Senin, 28 September 2009

Yang Terbesar , Yang Melayani


Jika berbicara mengenai “yang terbesar”, biasanya orang akan terpikir dengan pemimpin, presiden, pejabat, leader dan sejenisnya. Pandangan ini tentunya tidak salah, alias benar. Tapi jika kita berbicara dengan “yang melayani”, kita pasti berbikir dengan office boy, pembantu rumah tangga, pelayan toko, waitress dan sebagainya.
Dalam banyak hal dalam kehidupan manusia, memang yang terbesarlah yang dilayani dan bukan yang melayani. Lalu apa yang terjadi? Muncullah istilah bos, yang maunya dilayani. Lebih disayangkan lagi, bos mulai banyak maunya.

Coba kita pikirkan, kita menikmati banyak hal secara gratis, katakan saja yang palin mendasar adalah udara bebas yang kita hirup setiap saat. Udara tersedia bagi kita, berarti ada yang menyediakan, ada yang melayani. Lalu siapa yang memberikan pelayanan itu? Pastilah Dia sang Maha Pencipta, yang melayani kita dengan penuh kasih. Dialah Yang Terbesar dalam arti yang sesungguhnya.

Nah, bagaimana sekarang, apakah kita mau menjadi pelayan? Jika kita mau menjadi yang terbesar secara personal, maupun secara organisasi, maka kita harus rela melayani, bahkan bukan sekedar melayani, tetapi “melayani dengan penuh kegairahan”.

Selamat menjadi yang terbesar dengan menjadi pelayan bagi semuanya.

Salam,
Stefanus Manuntun Sitinjak

Tidak ada komentar: