Minggu, 27 September 2015

MISA DI GERAJA SANTA MARIA GUNUNGSITOLI NIAS - sebuah kesan

Pagi ini,  Minggu 27 September, saya mengikuti misa pertama pukul 07.00 tepat waktu setempat.
Saya sudah bersiap dari pukul 5 pagi karena kemarin di hotel Nasional, Pak Paulus Halawa memberi tahu kalau misa hari Minggu jam 7 dan jam 9. Dan menurut beliau misa pkl 07.00 dalam bahasa Nias.
Limabelas menit sebelum pkl 07.00 saya sudah sampai di gereja dan siap-siap untuk mengikuti misa dalam bahasa Nias, walau saya tidak mengeerti bahasa Nias kecuali "Yahowu" :). Setelah memilih bangku untuk duduk saya langsung berlutut dan berdoa.
Ternyata memasuki lagu pembukaan, ternyata lagunya Bahasa Indonesia dari Madah Bakti, lalu kemudian dilanjutkan dengan Pembukaan dalam tanda Salib. Dan betul, misa berlangsung dengan Bahasa Indonesia, sehingga saya bisa lebih menyimak pesan-pesan liturgi termasuk khotbah yang disampaikan oleh seorang Romo kapusin asal Nias (kalau tidak salah marga Halawa).
Begitu menyayikan lagu pembukaan, saya sungguh merasakan kehadiran dan rangkulan Tuhan Yesus, sehingga air mata saya seolah akan tumpah. Dan memasuki liturgi tobat, tanpa saya sadari, airmata sudah membasahi pipi saya. Aku percaya Bunda Maria tersenyum dan merangkul saya selama misa :).  Terima kasih Bunda Maria.
Misa berlangsung sangat hikmat dan para petugas yang kebanyakan anak-anak muda, sangat bersemangat dan terlihat sangat berpengalaman dan rapih.
Pastor menyampaikan khotbah dengan sangat jelas dan menyentuh. Bacaan Kitab Suci dari Bil. 11:25-29; Yak. 5:1-6; Mrk. 9:38-43,45,47-48  .
Mazmur dari Mzm. 19:8,10,12-13,14; dengan referen "SabdaMu ya Tuhan adalah Roh dan Kehidupan". Sungguh semuanya terasa benar-benar menyentuh dan hidup.
Intisari dari khotbah yang disampaikan oleh Pastor adalah:
  1.  Bahwa Seluruh tubuh, jiwa, roh dah kehidupan seorang manusia haruslah seutuhnya menjadi saluran berkat bagi sesama
  2. Sebagai murid Kristus, orang Katolik harus mencintai Yesus dengan menuruti perintahNya, yaitu: "Mencintai Tuhan dengan segenap hati, segenap pikiran dan segenap kekuatan, dan mencintai sesama seperti diri sendiri".
  3. Selayaknyalah kita menghargai orang lain dan kelompok lain, dan tidak menganggap diri lebih dari orang lain, atau kelompok sendiri melebihi kelompok lain.
Dalam doa umat, Pastor menyampaikan suatu doa permohonan yang sangat indah yaitu berdoa untuk saudara-saudara yang menjadi korban atas insiden di Mina (aksi saling dorong jamaah haji saat lempar jumroh dalam ibadah haji di Mina).

Saya sangat bersyukur dapat mengikuti misa dan menyambut hosti dalam komuni kudus hari ini dan senang sekali saya dapat menyambutnya bersama saudara-dan saudari di Gunungsitoli Nias ini. Semoga suatu saat saya dapat melakukan sesuatu yang berharga untuk melayani saudara-dan saudari yang ada di sini.

Setelah misa selesai saya keluar gereja dan sejenak memandang 3 lonceng besar yang sedang bergoyang dan mengeluarkan bunyi yang sangat nyaring, seolah suara para malaikat yang mengagungkan nama Tuhan, atas karya keselamatan yang boleh berlangsung dan berkembang di Pulau Nias.

Sekian dulu sharing saya saudaraku, Tuhan Yesus memberkati anda semua.
Bunda Maria yang baik hati, mohonkanlah berkat dari  Yesus Kristus puteramu untuk diberikan berlimpah-limpah untuk kemajuan, kesejahteraan dan kedamaian di Nias, Indonesa dan seluruh dunia. Amin

Stefanus Manuntun Sitinjak
dari Hotel Nasional Gunungsitoli Nias :)