untuk menjadi saksi dan pewarta kasih dan karya-Nya. Yesus tidak mengizinkan orang itu untuk mengikuti-Nya, tetapi menyuruhnya untuk kembali ke rumah dan kepada orang-orang sekampungnya. Yesus ingin agar orang-orang yang mengenal orang itu dapat melihat perubahan yang terjadi dalam hidupnya dan mendengar kesaksian yang ia berikan tentang Yesus. 

Kita juga diutus oleh Yesus untuk menjadi saksi dan pewarta kasih dan karya-Nya di tengah-tengah keluarga, teman, dan masyarakat kita. Kita harus berani dan bersedia untuk menceritakan apa yang telah Yesus lakukan bagi kita dan bagaimana Ia telah mengasihani kita.

Hallelujah, Amen 🙏

dipersembahkan oleh:

cDr. IR. Manuntun Sitinjak, M.M.

Minggu, 28 Januari 2024

Yesus Mengajar Sebagai Orang yang Berkuasa (Renungan)

 *Renungan hari ini:* (bacaan Injil Markus 1: 21- 28)... _Sun 280124_

Yesus Mengajar Sebagai Orang yang Berkuasa

Dalam bacaan Injil hari ini, kita melihat bagaimana Yesus mengajar di rumah ibadat di Kapernaum dengan otoritas dan kuasa. Ia tidak seperti ahli-ahli Taurat yang hanya mengutip hukum-hukum lama, tetapi Ia memberikan pengajaran baru yang menyentuh hati orang banyak. Bahkan, roh-roh jahat yang merasuki seorang laki-laki di situ pun mengakui bahwa Yesus adalah Yang Kudus dari Allah. Yesus menunjukkan kuasa-Nya dengan mengusir roh jahat itu dari tubuh orang itu, dan membuat semua orang tercengang.

Bacaan Injil ini mengajak kita untuk mengenal Yesus lebih dalam sebagai Guru dan Penebus kita. Ia datang untuk memberi kita kebenaran dan kebebasan dari kuasa dosa dan setan. Marilah kita mendengarkan dan mengikuti ajaran-Nya dengan iman dan ketaatan, dan menjadi saksi-saksi kuasa-Nya di dunia ini. Amin.

Hallelujah, Happy Sunday, God Bless 🙏

Act of Contrition (Doa Tobat) English, Indonesia, Latin

O my God, I am heartily sorry for having offended Thee, and I detest all my sins because of thy just punishments, but most of all because they offend Thee, my God, who art all good and deserving of all my love. I firmly resolve with the help of Thy grace to sin no more and to avoid the near occasion of sin. Amen.

Bahasa Indonesia dari Puji Syukur no 25:

Allah yang maharahim, aku menyesal atas dosa-dosaku.
Aku sungguh patut Engkau hukum, terutama karena aku telah tidak setia kepada Engkau yang Maha Pengasih dan Maha Baik bagiku.
Aku benci akan segala dosaku, dan aku berjanji dengan pertolongan rahmat-Mu hendak memperbaiki hidupku dan tidak akan berbuat dosa lagi.
Allah yang Maha Murah, ampunikah aku, orang berdosa. Amin

Latin:
Deux meus, ex toto corde pænitet me omnium meorum peccatorum, eaque detestor, quia peccando, non solum pœnas a te iuste statutas promeritus sum,

sed præsertim quia offendi te, summum bonum, ac dignum qui super omnia diligaris.

Ideo firmiter propono, adiuvante gratia tua, de cetero me non peccaturum peccandique occasiones proximas fugiturum. Amen


Jumat, 26 Januari 2024

The Power of Knowing God

The Power of Knowing God

What does it mean to know God? Is it just a matter of having some facts about him in our minds? Or is it something deeper and more transformative?

The Book of Wisdom, a part of the Catholic Bible, gives us a profound answer to this question. In chapter 15, verse 3, it says:

For to know you is complete righteousness, and to know your power is the root of immortality. (NRSV)

This verse tells us that the knowledge of God is not merely intellectual, but also moral and spiritual. To know God is to love him, obey him, and imitate him. To know God is to be righteous, which means to be in a right relationship with him and with others. To know God is also to share in his eternal life, which is not dependent on physical existence, but on his power and grace.

This verse is part of a contrast between the idolaters and the faithful in chapters 13-15 of the Book of Wisdom. The idolaters are foolish, ignorant, and wicked, while the faithful are wise, enlightened, and righteous. The idolaters worship lifeless images, while the faithful worship the living God. The idolaters are subject to death and corruption, while the faithful are destined for immortality and glory.

The verse also echoes other biblical passages that express similar or related ideas, such as Psalm 36:9, John 17:3, Romans 1:16-17, 1 John 5:20, etc. These passages show us how the knowledge of God is connected to the Christian doctrines of justification, sanctification, and glorification, which are aspects of God's saving work in human lives.

How does this verse apply to us today? How can we grow in our knowledge of God and its effects on our lives? Here are some practical suggestions:

- We can study the scriptures, the teachings of the Church, and the writings of the saints, which reveal God's nature, character, and will to us.

- We can pray, meditate, and worship, which allow us to communicate with God, listen to his voice, and adore his majesty.

- We can practice the virtues, the commandments, and the works of mercy, which enable us to conform our lives to God's standards, please him, and serve others.

- We can witness, evangelize, and disciple, which empower us to share God's love, truth, and grace with the world.

By doing these things, we can deepen our knowledge of God and experience its benefits in our lives. We can become more righteous and more immortal, as the Book of Wisdom says. We can also enjoy God's presence, peace, and joy, both now and forever. 

Praise the Lord Hallelujah 🙏

Kekuatan Mengenal Tuhan

 Kekuatan Mengenal Tuhan

Apa artinya mengenal Tuhan? Apakah ini hanya soal mengingat beberapa fakta tentang dia? Atau apakah ini sesuatu yang lebih mendalam dan transformatif?

Kitab Kebijaksanaan, yang merupakan bagian dari Alkitab Katolik, memberi kita jawaban mendalam terhadap pertanyaan ini. Dalam pasal 15, ayat 3, dikatakan:

 Sebab mengenal-Mu adalah kebenaran yang utuh, dan mengetahui kuasa-Mu adalah akar keabadian. (NRSV)

 Ayat ini memberi tahu kita bahwa pengetahuan tentang Tuhan tidak hanya bersifat intelektual, tetapi juga moral dan spiritual. Mengenal Tuhan berarti mencintai-Nya, menaati-Nya, dan meneladani-Nya. Mengenal Tuhan berarti menjadi orang benar, artinya memiliki hubungan yang benar dengan Dia dan dengan orang lain. Mengenal Tuhan juga berarti ikut serta dalam kehidupan kekal-Nya, yang tidak bergantung pada keberadaan fisik, namun pada kuasa dan rahmat-Nya.

Ayat ini merupakan bagian yang kontras antara kaum fasik dan kaum beriman dalam Kitab Kebijaksanaan pasal 13-14. Orang-orang fasik adalah orang-orang yang bodoh, bodoh, dan jahat, sedangkan orang-orang beriman adalah orang-orang yang bijaksana, tercerahkan, dan saleh. Kaum penyembah berhala menyembah patung-patung yang tidak bernyawa, sedangkan kaum beriman menyembah Allah yang hidup. Orang-orang musyrik akan mengalami kematian dan kerusakan, sedangkan orang beriman ditakdirkan untuk mendapatkan keabadian dan kemuliaan.

Ayat ini juga menggemakan ayat-ayat Alkitab lainnya yang mengungkapkan gagasan serupa atau terkait, seperti Mazmur 36:9, Yohanes 17:3, Roma 1:16-17, 1 Yohanes 5:20, dll. Ayat-ayat ini menunjukkan kepada kita bagaimana pengetahuan tentang Allah terhubung dengan doktrin Kristen tentang pembenaran, pengudusan, dan pemuliaan, yang merupakan aspek pekerjaan penyelamatan Tuhan dalam kehidupan manusia.

Bagaimana ayat ini berlaku bagi kita saat ini? Bagaimana kita dapat bertumbuh dalam pengetahuan kita tentang Tuhan dan pengaruhnya terhadap kehidupan kita? Berikut beberapa saran praktis:

 - Kita dapat mempelajari kitab suci, ajaran Gereja, dan tulisan orang-orang kudus, yang mengungkapkan sifat, karakter, dan kehendak Tuhan kepada kita.

 - Kita bisa berdoa, bermeditasi, dan beribadah, yang memungkinkan kita berkomunikasi dengan Tuhan, mendengarkan suara-Nya, dan memuja keagungan-Nya.

 - Kita dapat mempraktikkan kebajikan, perintah, dan karya belas kasihan, yang memungkinkan kita menyesuaikan hidup kita dengan standar Tuhan, menyenangkan Dia, dan melayani orang lain.

 - Kita dapat bersaksi, menginjili, dan memuridkan, yang memberdayakan kita untuk membagikan kasih, kebenaran, dan anugerah Tuhan kepada dunia.

Dengan melakukan hal-hal ini, kita dapat memperdalam pengetahuan kita tentang Tuhan dan merasakan manfaatnya dalam hidup kita. Kita bisa menjadi lebih benar dan lebih abadi, sebagaimana dikatakan dalam Kitab Kebijaksanaan. Kita pun bisa menikmati hadirat, damai sejahtera, dan sukacita Tuhan, baik saat ini maupun selamanya.Amin

 Puji Tuhan Haleluya 🙏

Rabu, 24 Januari 2024

Tuhan itu Mahahadir dan Maha Baik

 Tuhan itu Mahahadir dan Maha Baik

Ini adalah dua sifat yang menggambarkan sifat dan karakter Tuhan. Mahahadir artinya Tuhan hadir di mana saja, di segala tempat dan waktu. Maha Baik artinya Tuhan maha pengasih, dalam segala hal dan kepada semua makhluk.

Apa yang dimaksud dengan Tuhan yang mahahadir dan maha baik hati? Artinya Tuhan tidak dibatasi oleh ruang atau waktu, namun dapat bertindak dan berinteraksi dengan ciptaan-Nya dengan cara apapun yang Dia pilih. Artinya, Tuhan juga tidak acuh atau memusuhi ciptaan-Nya, melainkan mengasihi dan merawatnya dengan kasih sayang yang tak terhingga dan sempurna.

Alkitab mengajarkan bahwa Tuhan itu mahahadir dan maha baik hati. Misalnya, Mazmur 139:7-10 mengatakan bahwa tidak ada tempat di mana Tuhan tidak ada, dan Dia selalu bersama kita. Yohanes 3:16 mengatakan bahwa Allah begitu mengasihi dunia ini sehingga Ia memberikan Putra tunggal-Nya, Yesus Kristus, untuk menyelamatkan kita dari dosa-dosa kita. Roma 8:38-39 mengatakan bahwa tidak ada sesuatu pun yang dapat memisahkan kita dari kasih Allah yang ada dalam Kristus Yesus, Tuhan kita.

Kemahahadiran dan kemahabaikan Tuhan mempunyai implikasi terhadap kehidupan kita. Artinya, kita tidak akan pernah bisa lari dari hadirat Tuhan atau kasih-Nya, apa pun yang kita lakukan atau ke mana pun kita pergi. Hal ini juga berarti bahwa kita dapat selalu percaya akan kehadiran Tuhan dan kasih-Nya, apa pun yang kita hadapi atau rasakan. Hal ini juga berarti bahwa kita harus menanggapi kehadiran Tuhan dan kasih-Nya, dengan menyembah Dia, menaati Dia, dan mencintai Dia dan orang lain.

Haleluya, Puji Tuhan 🙏

Jumat, 19 Januari 2024

God is Omnipresent and Omnibenevolent

God is Omnipresent and Omnibenevolent

These are two attributes that describe God's nature and character. Omnipresent means that God is present everywhere, in all places and times. Omnibenevolent means that God is all-loving, in all ways and to all beings. 

What does it mean to say that God is omnipresent and omnibenevolent? It means that God is not limited by space or time, but can act and interact with his creation in any way he chooses. It also means that God is not indifferent or hostile to his creation, but loves and cares for it with an infinite and perfect love. 

The Bible teaches that God is omnipresent and omnibenevolent. For example, Psalm 139:7-10 says that there is no place where God is not, and that he is always with us. John 3:16 says that God loved the world so much that he gave his only Son, Jesus Christ, to save us from our sins. Romans 8:38-39 says that nothing can separate us from God's love, which is in Christ Jesus our Lord.

God's omnipresence and omnibenevolence have implications for our lives. They mean that we can never escape from God's presence or his love, no matter what we do or where we go. They also mean that we can always trust in God's presence and his love, no matter what we face or how we feel. They also mean that we should respond to God's presence and his love, by worshiping him, obeying him, and loving him and others.

Hallelujah, Praise the Lord 🙏

Kamis, 18 Januari 2024

Bagaimana KEBIJAKSANAAN Menuntun Kebahagiaan dan Keabadian

Bagaimana KEBIJAKSANAAN Menuntun Kebahagiaan dan Keabadian (Keb 8:17-18)

Kebijaksanaan lebih dari sekedar keterampilan atau pengetahuan. Kebijaksanaan adalah seseorang, makhluk ilahi yang hidup bersama Tuhan dan membantunya dalam pekerjaannya. Kebijaksanaan adalah sumber segala kebajikan, pencipta segala sesuatu, dan guru segala misteri. Hikmah adalah harta yang paling berharga, sahabat yang paling diidamkan, dan sahabat yang paling setia.

Beginilah cara penulis Wisdom of Solomon (Kitab Kebijaksanaan), seorang Yahudi bijak yang hidup pada abad pertama SM, menggambarkan hikmah dalam bukunya. Dia menulis seolah-olah dia adalah Raja Salomo, penguasa Israel yang bijaksana dan legendaris, dan berbagi pencarian pribadinya akan kebijaksanaan. Dia memberi tahu kita betapa dia mencintai kebijaksanaan sejak masa mudanya, dan bagaimana dia mencarinya dengan sepenuh hati. Dia memberi tahu kita bagaimana dia terpikat oleh kecantikannya, kebangsawanannya, dan kekuatannya. Dia memberi tahu kita bagaimana dia ingin menjadikan dia pengantinnya, dan bagaimana dia berdoa kepada Tuhan untuk memberinya bantuan ini.

Dia juga memberi tahu kita manfaat apa yang dia harapkan dapat diterima dari kebijaksanaan. Beliau mengatakan bahwa dalam hubungan kekerabatan dengan kebijaksanaan terdapat keabadian, dan dalam persahabatan dengannya, terdapat kegembiraan yang murni, dan dalam kerja tangannya, kekayaan yang tiada habisnya, dan dalam pengalaman bersamanya, pengertian, dan kemasyhuran dalam membagikan kata-katanya (Kebijaksanaan 8 :17-18). Ia percaya bahwa hikmah dapat membahagiakannya di kehidupan ini dan di kehidupan yang akan datang. Ia percaya bahwa kebijaksanaan dapat membuatnya kaya, bijaksana, dan terkenal. Ia percaya bahwa kebijaksanaan dapat membuatnya abadi, seperti Tuhan sendiri.

Namun bagaimana kebijaksanaan dapat melakukan semua hal ini? Bagaimana kebijaksanaan dapat menuntun pada kebahagiaan dan keabadian? Jawabannya, hikmat bukan hanya sekedar pribadi, tapi juga anugerah. Hikmah adalah anugerah dari Tuhan yang mencintai hikmah dan memberikannya kepada orang yang mencintainya. Hikmat adalah anugerah yang memampukan kita mengenal Allah, mengasihi Allah, dan mengabdi kepada Allah. Hikmat adalah karunia yang membantu kita memahami kehendak-Nya, mengikuti perintah-Nya, dan meniru perbuatan-Nya. Hikmat adalah anugerah yang mengubah kita menjadi segambar dan serupa dengan-Nya, dan mempersiapkan kita bagi kemuliaan-Nya.

 Oleh karena itu, jika kita ingin bahagia dan abadi, kita perlu mencari hikmah. Kita perlu mencari kebijaksanaan sebagai pengantin kita, sebagai teman kita, sebagai guru kita, dan sebagai pembimbing kita. Kita perlu mencari kebijaksanaan dengan segenap hati kita, dengan segenap jiwa kita, dan dengan segenap pikiran kita. Kita perlu mencari hikmat dalam firman-Nya, dalam ciptaan-Nya, dan dalam pemeliharaan-Nya. Kita perlu mencari kebijaksanaan dalam doa, dalam pembelajaran, dan dalam tindakan. Kita perlu mencari kebijaksanaan dalam kerendahan hati, iman, dan cinta.

 Sebab hikmah adalah jalan, kebenaran, dan kehidupan. Hikmat adalah jalan menuju Tuhan, kebenaran Tuhan, dan kehidupan Tuhan. Kebijaksanaan adalah jalan menuju kebahagiaan, kebenaran kebahagiaan, dan kehidupan yang bahagia. Kebijaksanaan adalah jalan menuju keabadian, kebenaran keabadian, dan kehidupan keabadian.

How Wisdom Leads to Happiness and Immortality

How Wisdom Leads to Happiness and Immortality (Wisdom 8:17-18)

Wisdom is more than just a skill or a knowledge. Wisdom is a person, a divine being who lives with God and assists him in his works. Wisdom is the source of all virtues, the creator of all things, and the teacher of all mysteries. Wisdom is the most precious treasure, the most desirable companion, and the most faithful friend.

This is how the author of the Wisdom of Solomon, a Jewish sage who lived in the first century BC, portrays wisdom in his book. He writes as if he were King Solomon, the legendary wise ruler of Israel, and shares his personal quest for wisdom. He tells us how he loved wisdom from his youth, and how he sought her with all his heart. He tells us how he was captivated by her beauty, her nobility, and her power. He tells us how he wanted to make her his bride, and how he prayed to God to grant him this favor.

He also tells us what benefits he expected to receive from wisdom. He says that in kinship with wisdom there is immortality, and in friendship with her, pure delight, and in the labors of her hands, unfailing wealth, and in the experience of her company, understanding, and renown in sharing her words (Wisdom 8:17-18). He believes that wisdom can make him happy in this life and in the life to come. He believes that wisdom can make him rich, wise, and famous. He believes that wisdom can make him immortal, like God himself.

But how can wisdom do all these things? How can wisdom lead to happiness and immortality? The answer is that wisdom is not only a person, but also a gift. Wisdom is a gift from God, who loves wisdom and gives her to those who love him. Wisdom is a gift that enables us to know God, to love God, and to serve God. Wisdom is a gift that helps us to understand his will, to follow his commands, and to imitate his works. Wisdom is a gift that transforms us into his image and likeness, and prepares us for his glory.

Therefore, if we want to be happy and immortal, we need to seek wisdom. We need to seek wisdom as our bride, as our friend, as our teacher, and as our guide. We need to seek wisdom with all our heart, with all our soul, and with all our mind. We need to seek wisdom in his word, in his creation, and in his providence. We need to seek wisdom in prayer, in study, and in action. We need to seek wisdom in humility, in faith, and in love.

For wisdom is the way, the truth, and the life. Wisdom is the way to God, the truth of God, and the life of God. Wisdom is the way to happiness, the truth of happiness, and the life of happiness. Wisdom is the way to immortality, the truth of immortality, and the life of immortality.

Artikel ini dibuat dengan bantuan Bing with chat GPT 4.0

Selasa, 16 Januari 2024

SIFAT-SIFAT ROH KUDUS ALLAH

Kitab Kebijaksanaan Salomo yang diilhami oleh Roh Kudus menguraikan sifat-sifat Roh Tuhan dengan sangat jelas dan tajam dalam Keb 7: 22-24, dan menurut pencarian yang penulis lakukan, berikut adalah penjelasannya:

Sifat-Sifat Roh Kudus:

Cerdas: roh itu mampu memahami segala sesuatu yang ada, baik yang rahasia maupun yang nyata, dan mengajarkan manusia pengetahuan yang tidak salah.

Suci: roh itu tidak tercemar oleh dosa atau kejahatan, dan hanya mencintai yang baik dan benar.

Unik: roh itu tidak ada yang menyamai atau menandinginya, dan ia adalah anugerah khusus dari Allah.

Beraneka ragam: roh itu menunjukkan dirinya dalam berbagai cara, sesuai dengan kebutuhan dan situasi yang berbeda-beda.

Halus: roh itu tidak terbuat dari bahan materi apa pun, dan ia dapat bergerak dengan bebas tanpa hambatan atau batasan.

Jelas: roh itu tidak kabur atau samar, tetapi terang dan bersih, sehingga mudah dikenali dan dipahami.

Tidak tercemar: roh itu tidak terkontaminasi oleh apa pun yang kotor atau jahat, dan ia menjaga kemurnian dirinya.

Berbeda: roh itu dapat dibedakan dari roh-roh lain yang ada, dan ia memiliki identitas dan karakter yang khas.

Tak terkalahkan: roh itu tidak dapat dikalahkan atau dihancurkan oleh apa pun, dan ia memiliki kekuatan yang luar biasa.

Mencintai yang baik: roh itu selalu menghendaki dan melakukan yang baik, dan ia membenci dan menolak yang jahat.

Tajam: roh itu memiliki daya pikir dan penilaian yang tajam, dan ia tidak mudah tertipu atau disesatkan.

Tidak dapat ditolak: roh itu memiliki pengaruh yang kuat dan menarik, dan ia tidak dapat ditolak atau dihindari oleh siapa pun yang mencarinya.

Murah hati: roh itu memberikan segala sesuatu yang baik kepada manusia, dan ia tidak pelit atau kikir.

Manusiawi: roh itu bersahabat dan berbelas kasih kepada manusia, dan ia membantu mereka dalam kesulitan dan penderitaan.

Teguh: roh itu tidak berubah-ubah atau goyah, tetapi tetap dan setia, dan ia tidak meninggalkan orang-orang yang mengandalkannya.

Pasti: roh itu tidak ragu-ragu atau bimbang, tetapi yakin dan percaya, dan ia tidak mengecewakan orang-orang yang mempercayainya.

Bebas dari kecemasan: roh itu tidak takut atau khawatir, tetapi tenang dan damai, dan ia memberikan ketenangan dan kedamaian kepada orang-orang yang mengikutinya.

Mahakuasa: roh itu memiliki kekuasaan atas segala sesuatu, dan ia mengatur dan mengendalikan segala sesuatu sesuai dengan kehendak Allah.

Mengawasi segala sesuatu: roh itu melihat dan mengetahui segala sesuatu, dan ia tidak ada yang luput dari penglihatan dan pengetahuannya.

Menembus segala roh: roh itu dapat meresap dan menembus segala roh yang cerdas dan suci, tidak peduli sehalus apa pun substansinya.

Sumber: Alitab Deuterokanonika 'Kebijaksanaan Salomo', Bible Gateway (RSVCE: Revised Standard Version- Catholic Edition) 'Wisdom', Dibantu oleh pencarian dengan GPT Copilot 4.0