Jumat, 24 Juli 2009

PERTOBATAN

Hakekat Pertobatan
Inti dari pertobatan adalah proses pemeliharaan dan pemurnian relasi dengan Allah yang tidak pernah berakhir, yang harus berlangsung secara terus-menerus. Pertobatan diawali dengan pengalaman seseorang menuju pada Allah dan berpaling dari segala yang menghambat relasinya dengan Allah yakni dosa.

Secara defenisi, pertobatan dapat digambarkan sebagai:
Suatu proses yang rumit dan banyak seginya; tersusun dari peristiwa-peristiwa yang terjadi secara tiba-tiba ataupun bertahap; unik bagi setiap orang/individu, menyangkut suatu “titik balik” (berpaling) atau suatu perubahan pandangan yang mengakibatkan perubahan baik yang bersifat pribadi maupun memasyarakat.

Pertobatan dan Kasih Karunia
Proses pertobatan, selalu didahului dan disertai oleh kasih karunia Allah; tanpa kasih karunia Allah pertobatan tidaklah mngkin. Mengapa orang tidak mengalami pertobatan? Mungkin sebagian disebabkan oleh karena:

• Kita menganggap kasih karunia Allah itu begitu biasa
• Rencana-rencana Allah yang penuh kasih pada kita, sangat berlawanan dengan rencana-rencana kita sendiri.

Selasa, 21 Juli 2009

Kerajaan Allah dan Keselamatan

Kerajaan Allah merupakan sarana menuju keselamatan. Kabar baik Kerajaan Allah inilah yang menjadi pusat pewartaan injil yang dilaksanakan oleh Yesus, dan dilanjutkan oleh para rasul. Juga kita mempunyai kewajiban mewartakan Kerajaan Allah ini, yang merupakan tujuan dari penginjilan.

Yesus bersabda: ‘’Aku harus memberitakan Injil Kerajaan Allah, sebab untuk itulah Aku diutus” (Luk 4:43)

Pengertian Kerajaan Allah Menurut Kitab Suci

Menurut Perjanjian Lama

Dalam perjanjian lama jelas dinyatakan bahwa Allah adalah pencipta segala sesuatu. Dia adalah pemimpin dan telah memilih Israel sebagai KerajaanNya yang khusus. Tahta para raja Israel adalah milik Allah, dialah yang memilih dan menetapkan siapa yang akan duduk di atasnya.

Selanjutnya para nabi perjanjian lama selalu berbicara tentang Kerajaan yang akan datang, yang lebih sempurna dan tidak berkesudahan. Yang dimaksud adalah kerajaan dimana Kristus sebagai Raja, dan Kerajaan itu kekal tak berkesudahan.

Menurut Perjanjian Baru

Dalam perjanjian baru dijelaskan bahwa Kerajaan Allah itu ada di hati manusia. Ini berarti bahwa Allah bertahta dan memerintah dalam hati manusia.

“Juga orang tidak dapat mengatakan: lihat, ia ada di sini atau ia ada di sana! Sebab sesungguhnya Kerajaan Allah ada di antara kamu” (Luk 17:21)

Inilah yang disebut sebagai Kerajaan Allah yang tidak kelihatan.

Kerajaan Allah yang kelihatan adalah kerajaan yang beranggotakan manusia yang percaya dan menerima Allah sebagai Raja. Secara khusus adalah gereja dalam arti sebagai komunitas. Namun dalam hal ini sifatnya lebih universal, yakni manusia yang percaya dan menerima Allah dalam hatinya, dan membiarkan Allah mengatur hidupnya. Jadi gereja bukan dalam pengertian sempit tetapi Katolik yang berarti universal.

Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu (Mat 6:33)

Yesus meminta kepada para pengikutnya supaya berdoa bagi pemerintahan Allah, supaya utuh dan sempurna (Mat 6:10)

Kerajaan Allah di Dunia

Tujuan Kerajaan Allah adalah untuk menyelamatkan manusia dan membebaskannya agar sungguh-sungguh menjadi orang bebas. Beban kemiskinan, tawanan, kebutaan dan hukuman yang ada pada manusia dipatahkan dalam kerajaan Allah.

Yesus adalah jalan menuju kerajaan itu, dan setiap manusia diundangnya untuk masuk. Tawaran Yesus untuk masuk kerajaan itu bukanlah melalui cara paksa tetapi melalui KASIH.

Kerajaan Allah tidak dibatasi oleh tempat, situasi atau waktu. Dia ada di dalam hati dan pikiran setiap orang yang yang menerima Kasih Tuhan dan melaksanakan SabdaNya. Sesungguhnya orang yang masuk dalam Kerajaan Allah mempunyai kebebasan batin yang sejati. Bebas karena terang di dalam dirinya, dan tidak harus meraba-raba jika berjalan.

Akulah terang dunia, barang siapa mengikuti Aku, ia tidak akan berjalan dalam kegelapan, melainkan ia akan mempunyai terang hidup” (Yoh 8:12)

Kuasa Kerajaan Allah

Allah, dengan KerajaanNya memberi 5 kuasa khusus kepada anak-anakNya:

1. Kuasa atas kegelapan/roh jahat/iblis (Luk 10: 17-20, Luk 9:1)

2. Kuasa atas penyakit (Luk 10:9)

3. Kuasa atas dosa. (Mat 18:18)

4. Kuasa atas alam (Mat 14:29)

5. Kuasa atas kematian (Yoh 3:16)

Bagaimana dapat Masuk Kerajaan Allah?

Untuk masuk Kerajaan Allah, syaratnya adalah pertobatan yang sungguh-sungguh. Dengan sakramen permandian, orang Kristen dibenamkan dalam kematian Kristus dan kebangkitan-Nya, sehingga tidak lagi dikuasai oleh dosa, tetapi hidup dalam Roh (Rom 8:9)

Pertobatan itu merupakan suatu proses, dan merupakan keseimbangan pengalaman pribadi dan pengalaman umum. Pribadi berarti menerima pengalaman kasih Allah secara pribadi, dan umum berarti menerapkan kasih Allah ini melalui perbuatan kepada sesama.

Kerajaan Allah dikukuhkan Yesus dalam penjelmaanNya menjadi manusia. Keseimbangan antara kemanusiaanNya dan keAllahan-Nya itu haruslah menjadi teladan keseimbangan iman kita.

‘Jika iman itu tidak disertai dengan perbuatan, maka iman itu pada hakekatnya adalah mati’ (Yak 2 :17)

Keselamatan

Keselamatan berarti “keutuhan”, dengan demikian diselamatkan berarti dibuat menjadi utuh, disembuhkan tubuh, pikiran, jiwa dan roh. Kerajaan Allah adalah karunia keselamatan. Yesus memberikan karunia keselamatan ini sebagai:

1. Kemenangan terhadap kejahatan/setan

2. Pengampunan dosa universal

3. Pembebasan dari segala hal yang menekan atau memperbudak kita

4. Janji hidup kekal

Pengalaman keselamatan inilah yang mendorong seseorang untuk melakukan penginjilan. Jadi penginjilan berarti bahwa seseorang yang telah mengalami cinta kasih Allah mewartakan “Saya mempunyai Kabar Baik!!!”

Keselamatan yang universal

Keselamatan bersifat universal, bahkan ditawarkan kepada orang yang belum mengetahui injil. Menjadi Katolik (universal) berarti: terbuka pada kenyataan, bahwa mungkin ada banyak cara pendekatan yang berbeda kepada Yesus dan bahwa kita jangan memaksa orang-orang hanya ke dalam satu pengalaman khusus.

Memilih-milih itu bukanlah iman yang sejati, kita harus mengutamana “keterbukaan”.

Menghadirkan kerajaan Allah

Sebagai pengikut Yesus kita dipanggil untuk mewartakan Berita Kerajaan yang menyelamatkan ini kepada setiap orang yang kita jumpai. Melalui Yesus, kita diberi Kuasa Roh Kudus untuk membawa Kerajaan ini ke dalam realita hidup sehari-hari.

Menjadi pembawa kabar baik berarti ikut membangun kerajaan-Nya. Jika kita membangun kerajaanNya, kita membawa Kemuliaan Allah.

Sesungguhnya kita dipanggil untuk menerima Kerajaan Allah melalui pertobatan dan selanjutnya dipanggil mewartakan Kerajaan itu dengan menjadi saksi-saksi Allah. Sebelum Yesus naik ke surga inilah PerintahNya:

Pergilah, jadikanlah semua bangsa muridku, babtislah mereka dalam nama Bapa, Putra dan Roh Kudus, ajarilah mereka melakukan apa yang telah Kukatakan kepadamu dan ketahuilah, Aku menyertaimu sampai akhir zaman (Mat 28:18-20)


Kamis, 16 Juli 2009

SEJARAH TERBENTUKNYA KITAB SUCI



-->
Firman Allah
· “Rumput menjadi kering, bunga menjadi layu, tetapi firman Allah kita tetap untuk selama-lamanya” (Yes 40:8)
· “Memang masih banyak tanda lain yang dibuat Yesus di depan mata murid-muridNya, yang tidak tercatat dalam kitab ini, tetapi semua yang tercantum di sini telah dicatat, supaya kamu percaya, bahwa Yesuslah Mesias, Anak Allah, dan supaya kamu oleh imanmu memperoleh hidup dalam namaNya.” (Yoh 20: 30-31)
Penafsiran Kitab Suci
Karena firman Allah disampaikan melalui manusia, maka penafsir Kitab Suci harus menyelidiki dengan cermat tentang apa yang akan disampaikan Allah melalui para penulis suci. Jadi cara yang lebih baik membaca kitab suci adalah dengan membaca tafsir yang diberikan oleh penafsir Kitab Suci yang Credible.
Perlu dipahami pula bahwa metoda penyebaran Kitab suci sangat terkait 3 hal yaitu: metoda cetak, terjemahan dan kemampuan baca tulis. Sebelum mesin cetak ditemukan oleh Gutenberg, Kitab suci dicatat dengan tangan dan tidak dapat dipungkiri adanya terjemahan dan salah kutib di sana-sini. Demikian juga penterjemahan dari bahasa aslinya yakni Bahasa Ibrani untuk Perjanjian Lama dan bahasa Latin untuk Perjanjian Baru, sangat membutuhkan kerja keras, namun demikian masih terjadi perbedaan dari makna aslinya.

Perjanjian Lama
Perjanjian lama berawal dari tradisi lisan dan kemudian mulai dituliskan setelah manusia mengalami kemajuan baca tulis. Perjanjian lama dibagi menjadi:
· Kitab Hukum (Pentateukh): Kejadian, Keluaran, Imamat, Bilangan & Ulangan
· Kitab Nabi-Nabi yang terdahulu: Yesaya, Yeremia, Yehezkiel + 12 Nabi: Nabi-nabi yang kemudian
· Tulisan-tulisan Mazmur, Kidung Agung, Pengkhotbah, Ester, Ezra, Nehemia, 1-2 Tawarikh, Amsal, Ruth
Seluruhnya ada 39 Kitab Perjanjian Lama.
DeuteroKanonika
Bagian ini tidak ada pada Kitab Suci Protestan, terdiri dari Kitab: Tobit, Yudit, Tambahan Ester, Kebijaksanaan Salomo, Yesus bin Sirakh, Barukh, Surat Nabi Yeremia, Tambahan Daniel, Kitab Makabe yang pertama dan Kitab Makabe yang kedua.
Perjanjian Baru
Perjanjian Baru terdiri dari 4 tulisan Injil yakni Matius, Markus, Lukas & Yohanes, Kisah Para Rasul, Surat-Surat Paulus, Yakobus, Petrus, Yohanes, Yudas dan Wahyu. Semuanya ada 27 kitab. Injil yang paling tua adalah Injil Markus. Tulisan yang tertua pada perjanjian baru adalah Surat Rasul Paulus yang pertama kepada umat di Tesalonika.
Injil Matius, Markus dan Lukas disebut sebagai Injil sinoptik, karena ceriteranya mirip-mirip, yang diyakini mempunyai cara pandang yang sama terhadap Yesus. Injil Markus diperkirakan juga menjadi sumber dari Injil Matius dan Injil Lukas.
Menurut para ahli Kitab Suci, tidak ada satu Injilpun yang ditulis oleh para rasul secara langsung, bahkan Injil Yohanes tidak ditulis oleh rasul Yohanes dan direvisi redaksinya sampai 5 kali. Kemungkinan besar Injil Yohanes ditulis oleh murid-murid Yohanes. Beberapa surat Paulus, dituliskannya secara langsung.
Perbedaan dengan Kitab Suci Protestan
Absennya Deuterokanonika dalam Kitab Suci orang Protestan merupakan perbedaan satu-satunya. Hal ini disebabkan bahwa protestan mengikuti Kanon Ibrani, sementara Gereja Katolik mengikuti tradisi septuaginta, yakni penterjemahan Kitab suci dari bahasa Ibrani (Perjanjian Lama) dan Yunani (Perjanjian Baru dan Deuterokanonika) ke bahasa latin yang dilakukan oleh 70 orang.
Protestan yang dilahirkan oleh Martin Luther menelurkan prinsip: sola gratia, sola scriptura dan sola fide. Dalam rangka sola scriptura, maka Deuterokanokika dikeluarkan dari Kitab Suci Protestan.
Apokrif
Apokrif berarti tersembunyi. Bagi Gereja Katolik, kitab-kitab Aprokrif adalah kitab-kitab yang berada di luar Kanon Alkitab (PL, PB & DK) dan bagi gereja protestan karena Deuterokanonika tidak termasuk Alkitab, maka disebut juga apokrif.
Injil atau tulisan-tulisan apokrif banyak sekali jumlahnya, dan tidak perlu dipandang secara negatif. Seperti Injil Thomas (The Infacy Gospel of Thomas) menceritakan masa kanak-kanak Yesus hingga berumur 12 tahun. Bahkan nama orang tua Bunda Maria yakni St.Joachim dan St.Anna diketahui dari Injil apokrif yaitu The Proto Gospel of James.
Kanonisasi
Harus disadari bahwa gereja awal tidak lahir karena alkitab, tetapi lahir dari pewartaan Yesus Kristus dan para rasul. Alkitab merupakan dokumen tentang kesaksian iman Gereja Perdana yang mempunyai pengalaman langsung dengan Yesus. Maka pada sekitar tahun 800an Gereja melakukan kanonisasi, dimana dilakukan pemisahan antara tulisan yang dapat diterima sebagai Kitab Suci dan yang tidak. Tulisan yang diterima sebagai Kitab Suci adalah tulisan-tulisan yang mempunyai wibawa ilahi.
Hal mengenai wibawa ilahi dalam kanonisasi ditentukan oleh 4 kriteria yaitu:
1. Apostolitas
Sebuah tulisan harus ditulis oleh seorang rasul atau paling tidak mereka yang mempunyai hubungan dekat dengan para rasul.
2. Kekunoan
Sebuah tulisan harus kuno, dalam arti dekat dengan zaman Yesus. Ini berkaitan dengan poin 1. Maka tulisan yang diterima sebagai Kitab suci adalah tulisan yang dituliskan sebelum tahun 200 M. Injil Barnabas ditulis pada tahun 1200an pada saat perang salib, jadi sudah jelas tidak dapat diterima sebagai Kitab Suci.
3. Katolisitas
Maksudnya sebuah tulisan harus dipakai secara luas oleh komunitas Kristen Pertama.
4. Ortodoks
Sebuah tulisan harus menggambarkan Yesus yang otentik, tidak aneh-aneh.
Dua Tahap Penting
Tahap Perjanjian Baru
Di sini diceriterakan mengenai kedekatan Yesus dengan Allah yang memanggilNya dengan sebutan Bapa. Kalau Yesus menyebut Allah sebagai Bapa, maka wajarlah bahwa Dia adalah Anak Allah. Konsep narasi ini dapat diterima oleh orang Yahudi.
Tahap Sesudah Perjanjian Baru
Persoalan muncul saat agama Kristen menyebar ke dunia Yunani yang gemar bermain definisi. Maka diadakanlah konsili untuk merumuskan yang narasi menjadi definisi, terutama konsili awal di Nicea & Chalehedon.


Selasa, 14 Juli 2009

TUGAS MEWARTAKAN INJIL


Firman Allah

Yesus mendekati mereka dan berkata: “KepadaKu telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi. Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa muridKu, dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Putera dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa samapi kepada akhir zaman” (Mat 28: 18-20)


Sabda Yesus ini telah menjadi instruksi yang amat penting bagi semua pengikutnya, yakni gereja dan setiap anggotanya yang juga adalah gereja secara individu. Yesus telah memulai mewartakan injil dan kini tugas kita untuk melanjutkannya.


Bapa Suci Paulus VI telah menerbitkan Evangelii Nuntiandi sebagai panduan untuk mewartakan injil. Digariskan, bahwa gereja lahir sebagai buah dari pewartaan injil, maka dari itu gereja harus melanjutkan pewartaan injil di segala zaman sehingga apa yang difirmankan Yesus menjadi kenyataan.


Metoda-metoda pewartaan injil atau evangelisasi dapat dilakukan dengan cara:

a) Kesaksian hidup

b) Suatu khotbah yang hidup

c) Liturgi sabda

d) Katakese

e) Menggunakan media massa & internet

f) Kontak pribadi

g) Peranan sakramen-sakramen

h) Kesalehan yang merakyat

i) Berbagai sarana lain yang cocok


Sangat perlu dipahami bahwa kita adalah pembawa Kabar Baik akan Kerajaan Allah dan keselamatan. Jadi harus dilakukan dengan cinta kasih dan tidak pernah dapat dilakukan dengan kekerasan atau pemaksaan.

Kita hanya menabur, biarkan Tuhan yang membuatnya tumbuh dan berlipat ganda.