Selasa, 18 Agustus 2009

Aku di dalam Kristus dan Kristus di dalam Aku

Barangsiapa yang makan tubuhKu dan minum darahKu, dia tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam Dia. (Yoh 6: 56)

Sabda Yesus ini menjadi dasar utama bagi pusat dari seluruh kehidupan iman dalam gereja Katolik, yakni Ekaristi. Dengan menerima hosti kudus dalam perayaan Ekaristi, maka kita benar-benar bersatu dengan Kristus. Persatuan dengan Kristus ini adalah dalam arti yang sebenarnya, dimana Kristus dalam rupa roti menyatu dengan sel-sel tubuh setiap orang yang menerimanya.

Jika Kristus hidup di dalam diri seseorang, maka seseorang itu seharusnyalah berpikir dan bertindak seperti Yesus. Yesus akan meraja di dalam hatinya dan selalu siap untuk melaksanakan sabdaNya. Dan sabdanya itu adalah supaya kita mengasihi sesama kita, saling mengasihi.

Barangsiapa mengatakan, bahwa ia ada di dalam Dia, ia wajib hidup sama seperti Kristus telah hidup (1 Yoh 2:6)
Barangsiapa menuruti segala perintah-Nya, ia diam di dalam Allah dan Allah di dalam dia. Dan demikianlah kita ketahui, bahwa Allah ada di dalam kita, yaitu Roh yang telah Ia karuniakan kepada kita (1 Yoh 3:24)

Dengan kata lain, seseorang yang menerima Kristus haruslah hidup dalam Roh, sehingga Roh Kristuslah yang mengarahkan dan menguasai segenap hidupnya. Dengan cara inilah maka kehendak Allah akan terjadi pada diri kita dan kita menjadi sarana bagi perwujudan Kerajaan Allah di dunia. Demikian khotbah Rm Thomas pada hari Minggu lalu.

Lalu, apakah kita semua harus menjadi pengkhotbah? Apakah Kerajaan Allah itu tidak dapat dilihat dalam peristiwa sederhana dalam hidup sehari-hari? Ya, tentu saja…justru Yesus meminta kita agar menjadikan penyataan Kerajaannya melalui cara hidup kita sehari-hari:
• Kasih menjadi dasarnya
• Penyerahan diri dan segenap hidup pada penyelenggaraan Allah sebagai perwujudannya
• Percayalah Yesus akan melakukan hal-hal besar dalam hidup anda. Bersiaplah!
• Kita akan melihat dunia dengan kacamata Kristiani (Kasih, Kerendahan hati, kesabaran, belaskasihan, kemurahan)

Karena apa yang akan terjadi dalam hidup kita akan sangat ditentukan oleh ‘bagaimana kita melihat dunia’. Maka apabila kita melihat dunia dengan kaca mata Kristus, maka Kristus sang Maharaja yang Mahabesar itu akan berkarya dalam diri kita.

Apakah anda siap?

By
Stefanus M Sitinjak

Jumat, 14 Agustus 2009

Mari Berkarya – Para Lulusan KEB St Louis

Beberapa waktu lalu di awal Agustus Bapa Uskup Mgr Michael Angkur telah memberikan berkat pengutusannya bagi 84 orang lulusan KEB-1 dari Paroki Keluarga Kudus Cibinong. Pengutusan yang ditandai dengan pencurahan Roh Kudus, tentu mengandung harapan baru dalam kehidupan menggereja di Keuskupan Bogor.

Dengan pemahaman yang lebih mendalam akan Sabda Tuhan dan ajaran Kristus, menghadirkan kerajaan Allah dalam kehidupan masyarakat tentulah menjadi harapan utama Bapa Uskup dan gereja.

Di lingkungan St Louis sendiri sudah ada beberapa orang yang telah mengikuti KEB sejak beberapa waktu lalu, namun hingga saat ini belum dapat dirasakan kehadiran mereka secara nyata dalam komunitas. Aktifitas di lingkungan tetap sepi, tidak ada kegiatan mingguan, bahkan bulanan.

Lalu pertanyaannya adalah, ke manakah para peserta KEB ini? Apakah mereka tidak merasa terdorong untuk menggiatkan dan menghidupkan lingkungan dengan kemampuan yang sudah mereka dapatkan? Apakah mereka merasa kurang difasilitasi untuk lebih berperan aktif? Apakah mereka beranggapan bahwa menghidupkan lingkungan itu semata tugas ketua lingkungan?

Masih banyak pertanyaan yang bakal muncul, jika kita mencoba merenungkan kenyataan ini. Padahal, dalam KEB “Integrasi ke dalam Komunitas” telah ditekankan sebagai salah satu jari-jari utama dari kehidupan menggereja.

Nah, dari pada kita hanya bertanya, saya ingin mengajak para lulusan KEB untuk berpegangan tangan bersama membangun kehidupan menggereja, menghadirkan Kerajaan Allah di lingkungan St Louis melalui:
• Kunjungan ke saudara-saudara seiman secara rutin
• Mengusulkan program rutin lingkungan, rukun, kring
• Menjadi pionir dalam mengaktifkan komunitas basis di sekitar tempat tinggalnya
• Memprakarsai event-event yang dapat membangun iman dan kehidupan menggereja.

Marilah kita wujudkan perintah Yesus dalam Mat 28: 18 – 20. Yesus selalu menyertai kita sampai akhir jaman.

By : Stefanus
Lulusan KEB-1 PKKC

Selasa, 04 Agustus 2009

Orang Pilihan

Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih kamu. Dan Aku telah menetapkan kamu, supaya kamu pergi dan menghasilkan buah dan buahmu itu tetap, supaya apa yang kamu minta kepada Bapa dalam nama-Ku, diberikan-Nya kepadamu (Yoh 15:16)

Pantaslah kita bersyukur karena kita adalah orang pilihan!
Mari kita coba renungkan:

1.Mengapa saya lahir ke dunia?
2.Mengapa aku mempunyai bentuk hidup seperti saat ini? (Awam, imam, biarawan/ti?)
3.Mengapa saya mendapat tugas pelayanan seperti saat ini? (Pembimbing rohani, guru, petani, karyawan, pejabat, pilot, dll ?)

Mungkin kebanyakan orang akan mengatakan bahwa itu hanyalah suatu kebetulan, atau itu adalah usaha atau jerih payahnya sendiri.

Bagi kita yang percaya pada Tuhan dan sebagai murid Yesus, harusnya percaya atas sabda Yesus di atas. Bahwasanya kita lahir ke dunia, memiliki bentuk hidup dan pelayanan adalah karena Tuhan telah memilih kita untuk panggilan itu.

Untuk itu, pantaslah bahwa kita senantiasa bersyukur, karena kita telah dipilih untuk menghasilkan buah, buah yang lebat. Dan dengan kesadaran ini, kita akan selalu bersyukur dalam keadaan seperti apapun, dan selalu bersukacita dalam melaksanakan tugas kita. Kita akan memikul salib kita dengan penuh sukacita karena kita tahu Yesus selalu menyertai kita.

Dalam kehidupan dewasa ini, terutama di kota-kota besar seperti Jakarta dan di kota lain di seluruh dunia, sudah terlalu banyak orang yang mengalami depresi. Para dokter dan ahli farmasi mencoba mengatasinya dengan obat-obatan dengan pemahaman bahwa depresi merupakan suatu gejala kelainan dalam otak manusia.
Dengan pemahaman ini, manusia telah mencoba memandang manusia itu sendiri dari aspek yang terlalu sempit, yakni fisik. Aspek rohani dan kehadiran Tuhan dalam diri manusia telah dilupakan.

Bukankah St Paulus mengatakan bahwa tubuh kita adalah bait Roh Kudus ? Bait Allah ? Penolakan kehadiran Allah dalam diri manusia telah mengakibatkan berbagai penyakit dan kekeringan dalam jiwa manusia. Bukankah Yesus mengatakan, bila kamu berada di luar Aku maka kamu akan kering dan tidak berbuah, tidak berguna selain di buang ke dalam api.

Oh Yesus, terimakasih karena Engkau telah memilihku ! Amin

@Stefanus M sitinjak for Lingkungan St Louis