Pada Minggu, 12 Oktober, saya mengikuti Misa di Gereja Katedral St. Maria, Palembang. Misa dimulai pukul 07.00 pagi, namun saya tiba lebih awal untuk mengikuti doa Rosario bersama umat lainnya. Suasana begitu khidmat, membuat hati saya tenang dan siap menyambut kehadiran Tuhan.
Selama Misa, saya mengikuti dengan penuh kekhusyukan. Di setiap doa dan nyanyian, saya merasakan cinta Tuhan yang begitu mendalam. Pada saat kami mendaraskan doa Bapa Kami, tanpa disadari air mata saya jatuh. Ada perasaan haru yang menyelimuti, seolah Tuhan sendiri hadir dan melingkupi saya dengan kasih-Nya yang tak terhingga.
Dalam khotbahnya, Frater bercerita tentang seorang pemuda yang bertanya kepada Yesus, “Apa yang harus saya lakukan untuk mengikuti Engkau?” Yesus menjawab, “Juallah hartamu, berikan kepada orang miskin, dan ikutilah Aku.” Mendengar itu, pemuda tersebut pergi dengan wajah sedih karena dia memiliki banyak harta.
Kisah ini membuat saya merenung dalam-dalam. Sering kali saya merasa belum sepenuhnya layak mengikuti Tuhan, masih terikat dengan hal-hal duniawi. Namun, di tengah keterbatasan dan kelemahan saya, cinta Tuhan tetap begitu besar. Ia tidak menuntut kesempurnaan dari kita, melainkan kerendahan hati dan kesediaan untuk berserah kepada-Nya. Apa yang tampak mustahil bagi manusia, sesungguhnya mungkin bagi Tuhan.
Pengalaman ini memperbarui iman saya, mengingatkan saya bahwa di dalam Tuhan, selalu ada kekuatan dan harapan. Tuhan memanggil kita bukan karena kita sempurna, tapi karena kasih-Nya yang selalu mendahului segala kekurangan kita. Sebesar apapun tantangan hidup, percayalah, di dalam Tuhan segala sesuatu menjadi mungkin.
Semoga pengalaman ini dapat menjadi inspirasi bagi kita semua untuk selalu mendekatkan diri kepada Tuhan, dengan iman yang tulus dan hati yang siap untuk mengikuti-Nya. Amin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar