Kamis, 16 Juli 2009

SEJARAH TERBENTUKNYA KITAB SUCI



-->
Firman Allah
· “Rumput menjadi kering, bunga menjadi layu, tetapi firman Allah kita tetap untuk selama-lamanya” (Yes 40:8)
· “Memang masih banyak tanda lain yang dibuat Yesus di depan mata murid-muridNya, yang tidak tercatat dalam kitab ini, tetapi semua yang tercantum di sini telah dicatat, supaya kamu percaya, bahwa Yesuslah Mesias, Anak Allah, dan supaya kamu oleh imanmu memperoleh hidup dalam namaNya.” (Yoh 20: 30-31)
Penafsiran Kitab Suci
Karena firman Allah disampaikan melalui manusia, maka penafsir Kitab Suci harus menyelidiki dengan cermat tentang apa yang akan disampaikan Allah melalui para penulis suci. Jadi cara yang lebih baik membaca kitab suci adalah dengan membaca tafsir yang diberikan oleh penafsir Kitab Suci yang Credible.
Perlu dipahami pula bahwa metoda penyebaran Kitab suci sangat terkait 3 hal yaitu: metoda cetak, terjemahan dan kemampuan baca tulis. Sebelum mesin cetak ditemukan oleh Gutenberg, Kitab suci dicatat dengan tangan dan tidak dapat dipungkiri adanya terjemahan dan salah kutib di sana-sini. Demikian juga penterjemahan dari bahasa aslinya yakni Bahasa Ibrani untuk Perjanjian Lama dan bahasa Latin untuk Perjanjian Baru, sangat membutuhkan kerja keras, namun demikian masih terjadi perbedaan dari makna aslinya.

Perjanjian Lama
Perjanjian lama berawal dari tradisi lisan dan kemudian mulai dituliskan setelah manusia mengalami kemajuan baca tulis. Perjanjian lama dibagi menjadi:
· Kitab Hukum (Pentateukh): Kejadian, Keluaran, Imamat, Bilangan & Ulangan
· Kitab Nabi-Nabi yang terdahulu: Yesaya, Yeremia, Yehezkiel + 12 Nabi: Nabi-nabi yang kemudian
· Tulisan-tulisan Mazmur, Kidung Agung, Pengkhotbah, Ester, Ezra, Nehemia, 1-2 Tawarikh, Amsal, Ruth
Seluruhnya ada 39 Kitab Perjanjian Lama.
DeuteroKanonika
Bagian ini tidak ada pada Kitab Suci Protestan, terdiri dari Kitab: Tobit, Yudit, Tambahan Ester, Kebijaksanaan Salomo, Yesus bin Sirakh, Barukh, Surat Nabi Yeremia, Tambahan Daniel, Kitab Makabe yang pertama dan Kitab Makabe yang kedua.
Perjanjian Baru
Perjanjian Baru terdiri dari 4 tulisan Injil yakni Matius, Markus, Lukas & Yohanes, Kisah Para Rasul, Surat-Surat Paulus, Yakobus, Petrus, Yohanes, Yudas dan Wahyu. Semuanya ada 27 kitab. Injil yang paling tua adalah Injil Markus. Tulisan yang tertua pada perjanjian baru adalah Surat Rasul Paulus yang pertama kepada umat di Tesalonika.
Injil Matius, Markus dan Lukas disebut sebagai Injil sinoptik, karena ceriteranya mirip-mirip, yang diyakini mempunyai cara pandang yang sama terhadap Yesus. Injil Markus diperkirakan juga menjadi sumber dari Injil Matius dan Injil Lukas.
Menurut para ahli Kitab Suci, tidak ada satu Injilpun yang ditulis oleh para rasul secara langsung, bahkan Injil Yohanes tidak ditulis oleh rasul Yohanes dan direvisi redaksinya sampai 5 kali. Kemungkinan besar Injil Yohanes ditulis oleh murid-murid Yohanes. Beberapa surat Paulus, dituliskannya secara langsung.
Perbedaan dengan Kitab Suci Protestan
Absennya Deuterokanonika dalam Kitab Suci orang Protestan merupakan perbedaan satu-satunya. Hal ini disebabkan bahwa protestan mengikuti Kanon Ibrani, sementara Gereja Katolik mengikuti tradisi septuaginta, yakni penterjemahan Kitab suci dari bahasa Ibrani (Perjanjian Lama) dan Yunani (Perjanjian Baru dan Deuterokanonika) ke bahasa latin yang dilakukan oleh 70 orang.
Protestan yang dilahirkan oleh Martin Luther menelurkan prinsip: sola gratia, sola scriptura dan sola fide. Dalam rangka sola scriptura, maka Deuterokanokika dikeluarkan dari Kitab Suci Protestan.
Apokrif
Apokrif berarti tersembunyi. Bagi Gereja Katolik, kitab-kitab Aprokrif adalah kitab-kitab yang berada di luar Kanon Alkitab (PL, PB & DK) dan bagi gereja protestan karena Deuterokanonika tidak termasuk Alkitab, maka disebut juga apokrif.
Injil atau tulisan-tulisan apokrif banyak sekali jumlahnya, dan tidak perlu dipandang secara negatif. Seperti Injil Thomas (The Infacy Gospel of Thomas) menceritakan masa kanak-kanak Yesus hingga berumur 12 tahun. Bahkan nama orang tua Bunda Maria yakni St.Joachim dan St.Anna diketahui dari Injil apokrif yaitu The Proto Gospel of James.
Kanonisasi
Harus disadari bahwa gereja awal tidak lahir karena alkitab, tetapi lahir dari pewartaan Yesus Kristus dan para rasul. Alkitab merupakan dokumen tentang kesaksian iman Gereja Perdana yang mempunyai pengalaman langsung dengan Yesus. Maka pada sekitar tahun 800an Gereja melakukan kanonisasi, dimana dilakukan pemisahan antara tulisan yang dapat diterima sebagai Kitab Suci dan yang tidak. Tulisan yang diterima sebagai Kitab Suci adalah tulisan-tulisan yang mempunyai wibawa ilahi.
Hal mengenai wibawa ilahi dalam kanonisasi ditentukan oleh 4 kriteria yaitu:
1. Apostolitas
Sebuah tulisan harus ditulis oleh seorang rasul atau paling tidak mereka yang mempunyai hubungan dekat dengan para rasul.
2. Kekunoan
Sebuah tulisan harus kuno, dalam arti dekat dengan zaman Yesus. Ini berkaitan dengan poin 1. Maka tulisan yang diterima sebagai Kitab suci adalah tulisan yang dituliskan sebelum tahun 200 M. Injil Barnabas ditulis pada tahun 1200an pada saat perang salib, jadi sudah jelas tidak dapat diterima sebagai Kitab Suci.
3. Katolisitas
Maksudnya sebuah tulisan harus dipakai secara luas oleh komunitas Kristen Pertama.
4. Ortodoks
Sebuah tulisan harus menggambarkan Yesus yang otentik, tidak aneh-aneh.
Dua Tahap Penting
Tahap Perjanjian Baru
Di sini diceriterakan mengenai kedekatan Yesus dengan Allah yang memanggilNya dengan sebutan Bapa. Kalau Yesus menyebut Allah sebagai Bapa, maka wajarlah bahwa Dia adalah Anak Allah. Konsep narasi ini dapat diterima oleh orang Yahudi.
Tahap Sesudah Perjanjian Baru
Persoalan muncul saat agama Kristen menyebar ke dunia Yunani yang gemar bermain definisi. Maka diadakanlah konsili untuk merumuskan yang narasi menjadi definisi, terutama konsili awal di Nicea & Chalehedon.


Tidak ada komentar: