Selasa, 22 Desember 2009

Dia Diletakkan di Palungan

Natal tinggal beberapa hari lagi. Bagaimana dengan persiapan kita, terutama kesiapan hati untuk menyambutnya?

Kala kita pergi ke mall-mall di Jakarta, kita akan menemukan suasana menyambut Natal yang kental dengan kemeriahan dan dekorasi yang serba indah. Sangat kontras dengan Natal yang sebenarnya dimana Yesus lahir di kandang domba, karena tidak ada tempat penginapan. (Luk 2: 6-7).

Yesus yang adalah Allah, penguasa segala sesuatu, hadir dengan cara yang sangat sederhana pada malam Natal. Dia sungguh mengetahui penderitaan manusia karena dosa, maka dari awal kehadirannya di tengah-tengah manusia dia ingin merasakan penderitaan yang dirasakan oleh manusia. Rasa empathy yang diwujudkan dalam arti yang sebenarnya, bahkan lebih dahsyat.

Peristiwa penebusan manusia mulai dari kelahiran Yesus hingga wafatnya di kayu salib mengandung makna yang sangat dalam, di mana karena cintaNya dia rela untuk menderita untuk manusia. Hal ini juga menggambarkan, bagaimana Allah mencintai kesederhanaan, bukan hal yang glamour. Sebab kesederhanaan menggambarkan suasana hati yang murni.

Tuhan menghendaki hati kita murni, sebab hanya pada hati yang murnilah Dia dapat tinggal dengan senang dan tenang, dan memberi kita kebahagiaan yang sesungguhnya.

Doa:
Ya Yesus, sucikanlah hatiku dengan rahmatMu, sehingga aku layak untuk menerima kehadiranMu pada malam Natal nanti. Amin

Ditulis oleh,
Stefanus M Sitinjak

Tidak ada komentar: