Rabu, 01 September 2010

Doa Novena Medali Wasiat



Ya Perawan Maria yang tak bercela, Ibu Yesus Kristus Tuhan kami dan Ibu kami, dengan penuh kepercayaan akan perantaraanmu, yang kuasa dan tak terhingga dan tak pernah sia-sia sebagaimana sudah seringkali ternyata oleh medali wasiat, kami anakmu yang terkasih dan penuh kepercayaan, memohon supaya Engkau memperolehkan kami karunia dan anugerah yang kami minta dalam novena ini, adalah berguna bagi jiwa kami dan jiwa-jiwa yang kami doakan.
(sebutkan di sini permohonan anda)
Ya Maria, sudah berapa kali jiwa kami menjadi tempat suci bagi Puteramu. Yang benci akan dosa, perolehkanlah kami kebencian besar akan dosa dan kesucian hati, yang memperat kami dengan Allah, sehingga tiap-tiap pikiran, tiap-tiap kata, tiap-tiap perbuatan kami hanya memperbesar kemuliaanNya. Perolehkanlah bagi kami tabiat senang berdoa dan mati raga, supaya dapat kami peroleh kembali apa yang telah hilang karena dosa kami dan supaya pada akhirnya kami boleh sampai ke tempat yang terberkati itu, tempat Engkau menjadi Ratu para malaikat dan manusia. Amin
Ya Maria, semula jadi tak bercela, doakanlah kami yang berlindung kepadamu. (3X)

Rabu, 11 Agustus 2010

DOA UNTUK ORANG SAKIT


O, Tuhan Allah kami,

Penderita sakit ini telah datang kepadaMu untuk memohon, apa yang ia dambakan dan ia yakini sebagai yang terpenting baginya. “Sangatlah penting bahwa jiwa rohani kita sehat!” Berila Tuhan agar kata-kata itu melekat dalam hatinya. Tuhan, semoga kehendakMu yang kudus terlaksana padanya dalam segala hal!

Apabila Engkai ingin agar dia disembuhkan, semoga ia diberi kesembuhan. Tetapi andaikata kehendakMu lain, semoga ia mampu meneruskan memikul salibnya. Saya berdoa kepadaMu juga bagi kami yang mendoakan dia, bersihkanlah hati kai agar kami pantas menerima anugerah belas kasihMu.

Lindungilah dia dan ringankanlah penderitaannya. Semoga kehendakMu yang kudus terlaksana padanya. Semoga melalui dia NamaMu yang kudus dinyatakan, tolonglah dia memikul salibnya dengan berani.

(3X Kemuliaan kepada Bapa dan Putera dan Roh Kudus)

Pesan Bunda Maria (Medjugorje):

“Anak-anakku, ini adalah doa yang paling indah yang dapat kamu doakan bagi orang sakit. Yesus sendiri menyarankannya bagi kita”

Kamis, 29 Juli 2010

Tahukah anda Mengapa Umat Katolik Berdoa kepada Bunda Maria?

Kenapa umat Katholik tidak berdoa langsung kepada Tuhan Yesus tetapi kepada Bunda Maria? Mungkin perlu di terangkan bahwa umat Katholik tetap berdoa kepada Tuhan Yesus, buktinya ? Kita masih berdoa Bapa Kami dan juga pada setiap Misa harian atau Mingguan kita masih tetap berdoa kepada Tuhan Yesus langsung.

Tetapi kenapa masih tetap berdoa kepada Bunda Maria kalau ada Yesus ? Jawabannya hanya ada di iman umat Katholik yang dimana keyakinan itu tidak ada di umat selain Katholik, yaitu karena umat katholik sangat percaya kepada orang-orang kudus seperti Bunda Maria. Dan terbukti selama berabad-abad sejarah umat Katholik meyakini Bunda Maria selalu datang ke dunia ini, dari sekedar menjumpai umat Tuhan Yesus, kemudian mewartakan kabar tentang dunia, sampai mengajarkan doa-doanya. Dan berkaitan dengan keyakinan tersebut tentunya kembali lagi kepada anda (umat selain Katholik), kalau anda percaya lakukanlah dan kalau tidak percaya dengan orang-orang kudus jangan lakukan.

Mungkin ada sebagian sahabat yang sejak kecil sangat meyakini bahwa ketidakbenaran ajaran Katolik dapat dilihat dalam penghormatan yang disampaikan kepada Santa Perawan Maria dalam Gereja Katolik, dan dalam begitu banyaknya doa yang dengan penuh kepercayaan disampaikan kepada Bunda Maria oleh umat Katolik. Sementara itu, banyak juga umat non-Katolik, setelah mempelajari dasar-dasar kebenaran akan devosi umat Katolik kepada Maria, begitu terpikat olehnya hingga akhirnya mereka ingin mendalami lebih jauh tentang katholik. Kebenaran tersebut sangat sederhana dan jelas karena seluruhnya terkandung dalam dua kebenaran yang ada berikut ini.


1. SANTA MARIA ADALAH IBUNDA ALLAH.

Umat Katolik percaya bahwa Allah tidak terikat oleh suatu kewajiban apapun untuk memiliki seorang ibunda; Katolik percaya bahwa Ia memilih untuk memiliki seorang ibunda dan segala sesuatu yang berhubungan dengannya. Ia memilih untuk memperkenankan tubuh manusiawi-Nya dibentuk dalam rahimnya.

Ia memilih untuk memperkenankan ibunda-Nya melahirkan-Nya ke dunia sebagai seorang bayi kecil mungil . Ia memilih untuk mengijinkan ibunda-Nya menyusui-Nya, menggendong-Nya dalam pelukannya, melindungi-Nya dari mara bahaya, dan mengajari-Nya seperti layaknya seorang anak diajari oleh orangtuanya: menangis, berjalan, berbicara dan berdoa. Dengan demikian, Ia memilih untuk memberikan kepada Maria kuasa atas Diri-Nya yang hanya dapat dinyatakan dengan cinta. Umat Katolik percaya bahwa dalam memilih ibunda-Nya, Putra Allah memilih untuk memberikan kepadanya kuasa atas kehendak-Nya, yang karena kasih senantiasa dimiliki oleh seorang ibu yang baik bagi anaknya.

2. SANTA MARIA ADALAH IBUNDA SELURUH UMAT MANUSIA.

Umat Katolik percaya bahwa Yesus memilih untuk datang ke dunia melalui seorang ibunda agar ibunda-Nya itu dapat menerima pula segenap anak manusia yang berdosa sebagai saudara-saudari-Nya. Ia memberikan teladan bagaimana bunda-Nya harus dihormati dan dikasihi. Ia mempersiapkan bunda-Nya sebagai bunda seluruh umat manusia dengan memintanya untuk menanggung segala bentuk penderitaan yang mungkin, dan dengan demikian, mengajarkan kepadanya untuk menaruh belas kasihan pada segala bentuk penderitaan anak-anaknya. Jika ibunda-Nya itu adalah Bunda bagi Diri-Nya Sendiri, pastilah Ia membebaskannya dari penderitaan, oleh sebab Ia mempunyai kuasa untuk melakukannya dan karena Ia mencintai Bunda-Nya dengan kasih yang tak terbatas. Ia mengadakan mukjizat-Nya yang pertama di hadapan publik atas permintaan Bunda-Nya, dan menjelang ajal-Nya, Ia mengingatkan Bunda-Nya bahwa ia telah dipersiapkan sejak dari semula untuk menjadi bunda bagi seluruh umat manusia. Oleh karena itu, Katolik percaya bahwa Maria pastilah dengan antusias menolong mereka, dalam pencobaan jiwa maupun badan, seperti layaknya seorang ibu dengan antusias mengusahakan kesejahteraan bagi anaknya.

Doa Novena 3 Salam Maria dan Rosario yang didaraskan umat Katolik merupakan ungkapan kepercayaan mereka terhadap kedua kebenaran di atas. Umat Katolik yakin bahwa jika Bunda Maria berbicara kepada Putra Ilahi-nya bagi mereka, tak perlu diragukan lagi mereka pasti akan menerima jawab atas doa-doa mereka.Karena selain dari pada itu ternyata doa tersebut memang sunggu luar biasa Kuasanya.

Jadi sebaiknya kepada siapapun kita berdoa sepatutnya saling menghormati dan memahami bahwa jalan yang di lakukan setiap umat manusia berbeda-beda untuk mencapai tujuannya. Jadi kenapa ada yang masih sibuk membetulkan jalan orang lain sedangkan jalan yang di tempuhnya sendiri masih sangat susah di jalani/dicapai . Untungnya umat Katholik mempunyai Bunda Maria yang selalu memberikan jalan termudah untuk memohon doa kepadaNYa. Puji Tuhan, dan semoga damai Tuhan Yesus selalu bersama kita. AMin

sumber : “Why Catholics Pray to the Blessed Virgin Mary”; www.catholictradition.org

Jumat, 18 Juni 2010

PENYERAHAN DIRI KEPADA HATI KUDUS YESUS & PERSEMBAHAN DIRI KEPADA HATI TAK BERNODA MARIA



Penyerahan Diri Kepada Hati Kudus Yesus

Yesus,

Kami tahu bahwa Engkau penuh belas kasih, dan bahwa Engkau telah menganugerahkan hatiMu bagi kami. HatiMu itu dimahkotai duri dan dosa-dosa kami. Kami tahu, bahwa Engkau terus-menerus meminta agar kami tidak pergi dariMu dan tersesat.

Yesus,

Ingatlah kami bila kami ada dalam dosa. Dengan hatiMu buatlah semua orang saling mencintai. Buatlah agar kebencian lenyap dari kalangan manusia. Perlihatkanlah cinta kasihMu. Kami semua mencintaiMu dan ingin agar Engkau melindungi kami berkat hatiMu yang bagaikan gembala dan bebaskanlah kami dari segala dosa.

Yesus,

Masuklah ke dalam setiap hati! Ketuklah, ketuklah pada pintu hati kami! Sabarlah dan jangan berhenti. Kami masih tertutup karena kami belum memahami cinta kasihMu. Ketuklah terus menerus! O Yesus yang baik, buatlah agar kami membuka hati kami bagiMu, sekurang-kurangnya pada saat kami ingat kepada penderitaanMu, yang Kautanggung bagi kami. Amin.


PERSEMBAHAN DIRI KEPADA HATI TAK BERNODA MARIA

O, Hati Tak Bernoda Maria, yang bernyala dengan kebaikan, perlihatkanlah kasih sayangMu kepada kami. Semoga nyala hatiMu, ya Maria, turun atas seluruh umat manusia. Kami sangat mencintaiMu. Ukirlah cinta kasih sejati dalam hati kami sehingga kami terus menerus mendambakanMu. O, Maria yang lembut dan rendah hati, ingatlah kami apabila kami berdosa. Engkau tahu bahwa semua orang berdosa. Berilah kesehatan rohani kepada kami, berkat hatiMu yang tidak bernoda. Biarlah kami senantiasa melihat kebaikan hatiMu sebagai Bunda dan perkenankanlah kami dipertobatkan berkat nyala hatiMu. Amin.

(didiktekan oleh Bunda Maria kepada Jelena Vasilj 28.11.1983)

Yesus dan Maria, kami mempersembahkan hidup kami kepadaMu.

Kamis, 17 Juni 2010

Doa Penyerahan Kepada Santo Mikhael

Santo Mikhel, Malaikat Agung, panglima pasukan para malaikat dan pelindung Gereja semesta. Aku memberi salam dan memuji engkau dalam kemegahan Tuhan yang menghiasi engkau dengan semarak.

Aku bersyukur kepada Tuhan atas kebesaran-Nya.

Ia melimpahkan berkat-Nya kepadamu. Dan kemenanganmu yang jaya dalam pertempuran bagi kehormatan Tuhan dan kemuliaan Putra Manusia, terutama karena kesetiaanmu kepada-Nya ketika Lusifer dan para pengikutnya memberontak.

Santo Mikhael, aku menyerahkan kepadamu, jiwaku dan badanku. Aku memilih engkau sebagai teladan dan pembelaku, dan mempercayakan jiwaku kepada perlindunganmu. Lindungilah kewajibanku sebagai anak Allah dan demi Gereja Katholik, selagi aku meninggalkan setan, pekerjaan dan kemegahannya.

Bantulah aku dengan perantaraan kekuatanmu dalam memenuhi janji suci, juga mecontoh keberanian dan kesetiaanmu kepada Tuhan. Dalam pertolongan dan pembelaanmu, aku memperoleh kemenangan atas musuh jiwaku dan bersatu dengan Tuhan di surga selamanya.

Amin

Senin, 31 Mei 2010

Pesta SP Maria mengunjungi Elisabet

"Diberkatilah engkau di antara semua perempuan dan diberkatilah buah rahimmu".
(Rm 12:9-16b; Luk 1:39-56)
"Beberapa waktu kemudian berangkatlah Maria dan langsung berjalan ke pegunungan menuju sebuah kota di Yehuda. Di situ ia masuk ke rumah Zakharia dan memberi salam kepada Elisabet. Dan ketika Elisabet mendengar salam Maria, melonjaklah anak yang di dalam rahimnya dan Elisabet pun penuh dengan Roh Kudus, lalu berseru dengan suara nyaring: "Diberkatilah engkau di antara semua perempuan dan diberkatilah buah rahimmu. Siapakah aku ini sampai ibu Tuhanku datang mengunjungi aku? Sebab sesungguhnya, ketika salammu sampai kepada telingaku, anak yang di dalam rahimku melonjak kegirangan. Dan berbahagialah ia, yang telah percaya, sebab apa yang dikatakan kepadanya dari Tuhan, akan terlaksana." Lalu kata Maria: "Jiwaku memuliakan Tuhan, dan hatiku bergembira karena Allah, Juruselamatku, sebab Ia telah memperhatikan kerendahan hamba-Nya. Sesungguhnya, mulai dari sekarang segala keturunan akan menyebut aku berbahagia, karena Yang Mahakuasa telah melakukan perbuatan-perbuatan besar kepadaku dan nama-Nya adalah kudus. Dan rahmat-Nya turun-temurun atas orang yang takut akan Dia. Ia memperlihatkan kuasa-Nya dengan perbuatan tangan-Nya dan mencerai-beraikan orang-orang yang congkak hatinya; Ia menurunkan orang-orang yang berkuasa dari takhtanya dan meninggikan orang-orang yang rendah; Ia melimpahkan segala yang baik kepada orang yang lapar, dan menyuruh orang yang kaya pergi dengan tangan hampa; Ia menolong Israel, hamba-Nya, karena Ia mengingat rahmat-Nya, seperti yang dijanjikan-Nya kepada nenek moyang kita, kepada Abraham dan keturunannya untuk selama-lamanya." Dan Maria tinggal kira-kira tiga bulan lamanya bersama dengan Elisabet, lalu pulang kembali ke rumahnya."(Luk 1:39-56), demikian kutipan Warta Gembira hari ini.
Berrefleksi atas bacaan-bacaan dalam rangka mengenangkan pesta SP Maria Mengunjungi Elisabet hari ini, saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:
• Rekan-rekan perempuan, lebih-lebih yang telah berkeluarga, ketika tahu bahwa dirinya hamil pertama kali pada umumnya sangat gembira dan dengan gairah memberitahukan kehamilannya kepada suaminya maupun saudara-saudarinya atau orangtuanya. Suasana itulah kiranya yang terjadi dalam diri Elisabet maupun Maria, yang sama-sama sedang mengandung/hamil karena Roh Kudus. Maria sebagai yang lebih muda tergerak untuk mengujungi Elisabet, yang dimana tuanya dianugerahi anak/sedang hamil. Dua pribadi yang penuh Roh Kudus itupun ketika saling bertemu lalu saling memuji: Elisabet memuji Maria, karena terpilih untuk mengandung Penyelamat Dunia. Terhadap pujian Elisabet, Maria tidak menjadi sombong, melainkan rendah hati dengan mengidungkan `Magnificat', kidung populer bagi mereka yang telah dipilih oleh Tuhan. SP Maria adalah teladan umat beriman, maka kami berharap kita semua meneladan SP Maria, dan perkenankan secara khusus saya mengajak rekan-rekan perempuan untuk menjadi teladan keramahan dan kerendahan hati seperti SP Maria. Marilah kita hayati dengan konsekwen ketika kita saling bertemu juga saling mengucapakan `selamat' (selamat pagi, selamat jumpa, dst..), yang berarti kita saling mendambakan dan mengusahakan keselamatan, lebih-lebih keselamatan jiwa kita.
• "Hendaklah kamu sehati sepikir dalam hidupmu bersama; janganlah kamu memikirkan perkara-perkara yang tinggi, tetapi arahkanlah dirimu kepada perkara-perkara yang sederhana. Janganlah menganggap dirimu pandai!" (Rm 12:16), demikian peringatan atau nasihat Paulus kepada umat di Roma, kepada kita semua umat beriman. Apa yang kita butuhkan untuk hidup sehari-hari adalah apa-apa yang sederhana, misalnya makanan, minuman, sapaan/sentuhan kasih, tidur, bercakap-cakap dst… Kami percaya bahwa rekan-rekan perempuan lebih peka akan apa-apa yang sederhana daripada rekan-rekan laki-laki. Memang mereka yang merasa diri pandai pada umumnya lebih memikirkan perkara-perkara tinggi daripada perkara sederhana. Hemat saya orang yang sungguh pandai sejati pada umumnya dapat membuat sederhana apa yang tinggi dan berbelit-belit, sehingga yang dikatakan dan diusahakan dimengerti oleh semua orang, bukan membuat yang sederhana menjadi sulit dan berbelit-belit. Maka dengan ini kami berharap kepada mereka yang merasa pandai atau memiliki kepakaran dalam ilmu atau keterampilan tertentu untuk membagikan kepandaian, kepakaran dan keterampilan bagi orang lain tanpa pandang bulu; dan memang untuk itu harus menyederhanakan perkara-perkara tinggi dan berbelit-belit. Kepada rekan-rekan yang terbiasa memperhatikan perkara-perkara sederhana yang menjadi kebutuhan kita sehari-hari kami ucapkan banyak terima kasih. "Mengunjungi" hemat saya juga meruapakan perkara sederhana; mengunjungi berarti menghadirkan diri seutuhnya bagi yang lain. Ingat `mengunjungi' bukan berarti harus banyak bicara atau omong-omong, melainkan yang utama dan pokok adalah hadir bersama.

"Sungguh, Allah itu keselamatanku; aku percaya dengan tidak gementar, sebab TUHAN ALLAH itu kekuatanku dan mazmurku, Ia telah menjadi keselamatanku." Maka kamu akan menimba air dengan kegirangan dari mata air keselamatan. Pada waktu itu kamu akan berkata: "Bersyukurlah kepada TUHAN, panggillah nama-Nya, beritahukanlah perbuatan-Nya di antara bangsa-bangsa, masyhurkanlah, bahwa nama-Nya tinggi luhur! Bermazmurlah bagi TUHAN, sebab perbuatan-Nya mulia; baiklah hal ini diketahui di seluruh bumi!"(Yes 12:2-5)
Jakarta, 31 Mei 2010

Jumat, 23 April 2010

Bapalah Yang Menarikmu kepadaKU

Tidak ada seorang pun yang dapat datang kepadaKu jikalau ia tidak ditarik oleh Bapa yang mengutus Aku"
(Kis 8:28-40; Yoh 6:44-51)
`Tidak ada seorang pun yang dapat datang kepada-Ku, jikalau ia tidak ditarik oleh Bapa yang mengutus Aku, dan ia akan Kubangkitkan pada akhir zaman. Ada tertulis dalam kitab nabi-nabi: Dan mereka semua akan diajar oleh Allah. Dan setiap orang, yang telah mendengar dan menerima pengajaran dari Bapa, datang kepada-Ku. Hal itu tidak berarti, bahwa ada orang yang telah melihat Bapa. Hanya Dia yang datang dari Allah, Dialah yang telah melihat Bapa. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa percaya, ia mempunyai hidup yang kekal. Akulah roti hidup. Nenek moyangmu telah makan manna di padang gurun dan mereka telah mati. Inilah roti yang turun dari sorga: Barangsiapa makan dari padanya, ia tidak akan mati. Akulah roti hidup yang telah turun dari sorga. Jikalau seorang makan dari roti ini, ia akan hidup selama-lamanya, dan roti yang Kuberikan itu ialah daging-Ku, yang akan Kuberikan untuk hidup dunia." (Yoh 6:44-51), demikian kutipan Warta Gembira hari ini.
Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:
• Datang kepada Yesus berarti menjadi sahabat-sahabat Yesus alias anak-anak Allah, yaitu orang yang senantiasa hidup dan bertindak sesuai dengan kehendak Allah dalam hidup sehari-hari, hidup baik dan berbudi pekerti luhur. Apa yang dimaksudkan oleh Yesus tak mungkin datang kepadaNya jika tidak ditarik oleh Bapa, antara lain berarti kita tak mungkin hidup baik dan berbudi pekerti luhur jika tidak menerima aneka macam bentuk pengajaran Tuhan melalui orangtua, guru/pendidik atau saudara-saudari kita. Hemat saya masing-masing dari kita dapat hidup seperti saat ini karena kita diajar atau dibina oleh orangtua, guru/pendidik atau saudara-saudari kita, dan kita akan semakin baik dan berbudi pekerti luhur jika kita senantiasa siap sedia untuk diajar terus menerus. Maka marilah kita dengan rendah hati membuka diri sepenuhnya terhadap aneka macam pengajaran, misalnya dalam bentuk nasihat, saran, kritik, pujian, tuntunan, dst.. yang setiap kali mendatangi kita. Ada kemungkinan kita merasa sakit ketika sedang menerima pengajaran, dan kiranya hal itu wajar adanya. Tumbuh berkembang dalam iman, hidup baik dan berbudi pekerti luhur memang membutuhkan perjuangan dan pengorbanan alias kerja keras. Hendaknya sedini mungkin anak-anak dibina untuk memiliki sikap mental `ongoing formation/education ' atau belajar terus menerus, sepanjang hayat, dan tentu saja dengan teladan konkret dari para orangtua di rumah maupun para guru/pendidik di sekolah-sekolah. Berbagai pengalaman hidup, entah yang menyenangkan atau menyakitkan hendaknya dihayati sebagai pembelajaran, maka hendaknya dibina sikap refleksif atas aneka pengalaman hidup.
• "Setelah mereka keluar dari air, Roh Tuhan tiba-tiba melarikan Filipus dan sida-sida itu tidak melihatnya lagi. Ia meneruskan perjalanannya dengan sukacita" (Kis 8:39), demikian berita yang terjadi setelah terjadi pembaptisan sida-sida yang dilakukan oleh Filipus. Dibaptis berarti juga dianugerahi Roh, dan yang membaptis pada umumnya juga hidup dalam atau dikuasai oleh Roh. Roh sungguh membuat orang sukacita dan bergairah dalam perjalanan hidup, itulah yang terjadi dalam diri sida-sida yang telah menerima rahmat pembaptisan. Kita semua telah menerima rahmat pembapisan, maka kita juga dipanggil untuk "meneruskan perjalanan dengan sukacita", perjalanan hidup, panggilan dan tugas pengutusan kita masing-masing. Maka marilah kita mawas diri perihal panggilan dan tugas pengutusan kita masing-masing: hendaknya terus menghayati panggilan dengan atau melaksanakan tugas pengutusan dengan sukacita, meskipun harus disertai pengorbanan dan perjuangan atau menghadapi aneka tantangan, hambatan dan godaan. Sukacita atau gembira dalam melaksanakan tugas pengutusan atau pekerjaan dan menghayati panggilan akan memperlancar langkah perjalanan usaha kita, dan apa yang kita dambakan, cita-citakan atau harapkan pasti berhasil, menjadi kenyataan. Dengan ini kami mengajak dan mengingatkan kita semua; bagi kita yang sedang memiliki tugas belajar di tingkat apapun marilah kita terus belajar, sehingga terampil belajar, bagi kita yang sedang bekerja marilah kita terus bekerja sehingga terampil bekerja, dst… Siap-sedia untuk dididik dan dibina dan diajar terus menerus berarti senantiasa bersukacita, gembira ria dalam menghadapi aneka macam bentuk pembaharuan atau apa-apa yang baru, yang muncul dalam perjalanan hidup, panggilan dan tugas pengutusan; orang senantiasa bersikap rendah hati dalam menyikapi apa yang terjadi atau apapun yang mendatangi.

"Pujilah Allah kami, hai bangsa-bangsa, dan perdengarkanlah puji-pujian kepada-Nya! Ia mempertahankan jiwa kami di dalam hidup dan tidak membiarkan kaki kami goyah. Marilah, dengarlah, hai kamu sekalian yang takut akan Allah, aku hendak menceritakan apa yang dilakukan-Nya terhadap diriku. Kepada-Nya aku telah berseru dengan mulutku, kini dengan lidahku aku menyanyikan pujian." (Mzm 66:8-9.16-17)

renungan by Mr sumarya
Jakarta, 22 April 2010

Roti Hidup

"Aku telah turun dari sorga bukan untuk melakukan kehendakKu tetapi untuk melakukan kehendak Dia yang telah mengutus Aku."
(Kis 8:1b-8; Yoh 6:35-40)
"Kata Yesus kepada mereka: "Akulah roti hidup; barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan lapar lagi, dan barangsiapa percaya kepada-Ku, ia tidak akan haus lagi. Tetapi Aku telah berkata kepadamu: Sungguhpun kamu telah melihat Aku, kamu tidak percaya. Semua yang diberikan Bapa kepada-Ku akan datang kepada-Ku, dan barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan Kubuang. Sebab Aku telah turun dari sorga bukan untuk melakukan kehendak-Ku, tetapi untuk melakukan kehendak Dia yang telah mengutus Aku. Dan Inilah kehendak Dia yang telah mengutus Aku, yaitu supaya dari semua yang telah diberikan-Nya kepada-Ku jangan ada yang hilang, tetapi supaya Kubangkitkan pada akhir zaman. Sebab inilah kehendak Bapa-Ku, yaitu supaya setiap orang, yang melihat Anak dan yang percaya kepada-Nya beroleh hidup yang kekal, dan supaya Aku membangkitkannya pada akhir zaman." (Yoh 6:35-40), demikian kutipan Warta Gembira hari ini.

Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:
• Di dalam bekerja atau berkarya dimanapun orang pada umumnya mengerjakan apa yang diperintahkan atau dikehendaki oleh orang lain, atau kalau para seniman merasa harus mengerjakan yang dikehendaki Tuhan sebagaimana dibisikkan dalam bentuk inspirasi atau khayalan. Kiranya jarang sekali orang mengerjakan keinginan sendiri atau pribadi jika menghendaki kesuksesan atau keberhasilan dalam tugas pengutusan atau panggilan hidup. Maka marilah kita meneladan Yesus yang datang bukan untuk melakukan kehendakNya sendiri tetapi untuk melakukan kehendak Dia yang telah mengutusNya. Dengan kata lain marilah kita hidup dan bertindak sesuai dengan aturan atau tatanan yang berlaku dan terkait dengan panggilan dan tugas pengutusan kita masing-masing. Kesetiaan dan ketaatan pada aneka aturan dan tatanan hidup yang berlaku akan menyelamatkan dan membahagiakan diri kita sendiri maupun orang lain yang kena dampak hidup atau cara bertindak kita. Segala aturan dan tatanan hidup hemat saya dibuat untuk membantu yang melaksanakannya dalam rangka `memperoleh hidup kekal' setelah dipanggil Tuhan nanti alias hidup baik dan berbudi pekerti luhur selama hidup di dunia ini. Orang baik dan berbudi pekerti luhur senantiasa nampak ceria, gairah, menarik, memikat dan mempesona, dan dengan demikian banyak orang tergerak untuk mendekat dan bersahabat. Kehadiran dan sepak terjang orang berbudi pekerti luhur atau baik senantiasa juga menggairahkan dan membangkitkan semangat hidup orang lain yang dijumpainya.
• "Mereka yang tersebar itu menjelajah seluruh negeri itu sambil memberitakan Injil" (Kis 8:4), demikian berita perihal para murid yang dikejar-kejar untuk dihabisi atau dibunuh. Tekanan dan penganiayaan merupakan `bless in disguise' (=-rahmat terselubung) bagi orang beriman, yang sungguh mempersembahkan atau menyerahkan diri seutuhnya kepada Tuhan. Karena dikejar-kejar kemudian mereka menyebar dan dalam perjalanan atau tempat dimana berada, `menjelajah seluruh negeri itu sambil memberitakan Injil'. Rasanya apa yang terjadi di masa Gereja Purba pada masa kini juga terjadi, tetapi tekanan atau encamannya dalam bentuk lain, antara lain kebutuhan ekonomi alias pekerjaan. Karena tuntutan kebutuhan ekonomi atau pekerjaan orang harus pergi jauh ke tempat tertentu dimana mereka bekerja, karena demi kesejahteraan hidup keluarga orang harus bertransmigrasi bersama-sama seluruh keluarga, yang berarti pindah tempat tinggal dan kerja cukup jauh, dst.. Bukankah tekanan atau kebutuhan ekonomi, serta tuntutan hidup sejahtera memaksa orang untuk menyebar dan menjelajah seluruh negeri atau dunia, dan dengan demikian tanpa sadar terjadi penyebaran umat Allah ke bebagai tempat. Kami berharap kepada mereka yang dalam melaksanakan tugas pekerjaan atau pengutusannya harus menjelajah seluruh negeri atau dunia, selama di dalam perjalanan atau penjelajahan hendaknya sambil memberitakan Injil, kabar baik, menyebarluaskan apa yang baik dan menyelamatkan dan membahagiakan, terutama keselamatan dan kebahagiaan jiwa. Ada kemungkinan anda berjalan atau berpergian sendirian serta menggunakan transportasi umum, entah pesawat terbang atau kereja atau bus, hendaknya selama dalam perjalanan tidak diam membatu, tetapi bercakap-cakaplah dengan rekan duduk di sebelah anda sambil membicarakan apa-apa yang baik dan menyelamatkan dan mungkin juga sekaligus menambah kenalan, sahabat atau teman.

"Bersorak-sorailah bagi Allah, hai seluruh bumi, mazmurkanlah kemuliaan nama-Nya, muliakanlah Dia dengan puji-pujian! Katakanlah kepada Allah: "Betapa dahsyatnya segala pekerjaan-Mu; … Seluruh bumi sujud menyembah kepada-Mu, dan bermazmur bagi-Mu, memazmurkan nama-Mu." Pergilah dan lihatlah pekerjaan-pekerjaan Allah; Ia dahsyat dalam perbuatan-Nya terhadap manusia:" (Mzm 66:1-3a.4-5)

Oleh: Mr Sumarya
Jakarta, 21 April 2010

Jumat, 05 Maret 2010

Membersihkan Hati

Mandi itu membersihkan diri.
Tobat itu membersihkan hati.
Saat menghadap Tuhan bukan hanya bersih diri tetapi yang lebih penting adalah bersih hati sehingga layak di hadapanNya.

Proses pembersihan diri perlu dilakukan terus menerus secara kontinu; rata-rata kita mandi dua kali per hari, yaitu di pagi dan sore hari. Hal ini kita lakukan karena kegiatan sehari-hari membuat tubuh kita menjadi kotor atau berkeringat.

Hal yang sama perlu kita lakukan terhadap hati kita, karena hati membuat kita dapat mengasihi, membedakan yang baik dengan yang tidak. Tuhan berbicara kepada kita melalui suara hati terdalam yang ada pada diri kita. Tetapi tentu saja hati kita perlu selalu diasah dan dibersihkan, karena bila menjadi tumpul, maka hati menjadi tidak berguna lagi.

Misalnya bila seseorang baru pertama kali mencuri, karena terpaksa, pasti ia tidak dapat hidup dengan tenang; ada ketakutan akan dosa di dalam dirinya. Tetapi apa yang terjadi bila ia telah mencuri lebih dari sepuluh kali? Mungkin saat itu ia sudah tidak merasa berdosa lagi. Bahkan suatu saat ia merasa bila tidak mencuri maka ada yang aneh dalam dirinya. Pada saat itu hati orang ini telah menjadi tumpul; untuk itu hati kita perlu diasah dan dibersihkan, yaitu dengan melakukan pertobatan.

Bila kita rata-rata dua kali membersihkan diri, maka kita pun perlu secara rutin bertobat untuk membersihkan hati, karena hal inilah yang membuat kita kembali menjadi layak di hadapanNya.

Posted by:
Manuntun Sitinjak

Sumber: SKDAG (Dr Agus Gunawan)

Rabu, 10 Februari 2010

Hari Orang Sakit Sedunia

"Pergilah sekarang sebab setan itu sudah keluar dari anakmu."
(1Raj 11:4-13; Mrk 7:24-30)

"Lalu Yesus berangkat dari situ dan pergi ke daerah Tirus. Ia masuk ke sebuah rumah dan tidak mau bahwa ada orang yang mengetahuinya, tetapi kedatangan-Nya tidak dapat dirahasiakan. Malah seorang ibu, yang anaknya perempuan kerasukan roh jahat, segera mendengar tentang Dia, lalu datang dan tersungkur di depan kaki-Nya. Perempuan itu seorang Yunani bangsa Siro-Fenisia. Ia memohon kepada Yesus untuk mengusir setan itu dari anaknya. Lalu Yesus berkata kepadanya: "Biarlah anak-anak kenyang dahulu, sebab tidak patut mengambil roti yang disediakan bagi anak-anak dan melemparkannya kepada anjing." Tetapi perempuan itu menjawab: "Benar, Tuhan. Tetapi anjing yang di bawah meja juga makan remah-remah yang dijatuhkan anak-anak." Maka kata Yesus kepada perempuan itu: "Karena kata-katamu itu, pergilah sekarang sebab setan itu sudah keluar dari anakmu." Perempuan itu pulang ke rumahnya, lalu didapatinya anak itu berbaring di tempat tidur, sedang setan itu sudah keluar." (Mrk 7:24-30), demikian kutipan Warta Gembira hari ini.
Berrefleksi atas bacaan-bacaan serta mengenangkan `Hari Orang Sakit Sedunia' hari ini, saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:
• Mereka yang sedang menderita sakit hemat saya karena pengaruh `setan/roh jahat', entah yang secara langsung mempengaruhi pasien yang bersangkutan atau melalui orang lain. Maka untuk menyembukan mereka yang sedang menderita sakit baiklah kita meneladan perempuan Yunani, bangsa Siro-Fenisia, yang memohon Yesus, Tuhan, untuk mengusir setan dari anaknya. Memang sedikit banyak atau sebenarnya seseorang menderita sakit karena pengaruh lingkungan hidupnya, sesama dan saudara-saudarinya yang kurang atau tidak beriman, maka proses penyembuhan pasien hendaknya dimulai dari mereka yang merasa sehat alias keluarga pasien. Keluarga atau saudara-saudari dari pasien yang bersangkutan mungkin tidak sakit secara phisik, tetapi sedang menderita sakit secara spiritual (sakit hati atau sakit jiwa dan sakit akal budi). Meneladan perempuan Yunani, sebagaimana diwartakan dalam Injil hari ini, berarti lebih banyak berdoa atau meningkatkan dan memperdalam hidup doa, sehingga semakin mempersembahkan atau menyerahkan diri seutuhnya kepada Tuhan. Kita, yang merasa sehat, dengan rendah hati mohon penyembuhan sakit hati, sakit jiwa atau sakit akal budi kita. Kami percaya ketika keluarga pasien atau saudara-saudari pasien sungguh sehat dan segar bugar secara phisik dan spiritual, maka proses penyembuhan pasien akan berjalan lancar, mereka yang sakit segera sembuh. Pada `Hari Orang Sakit Sedunia' ini hendaknya kita semua mawas diri: apakah saya sedang menderita sakit (sakit hati, sakit jiwa, sakit akal budi atau sakit tubuh), dan sekiranya sedang menderita sakit, marilah dengan rendah hati kita mohon penyembuhan dari Tuhan melalui saudara-saudari atau sesama kita, marilah kita saling mengasihi dan mengampuni dalam proses saling menyembuhkan.
• "Oleh karena begitu kelakuanmu, yakni engkau tidak berpegang pada perjanjian dan segala ketetapan-Ku yang telah Kuperintahkan kepadamu, maka sesungguhnya Aku akan mengoyakkan kerajaan itu dari padamu dan akan memberikannya kepada hambamu" (1 Raj 11:11), demikian firman Tuhan kepada Salomo, yang telah melakukan kejahatan bersama dengan isteri-isterinya. Aneka macam bentuk kejahatan memang akan berdampak atau berbuahkan perpecahan atau permusuhan; berbagai perpecahan atau permusuhan dipicu oleh kejahatan atau dosa. Maka dengan ini kami mengajak kita semua untuk mawas diri perihal kehidupan atau kerja bersama kita, entah di dalam keluarga/komunitas, masyarakat, tempat kerja, hidup beragama, dst.. Apakah kebersamaan sungguh dijiwai oleh persaudaraan sejati, sehingga kebersamaan tersebut memikat, menarik dan mempesona bagi orang lain? Ataukah dalam kebersamaan hidup dan kerja kita ada sesuatu yang kurang nyaman, sarat dengan ketegangan, nampak damai bagaikan dua rel yang tak pernah bersinggungan, dst..?; jika demikian adanya berarti setan atau roh jahat hidup dan berkarya dalam pribadi-pribadi yang barada di dalam kebersamaan hidup atau kerja tersebut. Marilah kita kembali ke perjanjian-perjanji an yang telah kita ikrarkan, karena segala perpecahan atau permusuhan dipicu oleh ketidak-setiaan atau ketidak-taatan pada perjanjian. Sebagai yang telah dibaptis kami harapkan kembali ke janji baptis, sebagai suami-isteri kami harapkan kembali ke janji perkawinan, sebagai pelajar atau pekerja kami harapkan kembali ke janji pelajar atau pekerja, sebagai pejabat kami harapkan kembali ke sumpah jabatan, dst.. Damai, kesejahteraan dan keselamatan akan menjadi nyata ketika semua pihak setia dan taat melaksanakan tugas pengutusan masing-masing dan menghayati janji yang pernah diikrarkan.

"Berbahagialah orang-orang yang berpegang pada hukum, yang melakukan keadilan di segala waktu! Ingatlah aku, ya TUHAN, demi kemurahan terhadap umat-Mu, perhatikanlah aku, demi keselamatan dari pada-Mu," (Mzm 106:3-4)
Jakarta, 11 Februari 2010

Diambil dari PKKC by I Sumarya 11Feb10

Senin, 01 Februari 2010

H O M I L I - Mgr F.X Hadisumarta O.Carm


-->
H O M I L I Mgr F.X Hadisumarta O.Carm

MINGGU BIASA IV/C/2010
31 Januari 2010

Yer 1:4-5.17-19 1 Kor 12:31-13:13 Luk 4:21-30

PENGANTAR
Injil Lukas yang akan kita dengarkan hari ini (Minggu Biasa IV) adalah lanjutan Injil Lukas yang telah kita dengarkan Hari Minggu lalu >(Minggu Biasa III). Minggu lalu Lukas menceriterakan penampilan dan
pengenalan diri Yesus di hadapan sesama penduduk Nasaret. Yesus
mengakui diri-Nya sebagai tokoh yang digambarkan tugasnya sebagai
Alamsih oleh Yesaya. Hari ini diceriterakan reaksi negatif sesama penduduk Nasaret terhadap Yesus. Marilah kita mencoba menangkap apa yang ingin disampaikan Lukas tentang sikap kita terhadap Yesus. Mereka dahulu belum orang kristen, sedangkan
kita sekarang sudah dibaptis menjadi murid Yesus Kristus.


HOMILI
Apa yang dilakukan Yesus sebagai Almasih, seperti menolong
orang miskin, menyembuhkan orang buta, membebaskan orang tawanan dan
tertindas, - semuanya yang dilihat sebagai mukjizat itu
diselenggarakan- Nya tidak dilakukan di Nasaret. Orang-orang di Nasaret
heran mengapa tidak dilakukan di Nasaret tempat asal dan tinggal-Nya.
Menghadapi keadaan itu Yesus berkata: “Sungguh tidak ada nabi yang dihargai di tempat asalnya”. Kuasa dan kemampuan-Nya untuk mengadakan mukjizat tidak dilakukan-Nya
di kalangan sesama penduduk Nasaret, tetapi di daerah sekitarnya.
Sebagai contoh Ia menyebut Nabi Elia dan Nabi Elisa. Mereka itu bukan
menolong orang-orang Israel bangsanya sendiri, tetapi justru
orang-orang asing: seorang janda dari Sarfat-Sidon dan Naaman dari
Siria, kedua-duanya di luar daerah Israel? Mengapa?

Seperti dialami oleh Nabi Elia dan Nabi Elisa, Yesus sebagai nabi
mengalami sendiri, bahwa apa yang Ia katakan atau ajarkan tidak
diterima oleh orang-orang Nasaret, sebab tidak disertai bukti mukjizat
sebagai tanda kehebatan dan kebesaran-Nya, yang telah diperlihatkanNya
di Kaparnaum. Apalagi Yesus adalah orang biasa, tidak lebih daripada
anak Yusuf, seorang tukang kayu, termasuk golongan kelas rendah dalam
masyarakat. Bagaimana mungkin kata-kata orang semacam itu dapat
diterima. Yesus ditolak!


Dari segi lain, - dan inilah rupanya yang ingin disampaikan oleh Lukas
kepada para pembaca Injilnya - , Yesus tidak dapat menyelenggarakan
perbuatan dan karya-Nya yang agung dalam menghadapi orang-orang yang
sikap dirinya tertutup, curiga serta tidak percaya kepada-Nya.

Bila orang-orang siapapun berkumpul dan bersama-sama tidak mau
menerima, memahami dan menolak pandangan atau tawaran pendapat orang,
maka mereka ini hanya mau menerima pandangannya sendiri dan menolak
tawaran kehendak baik dan kasih orang lain. – Bukankah keadaan dan
sikap seperti itu juga pernah bahkan kerapkali kita alami sendiri?
Bukankah situasi semacam ini sekarang pun merupakan situasi suasana dan
iklim masyarakat kita, di mana setiap pihak berpegang teguh pada
pendirian-nya sendiri, tertutup untuk saling terbuka untuk menerima
pandangan yang lain, bahkan disertai praduga dan kecurigaan? – Bukankah
situasi semacam itu pun tak jarang di dalam lingkungan keluarga-keluarga
kita?

Orang-orang di Nasaret tidak mau meninggalkan sikap posesif,
atau sikap “hanya akulah yang benar” terhadap Yesus. Karena itu ketika
Yesus menunjukkan apa yang dilakukan oleh Nabi Elia dan Elisa, “sangat marahlah semua orang yang dirumah ibadat itu” dan
mengusir Dia, bahkan mau membunuh-Nya. Yesus dikritik habis-habisan,
justru karena mau mengajak setiap orang membuka hati kepada orang-orang
kecil. Kejujuran dan keterbukaan hati-Nya justru menghadapi perlawanan,
yang membawa-Nya mati di salib! Injil hari ini menunjukkan kepada
kita, bahwa memiliki suatu pandangan dan sikap hidup yang universal
atau luas dan menyeluruh tidaklah mudah! Yesus ditolak karena Ia menunjukkan kejiwaan besar dan kemurahan hati, khususnya kepada orang-orang pinggiran.

Berhadapan dengan Yesus yang berjiwa besar, murah hati dan berpandangan
luas itu, kita mengakui bahwa kita sering berjiwa stis, irihati, kering
dan keras hati. Bagaimana kita dapat mengakui kesucian Yesus, kalau
kita sendiri tidak mampu mengakui kelemahan diri kita sendiri. Seperti
dialami dan dimiliki oleh orang-orang Nasaret, kita kurang sadar bahwa
kita memilik kebutaan hati. Salah satu ciri kebutaan hati ialah sikap posesif, nafsu memiliki, memiliki untuk diri sendiri.

Kita semua juga dipanggil menjadi nabi seperti Elia, Elisa, terutama seperti
Yesus sendiri. Ciri nabi yang sejati ialah tahu dan mau mengatasi
batas-batas pandangan dan kepentingan diri sendiri dan tidak
membeda-bedakan orang-orang sesama.
Jakarta, 31 Januari 2010

Salam & Doa
Alexander Yusup

Rabu, 27 Januari 2010

Doa - Mohon Bantuan Hati Terkudus & St Michael

Ya Maria yang tak bernoda, ratu surga dan bumi yang mulia, dan pembela kami yang lemah lembut, kami mohon jadilah pengantara bagi kami. Mohonkanlah kepada Tuhan agar Ia mengutus Malaikat Agung Michael dan semua malaikat kudus untuk mencegah semua rintangan setan yang menghalangi kekuasaan Hati Terkudus Yesus dalam jiwa kami, keluarga kami, negara kami dan di seluruh dunia.

Dan engkau, O Michael yang suci, panglima bala tentara surga, dari lubuk hati kami memohon, datanglah menolong kami. Belalah kami terhadap kebencian setan. Padamu Tuhan telah melimpahkan kuasanNya. Maka setelah menjaga keselamatan gereja di bumi, bimbinglah jiwa kami ke rumah abadi kami di surga.

Santo Michael, pejuang utama kerajaan Kristus doakanlah kami. Amin.

Kamis, 14 Januari 2010

Bersyukur atas Berkat

Hargailah semua berkat yang kita dapatkan, jangan mengeluhkan yang tidak kita miliki. Buka mata dan pasti kita akan melihat 100 hal yang dapat dan harus membuat kita bersyukur


Dalam hidup ini kita lebih senang untuk melihat masalah yang sedang kita hadapi dibandingkan dengan berkat yang telah kita terima. Manakah yang akan anda pilih : “mengeluh karena tidak memiliki sesuatu” atau “bersyukur atas semua berkat yang telah kita terima”?

Kalimat pertama terjadi karena ada nafsu serakah dalam diri kita yang ingin memiliki segala sesuatu yang belum kita miliki. Akibatnya orang seperti ini tidak pernah puas, ia selalu mengejar yang diinginkannya, bahkan dengan menghalalkan segala cara.

Kalimat kedua lebih menekankan untuk melihat segala sesuatu yang telah kita miliki, dan semua hal tersebut perlu kita syukuri. Dengan demikian hidup kita menjadi tentram dan damai, karena dengan sukacita dan penuh damai sejahtera kita dapat menikmati hidup ini. Hal ini menyebabkan kita menjadi tenang sehingga dapat melihat berbagai peluang yang ada di sekitar kita. Hal ini juga menunjukkan bahwa kita jangan selalu melihat ke atas, kita pun perlu melihat ke bawah, sehingga dapat bersyukur telah menjadi saluran berkat bagi orang lain yang tidak seberuntung kita.

Dengan semakin bersyukur, maka kita semakin dekat dengan Allah, sedangkan bila kita banyak mengeluh, maka pintu hati kita pun terbuka semakin lebar bagi godaan setan.

Sumber: sms kasih dari Dr. Dominikus Agus Gunawan

Senin, 11 Januari 2010

Hari Raya Pembabtisan Tuhan

"Engkaulah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Mulah Aku berkenan." (Luk 3, 22)

Minggu 10 Jan 2010 adalah hari raya Pembantisan Tuhan. Yesus bersedia menyamakan dirinya dengan manusia berdosa denga dibabtis oleh Yohanes di sungai Yordan. Namun Yohanes sendiri telah mengatakan, bahwa setelah dia akan datang Mesias yang membabtis dengan api dan Roh Kudus.

Pada saat Yesus dibabtis, terkoyaklah langit dan Roh Kudus turun atasnya seperti burung merpati. Ini menandakan Yesuslah yang empunya Roh dan dengan kuasa Roh pula dia membabtis para murid. Dengan kuasa yang sama pulalah gereja saat ini membantis umatnya.

Sayangnya, seringkali kita mengabaikan betapa pentingnya pembabtisan dengan Roh Kudus yang kita telah terima pada saat dibabtis. Kita kurang memberi kesempatan pada Roh Tuhan untuk berkarya dalam diri kita. Kita seringkali melihat Baptis hanya sebagai pencurahan air dan lebih bersifat ritual.

Dengan baptis Yesus telah memilih kita menjadi anggota gereja yang berearti anggota Kerajaan Allah. Pilihan ini sangatlah khusus karena sabda Yesus “Bukan kamu yang memilih Aku melainnya Akulah yang memilih kamu” diteguhkan dengan pembabtisan. Itulah alasannya mengapa gereja juga menetapkan pembabtisan sebagai sakramen, sarana kasih Allah.

Dengan merenungkan Pembabtisan Tuhan semoga kita dapat:

  • Menjadi lebih rendah hati, seperti Yesus yang mau dibabtis walaupun ia tidak berdosa
  • Menghormati Roh Kudus yang dicurahkan kepada kita pada saat pembabtisan dan mendengarkan bisikanNya supaya ktia dapat melaksanakan kehendakNya
  • Mendengarkan Sabda Yesus, karena Allah Bapa berkenan kepadaNya

Doa:

Yesus yang baik, ajarilah kami untuk menyerahkan diri sepenuhnya pada Roh-Mu yang Engkau curahkan bagi kami melalui sakramen babtis yang kami terima. Amin


sumber: khotbah Romo Michael Harsono di Paroki Keluarga Kudus, Misa ke-1, 10 Jan 2009