Senin, 10 November 2025

Hati yang Tulus, Iman yang Hidup

✝️ Renungan Firman Tuhan Hari Ini: Hati yang Tulus, Iman yang Hidup

Senin, 10 November 2025 – Peringatan Wajib Santo Leo Agung, Paus dan Pujangga Gereja
Bacaan: Kebijaksanaan 1:1–7; Mazmur 139:1–10; Lukas 17:1–6


Bacaan hari ini mengingatkan kita bahwa Tuhan mengenal isi hati kita sepenuhnya. Kitab Kebijaksanaan menegaskan, “Roh Tuhan memenuhi seluruh dunia dan mengetahui setiap suara,” sementara Mazmur menyatakan, “Tuhan, Engkau menyelidiki dan mengenal aku.”

Yesus dalam Injil mengajak kita untuk hidup setia di hadapan Tuhan: tidak menjadi batu sandungan, selalu siap mengampuni, dan memiliki iman sebesar biji sesawi. Iman yang kecil tapi tulus mampu menggerakkan hal-hal besar karena bersumber dari hati yang percaya dan bersih.

Hidup dalam ketulusan, kesadaran akan hadirat Tuhan, dan pengampunan tanpa batas — itulah wujud iman sejati yang menyenangkan hati Allah.


Doa:
Tuhan, Engkau mengenal aku sepenuhnya.
Sucikanlah hatiku agar tulus,
kuat mengampuni, dan setia percaya pada kasih-Mu.
Amin.

Tuhan memberkati kita semua ❤️,
Manuntun Sitinjak

Sabtu, 08 November 2025

Setia Dalam Perkara-Perkara Kecil


Renungan Hari Ini: Setia Dalam Perkara-Perkara Kecil

📖 Bacaan: Roma 16:3–9,16,22–27; Mazmur 145:2–3,4–5,10–11; Lukas 16:9–15

Dalam bacaan pertama, Rasul Paulus menutup suratnya dengan ucapan syukur dan salam kepada para sahabat sepelayanannya. Ia mengakui bahwa pelayanan yang dijalaninya bukan karena kehebatan diri, melainkan anugerah Tuhan yang meneguhkan. Paulus mengajarkan bahwa setiap orang dipanggil untuk menjadi alat kasih Tuhan di mana pun ia ditempatkan.

Mazmur hari ini mengajak kita untuk terus memuji Tuhan setiap hari. Hati yang bersyukur dan setia dalam pelayanan menjadi bentuk nyata dari kasih dan iman kita kepada-Nya.

Dalam Injil, Yesus menegaskan pentingnya kesetiaan dalam perkara kecil: “Barangsiapa setia dalam perkara kecil, ia juga setia dalam perkara besar.” Tuhan melihat ketulusan dan tanggung jawab kita, bahkan dalam hal-hal sederhana. Kesetiaan kecil setiap hari adalah jalan menuju kepercayaan besar dari Tuhan.

🙏 Doa:
Tuhan Yesus, ajarlah kami untuk setia dalam hal-hal kecil yang Engkau percayakan. Bentuklah hati kami agar jujur, rendah hati, dan berkenan di hadapan-Mu. Jadikan setiap langkah hidup kami persembahan kasih bagi-Mu. Amin.

Tuhan memberkati kita semua ❤️
Manuntun Sitinjak


Jumat, 07 November 2025

Hidup Setia dan Bermakna bagi Kemuliaan Tuhan


Renungan Hari Ini: Hidup Setia dan Bermakna bagi Kemuliaan Tuhan

📖 Bacaan: Roma 15:14–21; Mazmur 98:1,2–3ab,3cd–4; Lukas 16:1–8

Rasul Paulus dalam suratnya kepada jemaat di Roma menegaskan bahwa pelayanannya semata-mata untuk memuliakan Kristus. Ia menyadari bahwa segala karunia dan keberhasilan datang dari Tuhan, dan karena itu hidupnya diarahkan untuk membawa banyak orang mengenal kasih Allah.

Dalam Injil, Yesus menyampaikan perumpamaan tentang pengurus yang harus mempertanggungjawabkan pekerjaannya. Ia memang tidak jujur, tetapi dipuji karena kecerdasannya dalam bertindak cepat. Pesannya jelas: hidup adalah tanggung jawab dan kesempatan untuk berkarya bagi Tuhan. Kita diajak menggunakan waktu, talenta, dan kesempatan dengan setia, bijaksana, dan penuh makna — bukan demi kepentingan diri, melainkan bagi kemuliaan Tuhan.

Mazmur hari ini mengingatkan kita untuk bersyukur dan bernyanyi bagi Tuhan yang telah menyatakan keselamatan-Nya. Hidup yang dijalani dengan kesetiaan dan rasa syukur adalah lagu indah yang memuliakan Tuhan.

🙏 Doa:
Tuhan Yesus yang penuh kasih, ajarlah kami untuk hidup setia dan bermakna setiap hari. Bimbing kami agar mampu menggunakan waktu dan talenta kami untuk melayani dan memuliakan nama-Mu. Jadikan hidup kami pantulan kasih dan kebaikan-Mu di dunia ini. Amin.

Tuhan memberkati kita semua ❤️
Manuntun Sitinjak

Kamis, 06 November 2025

Sukacita Karena Pertobatan, Renungan Hari Jni



Renungan Hari Ini: Sukacita Karena Pertobatan

📖 Bacaan: Roma 14:7–12; Mazmur 27:1,4,13–14; Lukas 15:1–10

Santo Paulus menegaskan bahwa “tidak ada seorang pun di antara kita yang hidup untuk dirinya sendiri… sebab jika kita hidup, kita hidup untuk Tuhan; dan jika kita mati, kita mati untuk Tuhan.” (Roma 14:7–8). Hidup kita sepenuhnya milik Allah. Dalam Injil, Yesus menggambarkan kasih Bapa yang mencari satu domba yang hilang dan bersukacita ketika ia ditemukan. Begitu berharganya setiap jiwa di mata Tuhan. Mazmur mengajak kita percaya: “Tuhan adalah terangku dan keselamatanku.”

Mari kita bertobat setiap hari dan membiarkan kasih Tuhan menuntun langkah kita menuju sukacita sejati di surga.

🙏 Doa:
Tuhan Yesus yang penuh kasih, terima kasih karena Engkau tidak pernah berhenti mencari kami saat kami tersesat. Berilah kami hati yang lembut untuk selalu mau bertobat dan kembali kepada-Mu. Jadikan hidup kami alat kasih dan sukacita-Mu di dunia ini. Amin.

Tuhan memberkati kita semua ❤️
Manuntun Sitinjak

Jumat, 12 September 2025

Refleksi Diri dan Hidup Serupa Kristus

Renungan Firman Tuhan Hari Ini: Refleksi Diri dan Hidup Serupa Kristus
Bacaan: 1 Timotius 1:1–2, 12–14; Mazmur 16:1–2a.5.7–8.11; Lukas 6:39–42

Paulus jujur mengakui masa lalunya yang penuh dosa, namun kasih karunia Kristus mengubahnya menjadi rasul yang setia. Ini tanda bahwa rahmat Allah lebih besar daripada masa lalu kita.

Mazmur hari ini meneguhkan: “Jagalah aku, ya Allah, sebab pada-Mu aku berlindung.” Allah adalah satu-satunya tempat aman, yang selalu menunjukkan jalan kehidupan.

Yesus mengingatkan kita untuk lebih dulu melihat balok dalam diri sendiri daripada sibuk dengan selumbar di mata orang lain. Artinya, kita dipanggil untuk rendah hati, berani introspeksi, dan belajar terus-menerus agar semakin serupa dengan Kristus.

Doa:
Tuhan Yesus, ajarilah aku melihat kelemahanku sendiri sebelum menilai sesama. Bentuklah aku setiap hari dengan kasih-Mu, supaya hidupku semakin serupa dengan Engkau. Amin.

Tuhan memberkati kita semua ❤️
Manuntun Sitinjak
#renungan #sabda

Rabu, 27 Agustus 2025

Jangan Balas Kejahatan, Hidup dalam Damai

Renungan Firman Tuhan: Jangan Balas Kejahatan, Hidup dalam Damai

📖 Bacaan: Matius 5:44; Roma 12:17–21; 1 Petrus 3:9; Filipi 4:6–8

Naluri manusia sering mendorong kita membalas kejahatan dengan kejahatan. Tetapi Yesus berkata: “Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu” (Mat 5:44). Paulus mengingatkan, “Janganlah membalas kejahatan dengan kejahatan… janganlah kamu kalah terhadap kejahatan, tetapi kalahkanlah kejahatan dengan kebaikan” (Rm 12:17,21). Rasul Petrus kemudian melengkapi ajaran ini: “Janganlah membalas kejahatan dengan kejahatan atau cacian dengan cacian, tetapi sebaliknya: hendaklah kamu memberkati, karena untuk itulah kamu dipanggil” (1 Ptr 3:9).

Semua ini hanya mungkin dijalani bila hati kita dipenuhi damai sejahtera Allah. Karena itu Paulus berkata, “Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apa pun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan ucapan syukur” (Flp 4:6). Saat kita menyerahkan rasa sakit, dendam, dan kekuatiran kepada Tuhan, damai sejahtera-Nya yang melampaui akal akan menjaga hati kita (Flp 4:7). Lalu pikiran kita diarahkan untuk terus tertuju pada hal-hal yang benar, adil, suci, indah, dan patut dipuji (Flp 4:8).

Dengan demikian, kita dimampukan bukan hanya menolak membalas kejahatan, tetapi melangkah lebih jauh: menjadi saluran kasih, berkat, dan damai di tengah dunia yang sering penuh kebencian. Inilah panggilan kita: hidup berbeda, karena Kristus telah lebih dahulu mengasihi kita.

Doa:
Tuhan, ajar aku menyerahkan semua rasa sakit dan kekuatiranku kepada-Mu. Jagalah hatiku dengan damai-Mu, supaya aku tidak membalas kejahatan dengan kejahatan, melainkan tetap mengasihi, memberkati, dan mendoakan. Jadikan aku saluran kasih-Mu setiap hari. Amin.

Tuhan memberkati kita semua ❤️,
Manuntun Sitinjak


Senin, 25 Agustus 2025

Iman Nyata, Bukan Kepura-puraan

Renungan Firman Tuhan Hari Ini: Iman Nyata, Bukan Kepura-puraan

Bacaan Pertama: 1 Tesalonika 1:2-10
Injil: Matius 23:13-22

Dalam bacaan pertama, Paulus memuji jemaat Tesalonika karena iman mereka nyata dalam perbuatan, kasih mereka tampak dalam usaha, dan pengharapan mereka teguh di tengah tantangan. Hidup mereka menjadi teladan, bukan hanya bagi diri sendiri, tetapi juga bagi banyak orang.

Sebaliknya, Injil hari ini memperlihatkan teguran keras Yesus kepada ahli Taurat dan orang Farisi. Mereka dianggap menutup pintu Kerajaan Surga karena kemunafikan, doa panjang hanya untuk pencitraan, bahkan sampai “menelan rumah janda-janda.” Artinya, mereka tampak religius, tetapi justru merugikan orang kecil dan lemah.

Kedua bacaan ini mengajarkan kita satu pesan penting: iman sejati harus tampak dalam kasih dan ketulusan, bukan sekadar penampilan luar. Iman yang benar membuka jalan bagi sesama untuk semakin dekat dengan Tuhan, bukan sebaliknya.

Hari ini kita diingatkan: Apakah hidup kita menjadi teladan seperti jemaat Tesalonika, atau justru jadi penghalang seperti kaum Farisi? Tuhan memanggil kita untuk sungguh-sungguh hidup dalam kasih dan integritas, sehingga kehadiran kita menjadi terang dan pintu menuju Kerajaan Surga bagi sesama.

Doa:
Tuhan Yesus, tolonglah aku untuk hidup dengan iman yang nyata, kasih yang tulus, dan harapan yang teguh. Jauhkan aku dari sikap munafik, agar hidupku selalu membuka jalan bagi sesama menuju Engkau. Amin.

Tuhan memberkati kita semua ❤️,
Manuntun Sitinjak

#renungan #sabda