Padre Pio yang terkasih,
Hari ini aku datang untuk menyatukan doaku bersama dengan ribuan doa yang dipersembahkan kepadamu setiap hari oleh mereka yang mencintai dan menghormatimu, Mereka memohon pengobatan dan penyembuhan, berkat bagi jasmani dan rohani, serta damai bagi jiwa dan raga. Dan karena persahabatanmu dengan Allah, maka Ia menyembuhkan mereka yang kau doakan kesembuhannya dan mengampuni mereka yang kau ampuni.
Berkat luka-luka salibmu yang tampak nyata dan telah kau derita selama 50 tahun, kami mengetahui bahwa engkau adalah yang terpilih pada masa kini untuk memuliakan Yesus yang disalibkan. Karena banyak gereja, tabernakel dan salib yang telah digantikan dengan lambang-lambang lain, kami mohon bawalah semuanya itu kembali ke tengah-tengah kami, supaya kami dapat mengakuinya sebagai tanda-tanda keselamatan yang sejati.
Dengan penuh kasih kami mengenang luka-luka yang menusuk tangan, kaki dan lambungmu, bukan hanya pada darahmu yang mengalir keluar secara menyakitkan, tetapi juga senyumanmu dan sapaan keharuman bunga sebagai tanda kehadiranmu yang tak terlihat, wewangian kesucian.
Padre Pio semoga penyembuhan bagi penderita sakit menjadi tanda kepastian bahwa Tuhan telah mengundangmu untuk bersatu dalam persekutuan para kudus. Karena kebaikan hatimu, tolonglah aku dalam permohonan khusus ini:
...sebutkan permohonan...
Berkatilah aku dan semua yang kukasihi, dalam nama Bapa dan Putera dan Roh Kudus, Amin
Imprimatur: Mgr Eduardus Sansung, SVD, Uskup Ruteng, Ruteng 14 Juni 2002
Ditulis kembali di Violet Hotel Yogyakarta oleh Stefanus Manuntun Sitinjak, Yogyakarta 20 November 2021
Tidak ada komentar:
Posting Komentar